Untuk Akhifillah
Dimanapun kau berada
Kutulis surat ini samata-mata atas dasar cinta karena Allah…
Mohon maaf atas kelancanganku telah berani menuliskan ini untukmu.
Namun
aku ingin kau mengetahui, bahwa ada beberapa dari sifatmu yang tidak
kami (para akhwat) sukai. Berbesar hatilah untuk mengetahuinya. Kami
ingin kau terlihat baik dimata kami dan tentunya di mata Allah juga.
Akhi fillah…
Setiap
kaum wanita merindukan sorang ikhwan yang mempunyai visi hidup yang
jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan
ada tujuan mulia. Jangan kau sia−siakan waktu hidupmu dengan tujuan yang
tidak jelas, tidak ada pegangan dan berlalu begitu saja dengan
percuma. Ingatlah, bahwa laki−laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan.
Berprinsiplah! Komitmenmu pada islam teguhkanlah. Bukankah kau telah
mngkajinya tentang ini dalam majlis−majlis kajian Al−Qur’an yang biasa
kau ikuti setiap bulannya. Di mana pengamalannya selama ini.
Akhi fillah…
Dalam
sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk
yang bengkok. Oleh karenanya berlaku lembutlah terhadap perempuan.
Ingatlkah engaku, dalam sebuah hadits, rasulullah memberitahukan bahwa
sebaik−baik manusia adalah yang berlaku lembut terhadap wanita. Ini
menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki,
wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan
secara kasar. Sudahkah selama ini kau berlaku lembut terhadap perempuan.
Adakah kau pernah menyakiti hati seorang perempuan..
Akhi fillah…
Hal
selanjutnya yang tidak para akhwat sukai adalah kesombonganmu. Sombong
adalah sifat setan laknat. Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak
sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Perempuan
adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan
kelembutan yang dimiliki perempuan. Jangan kira kekuasaanmu sebagai
seorang laki−laki membuat dirimu menjadi sombong. Dengan sifat
mengaturmu yang berlebihan, dan sifat tidak ingin di kalahkan oleh
perempuan dalam hal apapun. Kami tau, bahwa ada batasan hak−hak antara
perempuan dan laki−laki yang telah Allah tetapkan. Kami tidak menuntut
emansipasi, tapi sadarlah wahai akhi, bahwa kau sering kali berlaku
sombong di mata kami.
Akhi fillah…
Setiap
akhwat sangat mendambakan seorang ikhwan yang mempunyai pendirian.
Bukan ikhwan yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti
punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di
saat yang sama dapat bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus
dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam
firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
Akhifillah…
Kau
adalah penopang kami. Dikala kami membutuhkan penguat dalam situasi
kekufuran yang sedang menerjang ini tak pantas bila kau malah ikut
gentar atau juga lemah. Akhwat ingin ikhwan yang tegar, bukan ikhwan
yang cengeng. Dalam hal ini bukan cengeng menangis ketika mendengar
ayat−ayat Allah dilantunkan. Itu adalah kelembutan hati. Tetapi cengeng
yang gentar menghadapi tantangan yang ada di depan. Bagaimana kau akan
memimpin kami bila kau sendiri bersifat lemah. Ikhwan yang cengeng
cendrung nampak serba tidak meyakinkan.
Akhi…
Kututup
surat ini sampai disini. Semoga kau bisa mengambil maksud dari kami
menuliskan ini untukmu. Salam sejahtera untukmu selalu. Semoga Allah
selalu memberi cahaya ilmu−Nya kepada kita semua. Dan semoga Allah
selalu menangi kita dalam rahman dan rahim−Nya. Amin.
Saudarimu.
No comments:
Post a Comment