Showing posts with label PERNIKAHAN. Show all posts
Showing posts with label PERNIKAHAN. Show all posts

Sunday 1 January 2012

Apakah kau mengerti apa arti menyayangi suamimu ?



Apakah kau mengerti apa itu arti menyayang suami
ialah ketika ...
Kau hadirkan dirimu untuknya dalam sesulit apapun keadaan beliau bagimu
kau dapat dipercayanya, kau menjadi penasehat terdekatnya, dan menjadi tempat beliau membuang uneg- uneg, sehingga di depan orang lain, beliau menjadi orang yang baik- baik saja keadaannya, serta otomatis dengan begitu tertutup aibnya.
Kau mengerti dan menyediakan dirimu untuk mengerti beliau, melebihi diri beliau sendiri dan apalagi orang lain, dalam mengertinya.
kau menyediakan seluas- luasnya hatimu untuk merangkul dan mendekapnya dalam setiap kesedihannya dan bahkan dalam sempitnya emosi yang dikeluarkannya..
Kau menjadi obat untuk sesakit- sakit perasaan dan cobaan hidupnya
Kau menomor duakan ego dan sakitmu demi kebahagiaan dan ridhonya. Sampai- sampai sura hati beliau mengatakan dan bersyukur atas nikmat kepatuhanmu kepadanya.
Kau menjadi sumber kebahagiaan baginya, penenangnya dikala sedih, penguatnya disaat rapuh, dan tempat berbagi dengannya tentang hal apapun yang kau suka dan ataupun kau tidak suka.
Kau menjadikan dirimu alarm paling halus dalam mengingatkannya, saat beliau teralfa
Kau jadi satu- satunya penerimanya disaat beliau merasa telah kehilangan semuanya bahkan sekedar untuk merasa diterima, dan kau menjadi pendukungnya dalam apapun yang beliau lakukan selama hal itu tidak bertentangan dengan yang Allah perintahkan.
Kau menjadikan dirimu indah dalam penampilan dan senyum, karena sayangmu mengatakan kau tak ingin mengecewakan yang kau sayangi yaitu suamimu
Kau berpikir positif atas apapun yang beliau lakukan terhadapmu, pun jika beliau ternyata khilaf kepadamu, maka hatimu yang begitu luas justru yang pertama kali memaafkannya, sebelum diri beliau sendiri menyadari hal itu.
Maka berbahagialah untuk siapapun yang telah dan sedang disayangi. Dan hargailah semua itu karena kesemuanya tentulah ada batas akhirnya. dan mulialah bagi siapapun yang bersedia menyayangi, karena sungguh hal itu tidaklah mudah. namun ingatlah, jangan pernah duakan rasa sayangmu terhadap Allah diatas apapun yang kau sayangi. Sehingga kau akan mengerti betapa maha sucinya Allah yang telah menciptakan sebuah rasa kasih sayang....
Apakah kau mengerti apa arti menyayangi suamimu ?
Ialah ketika ...
Kau hadirkan dirimu untuknya dalam sesulit apapun keadaan beliau bagimu.
Kau dapat dipercayanya, kau menjadi penasehat terdekatnya, dan menjadi tempat beliau membuang uneg- uneg, sehingga di depan orang lain, beliau menjadi orang yang baik- baik saja keadaannya, serta otomatis dengan begitu tertutup aibnya.
Kau mengerti dan menyediakan dirimu untuk mengerti beliau, melebihi diri beliau sendiri dan apalagi orang lain, dalam mengertinya.
Kau menyediakan seluas- luasnya hatimu untuk merangkul dan mendekapnya dalam setiap kesedihannya dan bahkan dalam sempitnya emosi yang dikeluarkannya.
Kau menjadi obat kala perasaannya sakit penuh dengan cobaan hidup.
Kau menomor duakan ego dan sakitmu demi kebahagiaan dan ridhonya. Sampai- sampai suara hati beliau mengatakan dan bersyukur atas nikmat kepatuhanmu kepadanya.
Kau menjadi sumber kebahagiaan baginya, penenangnya dikala sedih, penguatnya disaat rapuh, dan tempat berbagi dengannya tentang hal apapun yang kau suka dan ataupun kau tidak suka.
Kau menjadikan dirimu alarm paling halus dalam mengingatkannya, saat beliau teralfa dari kebaikan.
Kau jadi satu- satunya penerimanya disaat beliau merasa telah kehilangan semuanya bahkan sekedar untuk merasa diterima, dan kau menjadi pendukungnya dalam apapun yang beliau lakukan selama hal itu tidak bertentangan dengan yang Allah perintahkan.
Kau menjadikan dirimu indah dalam penampilan dan senyum, karena sayangmu mengatakan kau tak ingin mengecewakan yang kau sayangi yaitu suamimu.
Kau berpikir positif atas apapun yang beliau lakukan terhadapmu, pun jika beliau ternyata khilaf kepadamu, maka hatimu yang begitu luas justru yang pertama kali memaafkannya, sebelum diri beliau sendiri menyadari hal itu.
Maka berbahagialah untuk siapapun yang telah dan sedang disayangi. Dan hargailah semua itu karena kesemuanya tentulah ada batas akhirnya. dan mulialah bagi siapapun yang bersedia menyayangi, karena sungguh hal itu tidaklah mudah. namun ingatlah, jangan pernah duakan rasa sayangmu terhadap Allah dengan apapun yang kau sayangi di dunia ini. Sehingga kau akan mengerti betapa maha sucinya Allah subhanahu wata`ala, yang telah menciptakan sebuah rasa kasih sayang....

..**Tidurlah Sayang**..




“Aku tidak mau tidur sendirian Bu.” Sebutir air mata meluncur dari kelopak mata yang memiliki bola mata indah itu. Cepat tangan kecil gadis di depanku itu menghapusnya. Wajahnya kusut dan memelas. Hmm… aku menghela napas panjang. Wajah bidadari ini selalu membuatku trenyuh dan tak kuasa untuk bilang tidak. Tapi kali ini kata ‘tidak” tidak boleh keluar dari mulutku.

“Begini saja, ibu temani sebentar yah.” sebuah senyuman terlukis di wajah permata hatiku itu.

“Kita tidur bertiga dengan Teddy bear yah?” Suaranya yang cadel dan kenes itu terdengar lirih.

“Teddy bear? Boleh. Berempat dengan sang bintang juga boleh.” Lalu kami masuk ke dalam kamarnya.

Kami tidur dengan kepala menghadap jendela kamar yang berdaun jendela lebar. Sengaja tidak dipasang gordein di sana agar pemandangan langit bisa terlihat jelas dari tempat kami berbaring. Langit tampak cerah malam itu. Bintang-bintang bertaburan memenuhi angkasa raya dan bulan tampak bersinar penuh dengan cahaya yang memantul berpendar-pendar. Aisyah, yang menjadi permata hatiku, mendekatkan kepalanya ke sisi pundakku, dan tangan mungilnya menyusup melingkari lenganku. Boneka Teddy bearnya menyembul di antara tubuh kami yang berhimpitan.

“Hmm… bagus yah, bintang-bintang itu.” Aku bertanya padanya dengan segala kekagumanku yang utuh pada keindahan jagad raya di atas sana. Subhanallah… Maha Suci Allah.

“Iyah bagus.” Suara kecil Aisyah mulai melemah karena diserang kantuk terdengar begitu lirih.

“Besok-besok… kamu tidak usah takut tidur sendirian yah. Ini hari terakhir ibu menemani kamu.” Tidak ada jawabannya, tapi aku rasakan rengkuhan tangan kecil di lenganku mengeras, sebuah isyarat tak hendak berpisah. Seperti malam-malam sebelumnya, rupanya malam inipun Aisyah tidak ingin tidur seorang diri.

“Kamu lihat bintang yang paling terang itu.” Tanganku menunjuk ke angkasa raya, pada satu titik di sebelah utara, dimana ada sebuah bintang yang terlihat paling terang cahayanya dan paling besar pula keberadaannya dibanding bintang yang lain.

‘Itu namanya bintang kejora.” Kemudian kami bersama mengagumi bintang kejora. Sederetan awan kelam yang berbaris mendekati bintang kejora, rupanya malu hati akan niatnya untuk menutupi bintang tersebut sehingga dengan cepat awan itu menyingkir dan kembali bintang kejora berpendar-pendar indah.

“Bagus bu… adik suka bintang kejora.” Suara lirih Aisyah kembali terdengar.

“Besok, kalau kamu tidur sendirian, kamu lihat saja ke langit. Insya Allah bintang kejora akan selalu muncul jika langit cerah. Kamu bayangkan bahwa ibu ada di sampingmu, sedang menatap bintang kejora bersama seperti malam ini. Jadi kamu tidak takut lagi tidur sendirian.” Sebuah senyuman terukir di mulut mungil Aisyah dan sebuah kecupan mendarat di pipiku yang dihadiahkan Aisyah padaku. Lama kami terdiam hingga yang terdengar kemudian adalah bunyi napas yang teratur. Hingga…,.

“Bagaimana jika bintang itu tidak muncul Bu ? “

“Hah ?…ngggnn.” Aku tidak langsung menjawab dan jeda waktu menunggu itu membuat sebuah kegelisahan tiba-tiba muncul di wajah Aisyah.

‘Bagaimana jika langit mendung dan badai datang ?” Suaranya yang semula lirih kini dipenuhi rasa kekhawatiran.

Kurengkuh tubuh mungilnya erat-erat… dan dengan lembut kubisikkan kata di telinganya, “Ada Allah yang selalu setia menemani kamu sayang…. Allah tidak akan pergi meninggalkan kamu, apapun keadaan yang datang dan selalu berubah-ubah. Bintang kejora itu adalah kasih ibu yang akan ibu berikan untuk kamu, tapi ibu dan bintang kejora, bahkan juga kamu, ayah, kakak, adalah ciptaan Allah, yang bisa menghilang, pergi jika Allah menghendakinya…. Tapi Allah yang Maha Pencipta selalu hadir menemani kamu. “

“Ibu akan pergi kemana ?”

“Suatu hari nanti, mungkin ibu akan pergi menghadap Allah. Kalau itu terjadi, kamu tidak bisa bertemu ibu lagi, kalau kamu kangen, kamu lihat saja ke langit yang cerah, bintang kejora itu adalah kasih sayang ibu yang sudah ibu ukir di sana agar kamu selalu ingat ibu. Jangan pernah merasa putus asa jika kamu merasa seorang diri… karena bintang kejora itu selalu bersinar berpendar-pendar meskipun awan gelap selalu berusaha menutupi kehadirannya. Kamu bisa lihat bintang itu dimanapun kamu berada di muka bumi ini. Dan ingat…. Meski bintang itu hilang karena siang muncul menggantikan malam, ada yang selalu setia menemani kamu dan menyayangi kamu melebihi kasih sayang ibu ke kamu, bahkan melebihi kasih sayang seluruh makhluk di muka bumi ini. Itu adalah kasih sayang Allah Subhanallahu Wa ta’ala… nah sekarang tidurlah… Pejamkan matamu.”

Tak ada jawaban, sebaliknya muncul sebuah pertanyaan baru.

“Apakah aku akan bertemu ibu lagi di hari esok ?” Bola mata bening bagaikan mutiara itu menatapku dengan penuh tanda tanya. Sebutir mutiara bening meluncur dari sana, dan genggaman jemari kecil di lengan tanganku kian erat. “Hanya Allah yang tahu sayang. Jika Allah mengizinkan, tentu kita akan bertemu dan bermain kembali… sekarang, tidurlah.”

Mata Aisyah menatapku dengan polos dan sebuah telaga bening di kelopak matanya terlihat bergetar tak kuasa menahan bendungan air yang terkumpul di sana. Kukecup keningnya dengan penuh rasa kasih dan sayang.

“Ibu sayang sama kamu, jika takdir datang dan memisahkan kita, rasa sayang dan doa ibu akan selalu tercurah untukmu nak… Bersyukurlah selalu pada Allah, karena apapun takdir yang diberikan oleh Allah, dalam perhitunganNya, itulah yang terbaik bagimu. Tidurlah… Ada Allah yang akan menjagaMu malam ini.


(untuk semua permata hatiku di rumah.. I Love You)

..**Hari Gini Masih Pacaran? Ngga Banget Deh...!**..



"Hari gini ngga punya pacar? payah banget sih lo...!" itulah kata yang diucapkan salah satu teman ana ketika tahu ana ngga punya pacar. Dalam hati ana cuma bilang, "Yang payah itu siapa? yang payah itu elo, masa ngelanggar aturan tuhan ko bangga! Sungguh aneh...!" akan tetapi berhubung itu teman udah lama temenan ama ana jadinya perkataan itu cuma ana pendam dalam hati.
Bagi sebagian orang seperti teman ana itu mungkin pacaran adalah suatu hal yang biasa, bahkan ada yang lebih ekstrim yang menganggap bahwa pacaran itu adalah suatu keharusan, dan hidup tanpa pacaran bagaikan sayur tanpa garam (kaya lagu aja ya...). Padahal kalau saja mereka tahu (mungkin ada juga yang sudah tahu, tapi pura-pura ngga tahu) bahwa pacaran itu ngga punya untung sama sekali bahkan membuat hidup menjadi bergelimang dosa, mungkin mereka akan berpikir ulang untuk berpacaran.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."(QS. Al Isra' [17] : 32)
Itulah bunyi salah satu ayat dalam surat cintaNya untuk kita. Begitu sayangnya Allah Subhanahu Wata'ala terhadap kita, sehingga Allah memperingatkan kita untuk tidak mendekati zina. Begitu besarnya kerusakan dan kehancuran yang bisa dihasilkan oleh suatu perzinahan, sehingga mendekatinya pun kita dilarang oleh Allah.
Lantas apa hubunganya dengan pacaran?
Ya jelas ada hubungannya dong, gimana sih lo ini. Kan elo tahu gimana pacaran itu, yang pasti ngga lepas deh dari yang namanya dua-duaan, deket-deketan, pegangan tangan, mesra-mesraan, dan akhirnya kebablasan.
Elo Muslim-kan? pastinya elo percaya dong dengan yang namanya hadits Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam,
"Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya". (HR. Al-Bukhori [5889] dari Ibnu Abbas, dan Muslim [2657] dari Abu Hurairah)
Nah coba deh elo resapi itu hadits, pasti deh elo bakalan tahu bahwa pacaran itu udah amat sangat dekat dengan yang namanya zina. Kalo elo masih nganggap kalo pacaran ama zina itu jauh, lo coba deh untuk pacaran tapi ngga saling ngeliat, ngga pernah saling ngerayu (apalagi ngegombal ya...), terus ngga pernah pegangan, and ngga pernah dua-duaan...
Bisa ngga elo ngelakuin yg kayak gitu, kalo bisa gue akui elo emang hebat....
Terus kalo ngga pacaran gimana gue dapat jodohnya? apa lo ngga mikir tentang itu?
Buset dah, elo ngga percaya dengan Allah ya, coba deh lo baca Al-Qur'an...
"Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyat [41] : 49)
"Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (QS. Yaasiin [81] : 36)
Kalo elo Muslim, elo harus percaya kalo masalah jodoh itu udah ditentuin oleh Allah Subhanahu Wata'ala, jadinya ngga usah takut kalo ngga dapat jodoh, toh kalo emang ngga dapat jodoh di dunia, masih ada ko kesempatan tuk nemuin jodoh di akhirat, tapi dengan catatan elo harus menjadi orang yang baik biar dapat tiket untuk ke surga ya.
Terus nih kalo gue ngga pacaran, gimana gue bisa mengenal sifat ato kelakuan jodoh gue? Ntar yg ada ngga sesuai harapan lagi...!
Sekarang gue mau nanya ama elo, emangnya kalo elo pacaran elo bisa mengenal lebih dekat dengan orang pilihan elo? Kalo menurut gue sih ngga ngaruh sama sekali, soalnya sepengetahuan gue yang namanya pacaran itu lebih banyak jaga imej nya daripada jujurnya. Orang pacaran itu lebih memilih menjadi some body perect daripada jadi dirinya sendiri, jadi kalo elo ingin menjadikan pacaran sebagai ajang tuk saling mengenal, lo 100% salah besar bro...!
And kalo elo yakin ama janji Allah, seharusnya elo ngga perlu merisaukan tentang masalah itu. Coba deh elo baca ayat berikut...
"Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. An-Nur [24] : 26)
Nah sekarang elo tahu kan, kalo elo berharap mendapatkan yang baik maka perbaiki dulu deh diri lo...
Udah dulu ya pembahasannya, gue udah cape banget nih, insya Allah kapan-kapan kita sambung lagi ya...
To Ikhwan
Kalo elo emang ngaku sebagai laki-laki and lo suka ama cewe, langsung aja deh elo lamar tu orang ke ortunya, jangan elo jadikan cinta itu sebagai alasan untuk berpacaran, cowoj yang lebih memilih berpacaran daripada menikah adalah cowo yang bermental kerupuk bin pecundang and pengecut, ingat itu...!
To Akhwat
Kalo elo emang akhwat sejati, janganlah elo suka mengumbar aurat ataupun juga mengundang kaum the gombalers untuk menggoda. Jangan lupa juga untuk menjaga diri baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya, karena biasanya para cowo punya beribu macam muslihat untuk menggoda. Selain itu yang terakhir jangan lupa baca note ku yang sebelumnya di "ProPic Facebookmu Memalingkan Wajahku" ya (promosi mode on)