Burung betina ini terkapar tak berdaya karena ditabrak oleh sebuah
mobil di salah satu jalan raya di Perancis karena terbang tealu rendah.
Dia meminta pertolongan dan berharap sang jantan kekasihnya datang
menolongnya.
Sang jantan berusaha menolong, tetapi dia tidak mampu berbuat
apa-apa. Pertolongan yang mampu diberikan hanyalah memberikan makanan
dan minuman. Beberapa kali dengan penuh rasa cinta, sang jantan
membawakan kekasihnya makanan dan minuman dari mulutnya.
Kemudian, dia membawakan lagi makanan tetapi sang betina sudah tidak
memberi respon, kepalanya sudah terkulai lemas dan matanya terpejam.
Burung jantan itu mencoba untuk menggerakkan tubuh pasangannya untuk
memastikan apa yang terjadi…. dan ”Innaalillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun” burung jantan berasa sangat sedih karena kekasihnya sudah
tidak bernyawa.
Sadar bahwa kekasih hatinya telah tiada dan tidak akan kembali, ia
berkicau keras meratapi kepergian pasangannya dan tidak percaya akan
apa yang telah terjadi dan menyesali dirinya yang tidak dapat berbuat
apa-apa utk menolong kekasih hatinya.
Setelah kekasih hatinya tiada, dia terdiam tidak dapat berbuat
apa-apa, dan tidak dapat menguburkan kekasih hatinya, sang jantan
dengan penuh KESETIAAN hanya menunggu jasad kekasih hatinya dalam waktu
yang lama.
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi.
Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu
walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di
hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa
setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah
menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ
الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ
فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia
merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia
cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah
ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali
kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan
kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun
‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang
mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa
angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air
hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah
hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak
akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu
karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan
akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak
bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya,
bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut
berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan
atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq
mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan
saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah
cinta sejati? Buktikan saudaraku…
Oleh Abu Fahd Negara Tauhid.
No comments:
Post a Comment