1.       Mengimani
Kita harus yakin bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah  yang  diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Rasulullah Salallahu  Alaihi Wa Salam.  Kita wajib mengimani semua ayat-ayat yang kita baca,  baik yang berupa hukum-hukum maupun kisah-kisah.  Baik yang menurut kita  terasa masuk akal maupun yang belum dapat kita pahami, yang nyata  maupun yang gaib.
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang  diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan  air mata disebabkan kebenaran (Al-Qur’an) yang telah mereka ketahui  (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata : ya Tuhan kami, kami  telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi  (atas kebenaran Al-Qur’an dan kenabian Nabi Muhammad Salallahu Alaihi  Wa Salam).”(Q.S. Al-Maidah : 83).
2.       Membaca
Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa membaca dengan sebenar-benar bacaan (haqqa tilawah) merupakan parameter keimanan orang tersebut kepada Al-Qur’an.  Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
“Orang-orang  yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan  ‘haqqa tilawah’ mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya.  Dan  barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang  merugi.”(Q.S.Al Baqarah:121).
3.       Mentadabburi
Tadabbur  Al-Qur’an dapat dilakukan dengan mengulangi ayat-ayat yang kita baca  dan meresapinya kedalam hati serta memikirkan maknanya dengan bacaan  yang lambat.  Tidak hanya hati yang mentadabburi, tapi fisik kita yang  lain pun ikut bertadabbur.  Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam  merupakan contoh terbaik bagi kita dalam cara mentadabburi Al-Qur’an,  diriwayatkan ketika diturunkan surat Huud dan Al Waqiah sampai beruban  rambutnya karena takut terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
“Maka  apakah mereka tidak mentadabburkan Al Qur’an?  Kalau kiranya Al Qur’an  itu turun dari sisi selain Allah tentulah mereka mendapat pertentangan  yang banyak didalamnya.”(Q.S.An Nissa : 82).
4.       Menghapal
“Rasulullah  Salallahu Alaihi Wa Salam mengatakan barang siapa yang didalam rongga  tubuhnya tidak ada sedikitpun Al Qur'’n, tak ubahnya bagaikan rumah yang  bobrok."
(HR. At Tarmidzi, hadist no.998,hlm 417).
5.       Mengamalkan
Mengamalkan  berawal dari memahami ilmu-ilmunya serta berpegang teguh pada  hukum-hukumnya, kemudian menyelaraskan hisup dan tingkah laku serta  akhlaknya, sebagaiman akhlak Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam dalam  Al Qur’an.
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya  Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang  membawa kitab-kitab yang tebal.  Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang  mendustakan ayat-ayat Allah itu.  Dan Allah tiada memberi petunjuk pada  kaum yang dzalim.”(Q.S.Al Juma’ah:5).
Alangkah buruknya  perumpamaan ini bagi mereka yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah  (termasuk didalamnya Al-Qur’an), yaitu dengan perumpamaan keledai yang  memikul kitab-kitab besar tetapi ia tidak mengerti apa yang ada  didalamnya.  Jadi bila manusia tidak mengamalkan Al Qur’an seperti  keledai yang tidak merasakan selain beban bawaan tanpa dapat  memanfaatkan apa yang dibawanya itu.
Untuk menjadi seorang muslim  yang senantiasa komitmen terhadap Al-Qur’an bisa dicapai melalui proses  pembinaan diri.  Hal ini dilakukan tidak hanya sekali saja melainkan  secara berkesinambungan dan bertahap.
 
No comments:
Post a Comment