Monday 2 January 2012

Umar Mereformasi Kebijakan Bani Umayyah



Oleh : Hafidz AbdurrahmanUmar bin Abdul Aziz memang mempunyai pandangan yang berbeda dengan kebanyakan penguasa Bani Umayyah dalam meluruskan kebengkokan, baik dalam politik domestik maupun luar negeri. Bahkan, dalam kehidupan pribadinya ketika menjadi khalifah.Ketika penguasa Bani Umayyah sebelumnya mengambil sikap bermusuhan dengan lawan politiknya, maka Khalifah Umar bin Abdul Aziz justru membuka diri dan merangkul lawan-lawan politik Bani Umayyah, seperti kelompok Syiah dan Khawarij. Semuanya itu tak lain untuk menurunkan ketegangan politik yang diwariskan secara turun temurun oleh Bani Umayyah.Khalifah Umar, misalnya, menghentikan kebiasaan Bani Umayyah menyerang Sayyidina Ali di mimbar-mimbar masjid, sebagaimana kebiasaan penguasa Bani Umayyah. Dengan kebijakannya itu, para pendukung Sayyidina Ali, Yang menamakan dirinya Syiah, merasa tidak terusik. Sedangkan terhadap kaum Khawarij, Khalifah Umar banyak melakukan rekonsiliasi dengan membuka pintu dialog dan argumentasi, sebagaimana yang dilakukannya dengan Syaudzab bin al-Hakam,  tokoh Khawarij.


Selain itu, ia membangun toleransi antar umat beragama dan tanpa menghilangkan peranan negara dalam mengimplementasikan Islam dengan sempurna, termasuk kepada mereka, sebagai metode praktis untuk mengajak mereka memeluk Islam.Di antara kebijakannya, Umar banyak memberikan bantuan keuangan kepada orang-orang Kristen, sebagaimana yang dilakukannya terhadap seorang pastor, yang diberinya 1000 Dinar. Ia juga menginstruksikan kepada para walinya untuk mengajak ahli dzimmah yang di wilayahnya untuk memeluk Islam. Khalifah agung ini pun pernah menulis Surat kepada Raja Bizantium, Luis III, untuk mengajaknya masuk Islam. Hasil dari kebijakannya itu, banyak penduduk yang tinggal di wilayah Wara Nahar yang memeluk Islam, termasuk banyak penguasa Sind dan Punjab di India yang memenuhi seruannya. 


Di Maroko, Khalifah Umar mengirim para fuqaha untuk mengajarkan Islam kepada kaum Barbar, sehingga bangsa Barbar itu pun mayoritas memeluk Islam.Selain kebijakan yang radikal ini, Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga memulai reformasi birokrasi, yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran reformatifnya. Yang paling menonjol adalah kecepatan birokrasinya dalam melayani urusan publik, sehingga tidak ada satu urusan yang ditangguhkan untuk diselesaikan hari berikutnya.Tidak hanya itu, ia pun memilih orang yang terbaik dan layak untuk mengurus urusan administrasi dan birokrasi. 


Tidak hanya itu, ia juga terus-menerus mengontrol dan mengevaluasi mereka. Antara lain, Khalifah Umar memberhentikan murid dan pengikut al-Hajjaj bin Yusuf, Yang dikenal kejam, dari seluruh urusan birokrasi dan administrasi.Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah berhasil membuktikan bahwa cara satu-satunya untuk menyelesaikan berbagai persoalan, termasuk konflik horizontal, adalah dengan kembali kepada akidah Islam, kemudian meleburkan masyarakat dalam masyarakat Islam Yang dibangun berdasarkan akidah ini. 
Tanpa ada diskriminasi hak dan kewajiban di antara mereka. Ini dirasakan oleh kaum Kristen, Yahudi maupun Majusi yang baru masuk Islam. Mereka terbebas dari jizyah, maupun kharaj, serta mendapatkan hak dan kewajiban yang sama, sebagaimana kaum Muslim yang lain.

No comments:

Post a Comment