Monday, 18 April 2011

Bahaya Akhwat GENIT




Sepintas mendengar kata Akhwat pikiran kita langsung terarah kepada satu sosok wanita sholeha yg berjilbab rapi dan menjulur hingga bawah dada. Atau saat mendengar kata itu, kita seakan mebayangkan satu wanita exclusif yg ilmu agamnya diatas rata rata wanita sebayanya. Benarkah?


Gak tau kapan awalnya Jargon ahwat dan ikhwan ini mulai populer. dan katanya, si akhwat ini bahkan membuat wanita wanita lain di luar jemaah tarbiyah iri dan merasa rendah diri?

Suatu ketika saya pernah diminta tausiyah oleh satu muslimah di ruang chating internet, disela sela obrolan kecil kita, muslimah itu memotong pembicaraan dengan nada melemah "saya bukan akhwat". Nah lo...

Ini terjadi juga sama lawan "akhwat" yg pupuler dengan sebutan "ikhwan", jargon ihwan pun mendapat posisi lebih meyakinkan dalam sosial masyarakat Indonesia. Saya pun pernah suatu ketika memanggil lawan chating dengan "akhi" dan muslim itu langsung memotong, "saya gak pantas dipanggil akhi"


Nah Lho... Nah lho?

MEMANG SELAMA INI YANG DIPAHAMI TENTANG KATA ITU SEPERTI APA?

coba Sedikit saja kita buka pengetahuan bahasa arab, gak usah belajar nahu sorof... jika kita cari, kita akan segera menemukan:

Akhwat : Perempuan / Women
Ikhwan : Laki Laki / Man
Ukhti : Saudariku / My Sister / dalam prononsiasi bahasa arab dibaca "okh'ti"
Akhi : Saudaraku / My Brother / dalam prononsiasi arab lokal dibaca "akhey"

Lalu kenapa koq si akhwat ini banyak di soroti, bahkan saya banyak menemukan Tulisan yg menyerang si Akhwat. ada juga yg berusaha menurunkan reputasi si Ikhwan dengan meng identikannya dengan bakwan?

Apakah mereka tidak mengerti kata kata bahasa arab yg hampir jadi bahasa indo ini? sayang sekali jika ada orang yg berusaha melemahkan pejihad pejihad dakwah itu. sungguh sebuah cara yg tidak terpuji jika melemahkan mereka yg jelas jelas berpakaian terpuji dan sesuai syariat. kalau begitu, pakaian seperti apa yg mereka yakini?. yah jika benci sama partai, jangan benci sama "gelora iman" di dada mereka. karena hidayah Allahlah yg akan menunjuki.

Menurut saya, akhwat itu ya.. muslimah ummat Muhammad Saw. dari harokah manapun dia berasal, bahkan kalau dari kaidah bahasa, wanita kafir pun bisa disebut "ahwat" karena artinya perempuan. ? begitupun panggilan "akhi", semua laki laki muslim bisa mendapatkan posisi itu, tidak hanya sekaliber jemaah tarbiyah saja.

:) wah jadi kepanjangan di pendahulluan nih, ...

Ikhwah wa ukhtifillah rohimakumullah.
Tapi dengan adanya serangan yg berbentuk pelecehan itu, sebetulnya bagus buat intropeksi.. Apakah kita memang bener bener "Akhwat/Ikhwan" seperti yg mereka bayangkan atau hanya numpang keren dengan style itu?

Berikut ini ada bahan INTROPEKSI yg menggigit dari eramuslim.com, especially buat yg merasa "aku adalah akhwat", ini penting. karena diakui atau tidak partner kalian adalah ikhwan ikhwan muda yg juga manusiawi, berhati lembut dan tersembunyi. apa yg tersembunyi dihati sang ikhwan ketika komunikasi dua arah terjadi kan tidak tahu. godaan syaiton itu lembut, dan saya akui sebagai, cowo/ikhwan muda yg beriman lemah ini sangat berpengaruh dan akan merobohkan dinding keikhlasan yg semula sudah terbangun..



sejujurnya, ana sendiri seneng dengan kata kata itu. tapi masalahnya ARAH perasaan senang itu kemana??kasihan kan, keikhlasan yg sudah menebal di dada sang 'ikhwan itu' tiba tiba melempuh dan bernilai ZERO dengan sms sms genit sang ahwat

8 Kriteria Akhwat Genits:

1. Sering menggunakan Kata-kata mesra yang ‘Islami’
Seringkali akhwat-akhwat genit melontarkan ‘kata-kata mesra’ kepada para ikhwan. Tentu saja kata-kata mesra mereka berbeda dengan gayanya orang berpacaran, namun mereka menggunakan gaya bahasa Islami.

“Jazakalloh yach akhi”

“Akh, antum bisa saja dech”

“Pak, jangan sampai telat makan lho, sesungguhnya Alloh menyukai hamba-Nya yang qowi”

“Kaifa haluk akhi, minta tausiah dunks…”

“Akh, besok syuro jam 9, jangan mpe telat lhoo..”

2. SMS tidak penting!
Biasanya akhwat-akhwat genit banyak beraksi lewat SMS. Karena aman, tidak ketahuan orang lain, bisa langsung dihapus. Ia sering SMS tidak penting, menanyakan kabar, mengecek shalat malam sang ikhwan, mengecek shaum sunnah, atau SMS hanya untuk mengatakan “Afwan…” atau “Jazakalloh”

3. Senang dilihat
Akhwat genit, senang sekali bila banyak dilihat oleh para ikhwan. Maka ia pun sering tampil di depan umum, sering mencari-cari perhatian para ikhwan, sering membuat sensasi-sensasi yang memancing perhatian para ikhwan dan suka berjalan melewati jalan yang terdapat para ikhwan berkumpul.

4. Banyak bercanda
Akhwat genit banyak bercanda dengan para ikhwan. Mereka pun saling tertawa tanpa takut terkena fitnah hati. Betapa banyak fitnah hati, VMJ, yang hanya berawal dari sebuah canda-mencandai.

5. Berpakaian yang mengundang pandangan
Mungkin ia memakai jilbab lebar, gamis, namun jilbab dan busana muslimah yang digunakannya dibuat sedemikian rupa agar menggoda pandangan para ikhwan. Warna yang mencolok, renda-renda, atau aksesoris lain yang membuat para pria jadi terpancing untuk memandang.

6. Tidak khawatir berikhtilat
Ada saat-saat dimana kita tidak bisa menghindari khalwat dan ikhtilat. Namun seharusnya saat berada pada kondisi tersebut seorang mu’min yang takut kepada Allah sepatutnya memiliki rasa khawatir berlama-lama di dalamnya. Bukan malah enjoy dan menikmatinya. Demikian si akhwat genit. Saat terjadi ihktilat akhwat genit tidak khawatir. Bukannya ingin cepat-cepat keluar dari kondisi tersebut, akhwat genit malah menikmatinya, berlama-lama, dan malah bercanda-ria dengan pada ikhwan laki-laki di sana.

7. Berbicara dengan nada
Maksudnya berbicara dengan intonasi kata yang bernada, mendayu, atau agak mendesah, atau dengan gaya agak kekanak-kanakan, atau dengan gaya manja, semua gaya bicara seperti ini dapat menimbulkan ‘bekas’ pada hati laki-laki yang mendengarnya. Dan ketahuilah wahai muslimah, hal ini dilarang oleh syariat. Allah SWT berfirman yang artinya: “Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab: 32) Para ulama meng-qiyaskan ‘merendahkan suara’ untuk semua gaya bicara yang juga dapat menimbulkan penyakit hati pada lelaki yang mendengarnya.

Maka mari sama-sama kita perbaiki diri. Kita tata lagi pergaulan kita dengan lawan jenis. Karena inilah yang telah diperintahkan oleh syariat. Dan tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu kebaikan. Dan tidaklah Allah melarang sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu keburukan. Dan sesungguhnya Rasulullah SAW telah mewasiatkan kepada ummatnya bahwa fitnah (cobaan) terbesar bagi kaum laki-laki adalah cobaan syahwat, yaitu yang berasal dari wanita: ”Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (HR. Muslim)

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al Hadiid: 22)

8. Jilbab Berponi Dan Jilbab Setengah Tiang
Mungkin temen-temen pada penasaran apaan sih jilbab berponi? itu tuh orang yang pake kerudung tapi ga pake daleman kerudung dan poninya dikeluarin, (gambarnya ga ada sih, lagian ntar malah bikin dosa para ikhwan Nyengir) malah ada yg poninya di cat merah jadi persis kaya anak kecil yg hobby maen layangan jd rambutnya merah, dan itu dengan sengaja diperlihatkan…

:) ahwat ahwat jangan manyun,
Jika kriteria diatas ada di diri antm, maka renungkanlah... Karena sang "Ikhwan" ataupun bahkan "sang murobbi" -pun manusia. Dan semua keturunan adam telah digariskan dalam Al-Hadith bahwa mereka memang tidak akan terlepas dari Zina..

"Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu.
(Hadis riwayat Abu Hurairah ra. dalam Shahih Muslim No.4801)

Akhirul kalam, salam penulis kepada ahwat ahwat yg baca, pesanku; bantulah kami, tolonglah "akhi-mu" ini terhindar dari hal hal itu. karena Dunia ini hanya sementara, sebelum kita di paksa masuk kedalam kubur dan melanjutkan kehidupan abadi diakhirat..

No comments:

Post a Comment