Showing posts with label CINTA. Show all posts
Showing posts with label CINTA. Show all posts

Sunday 1 January 2012

Menjaga Ikatan Pernikahan


Hubungan pernikahan memerlukan rasa pengertian yang mendalam antara suami-istri. Beberapa tips untuk menjaga hubungan itu:
Suami bukan Penguasa
Meskipun Islam menjadikan suami sebagai pemimpin rumah tangga, tapi bukan kepemimpinan diktator atau tiran. Suami harus melayani istri dengan baik. Nabi SAW pernah bersabda “Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling baik perilakunya terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian dalam memperlakukan istri” (HR At Tirmizi dan dishahihkan oleh Al Albani).

Menjadi Partner

Buatlah keputusan bersama untuk keluarga. Keharmonisan rumah tangga akan lebih jika keputusan yang diambil tidak sepihak dan semua anggota keluarga menjadi bagian dari pengambilan keputusan tersebut.

Jangan Emosional

Jangan pernah emosional baik secara fisik maupun mental kepada pasangan. Nabi SAW tidak pernah menyakiti istrinya. Nabi SAW pernah bersabda “bagaimana mereka bisa berbuat menjadikan istri-istri mereka di siang hari sebagai budak, dan tidur dengan istri mereka di malam hari.”

Menjaga Lisan
Hati-hati dengan ucapan yang engkau katakan ketika dalam keadaan sedih atau emosional. Terkadang akan keluar ungkapan yang tidak pernah diucapkan ketika tidak marah.

Tunjukkan Apresiasi
Jangan pernah membuat pasangan merasa bahwa dia tidak cukup baik pada keluarga atau tidak memuaskan dengan apa yang dia lakukan atau perkerjaannya. Nabi SAW bersabda “pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan melihat wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya”.

Berkomunikasi

Komunikasi adalah hal yang penting. Komunikasi, komunikasi, komunikasi! adalah kata-kata yang sering diucapkan dalam konseling dan memang hal tersebut perlu dilakukan. Suami istri perlu saling berbicara. Lebih baik jika dalam menghadapi masalah dibicarakan lebih dini dan terbuka,

Banyak Bersyukur
Jangan merasa cemburu dengan orang lain yang hidup lebih baik daripada kita. Allah yang memberikan rezeki. Melihat orang lain yang hidup kurang dari kita akan membuat kita bersyukur. Dan ini akan memberikan banyak manfaat kepada kita.

Berikan Pasangan Waktu untuk Sendiri
Bila pasangan Anda tidak ingin selalu bersama sepanjang waktu, tidak berarti dia tidak mencintai Anda. Orang membutuhkan waktu untuk sendiri dengan berbagai alasan. Terkadang mereka ingin membaca, memikirkan masalah pribadi atau hanya ingin rileks. Jangan membuat mereka merasa berdosa ketika ingin sendiri.

Mengakui Kesalahan
Ketika membuat kesalahan, akui. Ketika pasangan membuat sebuah kesalahan, segera maafkan. Jangan membawa kemarahan di waktu tidur.

Jaga Rahasia
Jangan pernah mendiskusikan pernak-pernik pernikahan dengan orang lain, kecuali jika ada alasan syar’i untuk melakukannya. Beberapa suami-istri, sengaja atau tidak, kerap membicarakan kondisi fisik pasangan mereka kepada orang lain.
Begitulah, pernikahan yang baik memerlukan kesabaran dan keramahan, pengorbanan, empati, cinta, pengertian, kerja keras, saling memaafkan. Semuanya dapat dirangkaikan dalam satu kalimat: selalu memperlakukan pasangan dengan cara seperti kita inginkan orang lain lakukan terhadap kita

Biarlah Allah yang Memilihnya Untukmu



Di suatu sudut taman, aku melihat seorang gadis sedang menangis. Tidak..dia tidak sendirian, namun ditemani seorang wanita dan seorang laki-laki. Kebetulan duduk kami tidak lah berjauhan, samar-samar aku masih mendengar pembicaraan mereka.

“Kalau kamu yakin, abang sih nggak apa-apa Lena. Toh kamu sudah besar, bisa memilih dan memilah, ya kan ummi? Tapi yang abang nggak suka, cara kalian berhubungan.”

Aku sudah bisa menerka, bahwa wanita dan laki-laki itu adalah sepasang suami istri dan gadis itu adalah adik dari laki-laki itu. Dan lagi-lagi aku bisa menebak ke arah mana pembicaraan mereka, apalagi kalau bukan “Cinta”

“Aku juga tahu batasannya, Bang.” Gadis itu menjawab dengan sesegukan.

“Lena, seorang laki-laki yang mengenal syariat dan kalau dia benar mencintaimu seperti yang dia katakan, dia tidak akan pernah memanjakanmu dengan kata-kata manis sebelum dia halal denganmu. Karena dia tahu, apa yang dia perbuat padamu selalu ada yang melihatnya yaitu Allah.”

Giliran wanita tadi yang berbicara, rupanya yang wanita bisa berpikir lebih bijak, mungkin karena dia sama-sama wanita dan lebih paham isi hati wanita.

“Biarlah Allah yang memilihkannya untukmu, Lena. Memilihkan laki-laki yang pantas untukmu, yang perlu kamu lakukan adalah membersihkan hatimu dari virus-virus yang menyerangnya agar kelak laki-laki yang dipilihkan-Nya untukmu pun bersih dari virus hati yang merusaknya.”

Ada genangan di mataku yang berubah menjadi butiran-butiran yang terus menetes di pipiku. Semakin menderas. Nasehat itu seolah-olah ditujukan Allah untukku lewat wanita tadi.

Aku baru patah hati dan putus cinta karena laki-laki yang tadinya aku cintai lebih memilih orang lain. Dan di taman inilah aku menginjakkan kaki untuk menenangkan pikiranku, dan ternyata Allah memberikanku sebuah kejutan yang membuat hatiku terbuka lewat tiga orang itu. Terima kasih yaa Rabb, Kau masih mencintaiku justru ketika aku berpaling dari-Mu.

***

Banyak yang tidak menyadari ketika hati memilih seseorang, seolah-olah dia pasti akan menjadi pendampingmu. Padahal belum tentu adanya, jadi ketika Allah Azza Wa Jalla memutuskan untuk mengembalikanmu kepada-Nya dengan menjauhkanmu dari maksiat, kamu justru membenci-Nya, menyalahkan takdir-Nya.

Kesadaran kamu atas cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah disamarkan oleh cinta pada makhluk-Nya, sangat disayangkan kamu lupa bahwa dengan mencintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kamu justru akan mendapatkan cinta yang jauh lebih berharga.

Sadarilah, Allah akan memilihkanmu seseorang yang jauh lebih pantas ketika kamu mampu menjaga hatimu dari kekejian massa yang memberikan kebebasan pada kemaksiatan ketimbang kamu memilih ikut untuk berkecimpung dalam kemaksiatan dengan dalih-dalih cinta atau ketakutan tidak mendapatkan cinta.

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…” (QS An Nur:26)