Bismillah….
dakwatuna.com - “Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56)
Ada yang sudah
pernah mendengar pepatah Jawa di atas? Atau seperti pernah mendengar,
tapi tidak tahu maksud dan artinya. Ya, beberapa mungkin mengalami hal
yang sama dengan saya. Pepatah Jawa kuno ini santer terdengar di telinga
saya, yang notabene orang Jawa, tapi tidak bisa saya paparkan apa
maknanya. Terakhir, saya baru mendengar lagi istilah ini di sebuah
diskusi keislaman waktu itu. Lalu, darinya saya terinspirasi menuliskan
ini sebagai bahan artikel, dengan harapan bermanfaat bagi para pecinta
sejati Rasulullah. Lho, apa hubungannya dengan cinta Rasul? Penasaran???
Lanjutkan membaca.
“Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” adalah
sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa, yang kalau diartikan dalam Bahasa
Indonesia artinya menjadi “Cinta tumbuh karena terbiasa”. Memang kalau
dipahami maksudnya, akan bisa dimengerti bahwa cinta itu akan bisa
tumbuh karena terbiasa. Terbiasa bertemu, terbiasa bersama-sama,
terbiasa berkomunikasi. Kalaupun mungkin pada awalnya cinta itu belum
tumbuh, tetapi karena sering bertemu dan sering bersama-sama akhirnya
cinta itupun mulai tumbuh. Rupanya ungkapan ini tidak melulu didominasi
urusan cinta. Ungkapan ini bisa juga pas untuk hal-hal yang lain.
Seperti yang akan kita bahas kali ini.
Siapa yang tidak ingin
dicintai Rasulullah? Saya yakin, setiap manusia memiliki mimpi besar
untuk duduk berdampingan dengan Rasulullah. Mendengar sirah-sirahnya
yang gagah, perawakannya yang sempurna, akhlaknya yang mulia, juga life style nya
yang penuh harmoni, siapa yang tak menginginkan perjumpaan dengannya?
Jadi teringat sebuah lagu. Kalau mendengarkan ini…. ah, tak kuasa
membendung rindu
Hatinya suci mulia
Pribadinya agung tak ternoda
Penghuni langit dan bumi cinta kepadanya
Karena ia kekasih Tuhannya
Musuh pun tak kuasa membencinya
Jasad mereka menentang
Namun hati mereka
Mengakui keagungan pribadinya
Karena akhlaknya begitu indah
Seindah keindahan yang terindah
Ya, cinta tumbuh karena sering berjumpa, bersama. Namun, kita tidak
mungkin bisa bersama Rasulullah saat ini. Kita tidak bisa memandang
wajah tampannya yang tiada tandingan. Juga tidak bisa melihat
kesehariannya yang penuh amalan kebaikan. Tidak bisa menyaksikan
kegagahannya saat perang. Tapi, begitulah sosok Rasulullah. Walaupun tak
pernah bersua, rindu itu membara saat membaca mozaik-mozaik sirahnya.
Cinta itu membuncah saat terbesit namanya, “Allahumma Shalli Wa Sallim
Wa Barik ‘Alaih”.
Shalawat. Ya, shalawat adalah salah satu media
komunikasi dengan Rasulullah. Dengannya, ia mengenali umatnya yang rajin
menyapanya. Dalam bahasa yang sederhana, begitulah cara kita memikat
hati dan mencuri pandang perhatian Rasulullah. Dengannya pula, kado ‘doa
keselamatan’ akan terus membanjiri pundi-pundi syafaatnya. Hingga tiba
saatnya pundi-pundi itu penuh, sesak, dan terpilihlah mereka yang
bersungguh-sungguh bershalawat kepadanya, lalu tersingkirlah mereka yang
tidak lebih baik dari umat-umat pilihannya itu. Syafaat yang khusus
diberikan kepada Rasulullah SAW adalah syafaat yang terbesar yang
terjadi pada hari kiamat.
Tatkala manusia dirundung kesedihan dan
bencana yang tidak kuat mereka tahan, mereka meminta kepada orang-orang
tertentu yang diberi wewenang oleh Allah untuk memberi syafaat. Mereka
pergi kepada Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Tetapi mereka semua
tidak bisa memberikan syafaat hingga mereka datang kepada Nabi saw,
lalu beliau berdiri dan memintakan syafaat kepada Allah, agar
menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari azab yang besar ini. Allah pun
memenuhi permohonan itu dan menerima syafaatnya. Ini termasuk kedudukan
terpuji yang dijanjikan Allah di dalam firman-Nya:
حْمُودًا مَقَامًا رَبُّكَ يَبْعَثَكَ أَن عَسَى لَّكَ نَافِلَةً بِهِ فَتَهَجَّدْ اللَّيْلِ وَمِنَ
“Dan
pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji.” (Al-Israa’:79)
Shalawat sudah seharusnya
menjadi rutinitas yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Saat kita
sedang di angkot (angkutan kota), menunggu bus di halte, jalan-jalan,
memasak, mencuci, dll hadirkanlah shalawat untuknya. Jadikan ia sebagai
hadiah istimewa untuk mengungkapkan betapa dalam rindu dan cinta yang
kau persembahkan untuknya. Pasalnya, shalawat adalah amalan ringan tapi
pahalanya besar. Sangat disayangkan kalau kita tak segera memburunya.
Agar kita semakin termotivasi untuk bershalawat, berikut ini paparan
fadhilah shalawat kepada Rasulullah:
1. Barangsiapa bershalawat kepada Nabi Muhammad satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali shalawat.
Hal ini berdasarkan hadits shahih berikut ini:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa
yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah mengucapkan
shalawat kepadanya 10 kali.” (HR. Muslim no. 408)
َلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطَيَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barangsiapa
yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat kepadanya
10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan
baginya 10 derajat.” (HR. an-Nasa’i, III/50 dan dinyatakan Shahih oleh
Syaikh al-Albani)
2.
Barangsiapa bershalawat kepada Nabi sepuluh kali di pagi hari dan
sepuluh kali di sore hari, maka ia berhak mendapatkan syafa’at Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wasallam pada hari kiamat.
Hal ini berdasarkan hadits shahih berikut ini:
Dari Abu Ad-Darda Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِينَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa
yang bershalawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10
kali, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR.
ath-Thabrani dan dinyatakan Basan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab
Shahihul Jami’).
3. Bershalawat kepada Nabi Muhammad merupakan salah satu sebab terkabulnya doa.
Hal ini berdasarkan hadits shahih berikut ini:
Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوبٌ حَتَّى يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ
“Setiap
doa tertutup (terhalang dari pengabulannya, pent) hingga ia bershalawat
kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam.” (HR. ad-Dailami dan
dinyatakan Hasan oleh Syaikh al-Albani).
Dan juga Berdasarkan
hadits Fadholah bin ‘Ubaid Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam
shalatnya lalu tidak bershalawat kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi
wasallam. Maka beliau bersabda, “Orang ini tergesa-gesa.” Kemudian
beliau memanggil dan berkata kepadanya:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ
فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللهِ وَالثَّناءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيَصَلِّ
عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ لْيَدْعُ بِمَا شَاءَ
“Apabila salah seorang
dari kalian berdoa, maka hendaklah dia memulainya dengan memuji Allah
dan mengagungkan-Nya, kemudian bershalawatlah kepada Nabi, lalu berdoa
lah dengan apa yang dia kehendaki.” (HR. at-Tirmidzi, Abu Dawud,
an-Nasa’i, dan dinyatakan Shahih oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
dalam al-Jami’ ash-Shahih, II/124).
Banyak lagi keuntungan yang
bisa kita dapatkan dari shalawat. Tapi shalawat saja tidak cukup untuk
menjadi sosok yang dicinta Rasulullah. Shalawat hanya salah satu amalan
sunnah yang direkomendasikan Rasulullah. Selebihnya, gencarlah
meneladani sunnah-sunnah beliau. Mulai dari cara beliau tidur, makan,
hingga taktik jitunya dalam memenangkan perang. Demikianlah tips ala
“Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” yang bisa saya bagikan. Semoga
semakin semangat berebut cinta dan syafaatnya.
No comments:
Post a Comment