Monday 12 July 2010

'Dirikanlah' Sholat

Sholat, disematkan dengan kata "mendirikan". Anda akan berkata "mendirikan sholat".
Tetapi Anda tidak mengatakan, "mendirikan zakat, puasa atau haji". Namun, berapa ramai orang yang mengerjakan sholat, tetapi tidak mendirikannya. Berapa ramai orang yang mengerjakan sholat, tapi tidak ada kebaikan di dalamnya. Maha Suci Allah yang telah mengancam orang yang mengerjakan sholat, tetapi tidak mendirikannya.

Allah berfirman :
" Maka celakalah orang-orang yang sholat, namun lalai dalam sholatnya. "
[Al-Ma'un :4-5]

Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan sholat, akan tetapi tidak mendirikannya. Mereka melakukan gerakan-gerakan sholat dan melafazkan do'a-do'anya, akan tetapi hatinya tidak hidup dalam sholat, jiwa mereka tidak hadir dalam hakikat sholat, dan hakikat yang tersimpan dalam bacaan do'a serta tasbih. Mereka mengerjakan sholat karena supaya dilihat kepada orang lain, sehingga sholatnya tidak meninggalkan apa-apa kesan dalam hati serta amalan perbuatan mereka. Hanya lelah yang didapat. Sia-sialah sholat mereka. Bahkan, merupakan perbuatan yang akan mnyemarakkan kemurkaan.
Waspadalah agar tidak termasuk ke dalam kategori ini.

Yang dimaksud mendirikan sholat adalah menghadirkan hakikat sholat dan berdiri menghadap Allah Yang Maha Esa.
Tentang mendirikan sholat, Ibn al-Qayyim berkata bahwa di antara sekian ramai jumlah manusia, hanya sedikit orang yang melaksanakan sholat. Orang yang mendirikan sholat lebih sedikit lagi. Yaitu orang yang menjadikan sholatnya seumpama musim semi bagi hatinya, kehidupan, kelapangan serta penyejuk pandangannya, pengusir gelisah, penawar resah, serta penghibur dikala datang berbagai cobaan hidup. Tidak seperti orang yang menjadikan sholatnya sebagai hambatan bagi hatinya yang menghalangi kebebasan serta menganggapnya tugas dan bebanan baginya.

Sungguh, sholat sangatlah berat bagi orang-orang semacam ini.
Sebagaimana firman Allah ta'ala :
" Maka datanglah sesudah mereka generasi yang mengabaikan sholat dan memperturutkan hawa nafsu mereka, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. "
[Maryam : 59]

Para ahli tafsir bersepakat bahwa maksud dari ' mengabaikan ' (adha'u) disini bukanlah meninggalkan sholat sama sekali atau membantah kewajiban untuk melaksanakannya. Melainkan, bermaksud mengerjakan sholat dengan ' tidak sempurna ' , sama ada dari segi syarat, kesucian, waktu, dan kekhusyukan.
Inilah generasi yang berdosa lagi celaka, yang diancam Allah dengan kesesatan di dunia dan akhirat.

Ibn al-Qayyim menyebutkan tingkatan manusia dalam sholat.
Mari kita lihat, termasuk dalam tingkatan yang mana kedudukan kita ?

Pertama : orang yang berbuat aniaya pada dirinya sendiri dan kurang ajar. Yaitu orang yang tidak menyempurnakan wudhu, melalaikan waktu sholat, syarat, serta rukunnya.

Ke-dua : orang yang menepati dan menjaga waktu sholat, syarat, rukun juga wudhunya. Namun, dia telah melalaikan perjuangan melawan was-was dan bisikan-bisikan. Maka, tenggelamlah dalam bisikan serta lamunannya.

Ke-tiga : orang yang menepati dan menjaga waktu sholat, syarat, rukun dan wudhunya. Dia juga berjuang memerangi was-was, bisikan, serta lamunan. Dia sibuk dengan mujahadah memerangi musuhnya agar tidak 'mencuri' sholatnya. Pada keadaan demikian, dia sholat sekaligus sedang berjihad.

Ke-empat : orang yang jika berdiri mengerjakan sholat, dia menyempurnakan hak dan ketentuannya. Hatinya hanyut dalam usaha menjaga ketentuan serta hak sholat agar tidak satupun yang dilalaikan darinya. Bahkan, semua usahanya dicurahkan untuk dapat mendirikan sholat sebagaimana mestinya serta menyempurnakannya. Hatinya hanya tenggelam dalam urusan-urusan sholat dan penghambaan kepada Zat Yang Maha Suci dan Maha Tinggi.

Ke-lima : orang yang jika mengerjakan sholat membawa hati dan meletakannya di antara tangan Tuhan. Dengan sepenuh hati dia memandang dan mencari-Nya. Hatinya penuh dengan cinta serta mengagungkan-Nya, seolah dia sedang melihat dan menyaksikan-Nya. Segala bisikan dan detikan dalam hati telah lenyap, dan terangkatlah hijab antara dirinya dengan Tuhannya.
Inilah sholat yang paling agung dan utama diantara sholat-sholat yang lain. Sholat yang demikian, melebihi keagungan segala yang ada di antara langit dan bumi.

Kategori pertama, mendapat hukuman. Kategori kedua, masih diperhitungkan. Kategori ketiga, menjadi penebus kesalahan-kesalahannya. Kategori keempat, mendapat pahala. Dan kategori kelima, mendekatkannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala, karena itu merupakan balasan bagi orang yang menjadikan sholat sebagai penyejuk jiwanya.
Sesiapa yang hatinya merasa teduh dengan sholatnya di dunia, maka hatinya akan teduh pula ketika berhampiran dengan Allah di akhirat kelak dan juga di dunia ini. Sesiapa yang hatinya merasa sejuk berada di sisi Allah, maka teduhlah semua hati bersamanya. Sesiapa yang tidak teduh hatinya berada di sisi Allah, putuslah jiwanya, dan di dunia ini pasti merugi.

Saudaraku sekalian, jika kita telah mampu mengusir bisikan-bisikan dan menolaknya, maka kita telah mendekati sholat yang menyejukkan jiwa. Sebaliknya, jika kita dikalahkan oleh bisikan serta godaan, maka telah turunlah derajat sholat kita hingga pada kategori orang yang berbuat aniaya pada diri sendiri.

Ingatlah, bahwa sholat adalah amal ibadah yang PERTAMA kali dihisab.
Sholat adalah KEPALA dari segala amal ibadah dan PEMBUKA di hari perhitungan nanti. Jika seseorang telah beruntung dan selamat dalam perhitungan ini, maka dia akan selamat pada perhitungan amal-amal selanjutnya. Sebab, diterima atau tidaknya semua amalan itu bergantung pada sholat.
Sebagaimana yang dikatakan, bahwa AWAL dari keberhasilanlah yang mengantarkan kepada AKHIR keberhasilannya pula. Jika kepala sehat, niscaya tidak ada beban penyakit pada seluruh tubuh.
Sholat merupakan tiang dari atap berupa agama Islam. Jika tiang-tiang itu runtuh, jatuhlah atap tersebut.

SHOLATLAH....SHOLATLAH....
.SHOLATLAH.....
BERDIRILAH DENGAN SEPENUH HATI.

No comments:

Post a Comment