Showing posts with label SHALAT. Show all posts
Showing posts with label SHALAT. Show all posts

Saturday 31 December 2011

Sebaik-baik Shaf Shalat.

Sebaik-baik Shaf Shalat.
"Khairu Shufuf al-rijal awwaluha wa khiru shufuf al-nisa' akhiruha."
yang artinya:
"Sebaik-baik shaf shalat laki-laki adalah yang terdepan dan sebaik-baik shaf shalat perempuan adalah yang terbelakang.
Hadits riwayat dari:
-Abu Hurairah.
-Abu Umamah.
-Fatimah binti Qais.
-Ibn Abbas.
-Anas.
-Umar ibn Khattab.



Kalau membaca hadits di atas teringatlah kita ketika Rasulullah SAW di masjid Nabawi yang sederhana dan bersahaja, tidak ada tabir dan belum dibangun bersusun seperti dewasa ini.

Paparan yang sedemikian ini disebut Sya'nul Wurud ( kondisi riil saat Nabi menyampaikan sebuah pesan ).
Belum algi pakaian yang digunakan oleh kebanyakan laki-laki yang sampai tengah betis, sehingga pada pelaksanaan shalat jama'ah ketika bangun untuk melaksanakan rakaat berikutnya, pihak wanita dinasehati oleh Rasulullah supaya tidak langsung ikut berdiri, melainkan menunggu kaum lelaki benar-benar telah berdiri tegak.

Tentu laki-laki yang berdiri pada shaf terdepan merasa aman dari terlihatnya aurat oleh kaum wanita.
Hal itu tentu berbeda ketika seseorang berada pada shaf terbelakang, yang konsentrasinya akan terasa risih bila auratnya terlihat oleh wanita yang berdiri di belakangnya.


Kekhusyu'an mereka yang berdiri pada shaf terdepan tentu lebih sempurna ketimbang mereka yang berdiri di shaf terbelakang.
Seperti itu juga kebalika yang terjadi pada wanita.
Mereka tentu lebih nikmat berdiri pada shaf terbelakang daripada mereka berdiri pada shaf terdepan.

Pemahaman seperti ini tentu akan berbeda sekiranya masjid di renovasi menjadi 2 tingkat misalnya.
Tingkat bawah diperuntukkan untuk kaum laki-laki dan tingkat atas untuk kaum perempuan.
Atau bisa juga kondisi masjid diberi sekat kain atau kayu untuk memisahkan jama'ah lelaki dan perempuan.

Masihkah shaf shalat wanita yang terbaik pada yang terbelakang.
Untuk memberikan pemahaman seperti ini tidaklah mudah, ketika kita harus berhadapan dengan teman yang memahami hadits dengan pendekatan tekstual murni.
Wallahu A'lam.