Monday, 18 April 2011

Cintamu di Ujung Dunia






Bismillahirrahmanirrahim..

Seorang wanita dengan bangga menampakkan semua perhiasaannya, bukan hanya aurat yang ditampakkannya tapi juga harta yang dia pakai di tangan, di leher, juga di jari-jarinya. Betapa kekayaannya membuat dirinya begitu kikir.
Hingga di suatu pagi, seorang nenek tua datang menghampirinya.
“Assalamualaikum Nak”kata nenek tua itu.
“Wa’alaikumsalam”kata wanita kikir itu sekenanya. Acuh tak acuh.
“Bolehkah saya meminta minum, Nak?”
“Nggak ada!”
“Sedikit saja,Nak. Hanya untuk menghilangkan rasa dahagaku.”
“Makanya Nek, jangan mau hidup miskin. Buat minum saja susah.”
“Astagfirullah Nak, bukankah engkau seorang kaya. Kenpa kau begitu sulit memberiku air, saya tidak meminta hartamu hanya meminta seteguk air.”
“Tentu..aku memang orang kaya. Tapi air di rumahku terlalu mahal untuk kuberikan padamu. Pergi sana!”
“Semoga Allah mengampunimu Nak. Tak tahu kah kau, bahwa surga menanti orang-orang yang mau bersedekah, bukan orang yang menimbun hartanya demi dunianya.”
“Semudah itu kah surga? Tidak..aku tidak butuh surga!”
Sang Nenek tua terkejut mendengar jawaban wanita itu. Nenek tua itu tak kuasa menahan tangis.
“Cintamu hanya di ujung dunia, Nak. Padahal ada akhirat yang lebih kekal!”
***
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup Serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (QS. Al Lail (92): 5-11)
Sungguh masih banyak manusia yang sulit melepas kecintaannya pada dunia meski ditukar dengan surga sekalipun. Kecintaan pada harta benda membuat orang buta, bahkan bisa menghancurkan ukhuwah atau silaturahim.
Kadang betapa sulit kita bersedekah, karena merasa diri kita tak mampu untuk itu. Betapa pelit diri kita, padahal Allah telah menjamin sepuluh kali lipat atas apa yang kita sedekahkan. Tapi kita seolah-olah lupa bahwa Allah lah yang mengatur setiap rezeki kita.
Ketakutan habisnya harta membuat kita terlalaikan bahwa masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Membuat hati kita buta dan hanya akan sedekah bila ingat saja. Atau justru yang lebih parah bahwa kita tidak percaya dengan rezeki yang diatur Allah Azza Wa Jalla karena rasa kikir yang tidak pernah kita sadari kehadirannya.
Kisah diatas hanyalah contoh semata, masih banyak orang-orang yang menimbum harta mereka karena merasa bahwa harta itu akan habis bila disedekahkan. Tapi mereka lupa bahwa mereka tidak akan membawa harta mereka ketika mati. Harta hilang, pahalapun tak ada. Lalu untuk apa kekikiran itu?
Dunia adalah anugrah, dunia adalah keindahan, tapi dunia juga cobaan. Begitu banyak cobaan yang ada di dunia, semakin kita ingin meraihnya, semakin besar badai yang menghadang. Semakin kita ingin meneguknya habis, semakin kita tak akan pernah puas.
Dunia ibarat air laut; makin banyak orang haus minum darinya makin hauslah ia sampai air itu membunuhnya ( Imam Ja’far )
Wallahua’lam bish shawwab.

No comments:

Post a Comment