Monday, 12 July 2010

Ketika mencintai tak harus menikahi

Sungguh, merupakan hal yang sangat menyakitkan hati. Ketika cinta kita
ditolak oleh seeorang yang sangat kita harapkan cintanya. Sebahagaian
dari kita mungkin akan langsung berfikir sepertinya Allah tidak adil.
Langit terasa muram dan tidak bercahaya. Bukankah cinta kita benar2
tulus dan murni. Untuk mehjaga diri dari dosa, menjaga pandangan,
menjaga hati bahkan demi menjaga kesuian agama-Nya? Apa yang salah
pada diri kita? Tidak layakkah kita mendapakan janjinya "jika kamu
menolong agama (Allah), nioscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu" (QS: Muhammad 7)

Begitu mahalkah tiket untuk mendapatkan pertolonganNya, lantas
dimanakah janjiNya, "Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu" (QS: Al-Mu'min 60)

Ya sebenarnya factor yang paling utama mengapa keinginanmu belum
dikabulkan, padahal usia sudah waktunya, tujuan sudah mulia, bahkan
mungkin kemampuan sudah ada. Hanya satu factor penyebabnya. Yaitu
perbedaan persepsi antara kita dan Allah. Kita seringkali menganggap
bahwasanya apa-apa yang sesuai dengan keinginan kita itulah yang
terbaik bagi kita, padahal tidak selamanya loh, (baca QS:Al-Baqarah 216)

Dari ayat tersebut, kita tahu bahwa ada hikmah dibalik setiap kejadian
apapun yang menimpa kita, ada kebaikan dibalik sesuatu yang kita
anggap buruk,demikian pula sebaliknya.

Agaknya tidak ada salahnya jika kita sedikit mendengar penuturan Ibnu
Al-Jauzy yang mengajarkan "jika anda tidak mampu menangkap hikmah,
bukan karena hikmah itu tidak ada, namun semua itu akibat kelemahan
daya ingat anda sendiri. Anda kemudian harus tahu bahwa para raja pun
memiliki rahasia yang tidak diketahui setiap orang. Bagaimana mungkin
anda dengan segala kelemahan anda akan sanggup mengungkap sebuah hikmah?"

Betapa beratpun sebuah ujian yang kita alami, pasti akan ada jalan
keluarnya. Allah menyatakan, " Kami tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekedar kesanggupannya" (QS: Al-An'am 152). Dalam
ayat yang lain Allah berfirman "barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki
dari arah yang tak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan baginya
keperluannya" (QS: At-Thalaq 2-3)

Yakinilah bahwa kegagalan cinta yang kit alami, tertolaknya cinta yang
kita ajukan,sudah dirancang sedemikian rupa skenarionya oleh Allah.
Sehingga tidak perlu menyikapinya secara berlebihan. Daripada kita
larut dalam kesedihan, menagis, menyesali diri, patah hati atau bunuh
diri lebih baik kita berbaik sangka saja kepada Allah. Tidak pantas
diri ini mengeluh apalagi menyesali sebuah kegagalan. Bersikaplah
positif kedepan. Yakinlah bahwasanya kegagalan cinta bukanlah akhir
dari segalanya, bukanlah awal dari sebuah kehancuran.

Sejarah mencatat, banyak sekali pribadi-pribadi sukses di dunia ini
mengawali kesuksesannya setelah ditimpa berkali-kali gagal dalam usaha
mereka, begitu juga tentang urusan cinta. Sebagai manusia kita
dibekali potensi yang sedemikian hebatnya oleh Allah. Dan terkadang
potensi yang ada pada diri kita justru baru kita ketahui setelah kita
menghadapi beberapa kali kegagalan.

Aa Gym pernah mengatakan "jika nasi sudah menjadi bubur, maka kita
harus mulai memikirkan ayam, cakwe, sledri, bawang goreng dan samber
seb\hingga bubur kita akan menjadi bubur ayam yang spesial. Karena
itu, satu orang yang menolak cinta kita seharusnya tidak menjadikan
kita lupa pada puluhan bahkan ratusan orang lain yang menyayangi kita.
Namun justru seharusnya menjadi cambuk bagi diri kita untuk menjadi
lebih baik.

Ayo Terus Perbaiki Kekurangan Diri

Mungkin kita merasa bahwa kita sudah siap dan mampu, kita merasa bahwa
kita baik hati, tidak sombong, berasal dari keluarga baik-baik, punya
ilmu agama yang cukup memadai, pribadi oke, wajah pun tidak
mengecewakan. Tapi mengapa dia masih tidak bersedia? Kriteria seperti
apa lagi yang dia dambakan? Sekali lagi, cinta tidak bisa dipaksakan,
mungkin ada beberapa kriteria lain yang belum kita miliki, yaitu
kriteria yang baginya adalah paling prioritas diantara kriteria
lainnya dan hal itu merupakan daya tarik tersendiri bagi dirinya.

Kalau sudah begitu, mari kita jadikan momen penolakan tersebut sebagai
momen kita untuk mencari tau dan memperbaiki terus
kekurangan-kekurang an kita. Sekali ditolak, berarti satu perubahan
kearah yang lebih baik, dua kali ditolak, dua perubahan, sehingga pada
akhirnya, ketika Allah mengirimkan seseorang yang terbaik menurutNya
kepada kita, orang tersebut akan terpana dan berkata "waaa...istri /
suamiku ternyata keren sekaliii.."

Ingat, kita harus selalu berusaha memperbaiki kekurangan
diri,menjadikan setiap kegagalan sebagai batu loncatan ke arah
kesuksesan,, melecutkan kemampuan,membangun potensi yang selama ini
terpendam,memacu semangat dalam diri. Seorang pemenang tidak
dilahirkan, tetapi harus diciptakan.

By : Fadhlan Al Ikhwani

http://pernikahansejoli.multiply.com/journal/item/24/Ketika_mencintai_tak_harus_menikahi

No comments:

Post a Comment