Saturday 31 December 2011

..**Surat Nabi Muhammad Itu Membuat Raja Kristen Masuk Islam**..


Setelah Perjanjian Hudaibiyyah Rasulullah Saw memiliki kesempatan untuk berdakwah yang lebih luas. Beliau mengirimkan banyak surat kepada pembesar di berbagai negeri untuk menyeru mereka kepada Islam.
Pada zaman Rasulullah Saw ada golongan yang beragama Nasrani. Menurut Imam Ibnul Qayyim Al Jauzi, dalam Hidayatu Al-Hayara fi Ajwibati Al-Yahud wa An-Nashara, umat Nasrani pada masa Rasulullah sudah tersebar di sebagian belahan dunia. Di Syam, (hampir) semua penduduknya adalah Nasrani. Adapun di Maghrib, Mesir, Habasyah, Naubah, Jazirah, Maushil, Najran, dan lain-lain, meski tidak semuanya, namun mayoritas penduduknya adalah Nasrani.

Terhadap mereka, Rasulullah SAW senantiasa melakukan Dakwah, seperti yang pernah beliau lakukan kepada Raja Najasyi, seorang Raja Nashrani yang tinggal di Ethiopia. Rasulullah SAW pun mengirimi surat kepada Najasyi untuk bertauhid kepada Allah SWT. Berikut adalah pesan surat tersebut:

"Dari Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abissinia (Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk."

Ketika Rasulullah Saw menulis surat kepada Raja Najasyi untuk menjadi seorang muslim, maka Raja Najasyi mengambil surat itu, beliau lalu meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgasana. Raja Najasyi  lalu mengirimkan surat kepada Rasulullah Saw dan menyebutkan tentang keislamannya. Beliaupun masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Tholib ra.

Raja An-Najasyi akhirnya meninggal dunia pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyyah. Rasulullah Saw memberitakan hal itu pada hari wafatnya lalu melakukan shalat ghaib untuknya. Beliau juga mengabarkan bahwa Raja An-Najasyi kelak akan masuk surga.

Rasulullah SAW juga pernah melakukan perperangan terhadap kaum Nashrani. Hal ini bermula ketika salah satu surat beliau telah dibawa oleh Harits bin Umair ra. yang akan diberikan kepada Raja Bushra yang Nashrani. Ketika sampai di Mu’tah, maka Syarahbil Ghassani yang ketika itu menjadi salah seorang hakim kaisar telah membunuh utusan Rasulullah SAW. Membunuh utusan, menurut aturan siapa saja, adalah suatu kesalahan besar. Rasulullah SAW sangat marah atas kejadian itu.

Maka Rasulullah SAW menyiapkan pasukan sebanyak tiga ribu orang. Zaid bin Haritsah ra. telah dipilih menjadi pemimpin pasukan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Jika ia mati syahid dalam peperangan, maka Ja'far bin Abi Thalib ra. menggantinya sebagai pemimpin pasukan. Jika ia juga mati syahid, maka penlimpin pasukan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah ra. Jika ia juga mati syahid, maka terserah kaum muslim untuk memilih siapa pemimpinnya". (Desastian/Pizaro)VOA-ISLAM.COM

..**Email Dari, Untuk (Mantan) Pacar…**..


Email Dari, Untuk (Mantan) Pacar…
(email si inem wong ndeso, setelah berkelana di kota)


Kepada yang dirohmati Allah,
Kang Emen
Di Bumi Allah

Assalamualiakum.. wr wb
Kang, Aq tulis surat/email ini, karena Aq nggak berani bertemu dengan dirimu. Aq juga takut ngobrol langsung denganmu, Kang. Karena Aq khawatir perasaanku mempengaruhi keputusan yang Aq buat nantinya.
To the point aja ya, Kang. Setelah kepergianku ke kota dan cukup lama tidak berinteraksi dengan Akang, Aq disini diinteraksi (diajak ngobrol) dengan adik-adik mahasiswa. Dari situ, Aq diajak diskusi banyak tentang Islam, meskipun Aq hanya seorang karyawan pabrik, tapi Aq juga berhak mengenal Islam dan punya hak untuk mendapatkan hidayah Allah…
Begini Kang, Aq sekarang aktif di sebuah kelompok kajian Islam. Tapi sebenarnya bukan karena kelompok itu sendiri, aku menulis surat ini. Melainkan setelah mempelajari Islam lebih dalam, aku menemukan interaksi selama ini yang kita lakukan sudah salah kaprah menurut Islam…

Kang, Aq memang sekarang masih baru belajar Islam secara kaffah dan konsekuensi dari mempelajari Islam, menurutku itu ada 2 hal: yakni terikat dengan apa yang telah kita pelajari (syariat Islam), dan yang kedua adalah menyampaikannya kepada orang lain (dakwah).

Dari yang aku pelajari sampai sekarang ini. Ada dua pelajaran berharga, pertama: tentang pakaian seorang perempuan (muslimah). Ternyata pakaian yang syar'i, untuk muslimah adalah Jilbab dan kerudung. Jilbab itu adalah baju longgar (macam daster) yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas (bagian leher) sampai bawah (kaki). Sedangkan Kerudung (khimar) adalah kain yang digunakan di kepala menjulur sampai ke dada. Kedua pakaian itu sebenarnya juga telah dijelaskan dalam Al Qur’an.

Aq berharap Akang bisa memahami, kalo Aq sekarang sudah memakai jilbab dan kerudung seperti yang diperintahkan oleh Islam, bukan diperintahkan oleh siapapun, termasuk guru ngajiku sekalipun. Sehingga Aq ingin menjadi muslimah yang sempurna dengan pakaian syar’i yang aku kenakan sekarang ini, Aq tidak ingin menodai aktivitasku dengan aktivitas yang melanggar syariat. Apalagi masyarakat disekitar kita juga sangat kejam memberi penilaian terhadap Islam, terutama wanita-wanita yang berjilbab tapi aktivitasnya nggak sesuai dengan pakainnya. Aq tidak ingin seperti itu Kang, berjilbab dan berkerudung tapi melakukan aktivitas maksiat. Maaf ya Kang…

Kemudian pelajaran kedua Kang, dari hasil kajian mendalamku tentang Islam, bahwa Islam tidak mengenal istilah Pacaran alias Islam mengharamkan pacaran. Pacaran yang dimaksud disini adalah aktivitas memadu kasih (sayang) antar lawan jenis, baik dengan atau tidak ditambahi aktivitas pegang-pegangan, kiss-kissan, dan sejenisnya, tapi aktivitas seperti itu tergolong aktivitas “mendekati zina”. Dalam kitab, An-Nizhâm al-Ijtimâ’i fî al-Islâm, Taqiyuddin an-Nabhani menerangkan bahwa Islam melarang ber-khalwat antara pria dan wanita, kecuali wanita itu disertai dengan mahram-nya. Khalwat artinya adalah bertemunya dua lawan jenis secara menyendiri (al-ijtimâ’ bayna itsnayni ‘ala infirâd) tanpa adanya orang lain selain keduanya di suatu tempat ; misalnya di rumah atau di tempat sepi yang jauh dari jalan dan keramaian manusia. Khalwat diharamkan berdasarkan hadis Nabi saw.: “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali wanita itu disertai dengan mahram-nya (HR al-Bukhari dan Muslim).”

Interaksi pria wanita hendaknya merupakan interaksi umum, bukan interaksi khusus. Interaksi khusus yang tidak dibolehkan ini misalnya saling mengunjungi antara pria dan wanita yang bukan mahram-nya (semisal “apel” dalam kegiatan pacaran), atau pria dan wanita pergi bertamasya bersama.

Karena dengan pengaturan seperti diatas merupakan Obat Mujarab bagi Penyakit Sosial
yaitu interaksi atau pergaulan antara pria dan wanita yang rusak, yakni telah keluar dari
ketentuan syariah Islam. Penyakit sosial ini tak hanya ada di masyarakat Barat (AS dan Eropa), tetapi juga di masyarakat Dunia Islam yang bertaklid kepada Barat. Penyakit masyarakat ini misalnya pelecehan seksual, seks bebas, perkosaan, hamil di luar nikah, aborsi, penyakit menular seksual (AIDS dll), prostitusi, homoseksualisme, lesbianisme, perdagangan wanita, dan sebagainya. (Thabib, 2003: 401-dst).

Pada tahun 1975 Universitas Cornell AS mengadakan survei mengenai pelecehan seksual (sexual harassement) bagi wanita karir di tempat kerja. Ternyata sejumlah 56% wanita karir di AS mengalami pelecehan seksual pada saat berkerja. Di AS, sebanyak 21% remaja putri AS telah kehilangan keperawanan pada umur 14 tahun, dan satu dari delapan remaja putri kulit putih AS (7,12 %) tidak perawan lagi pada umur 20 tahun (Abdul Ghani, 2004). Satu dari sepuluh remaja putri AS (berumur 15-19 tahun) telah hamil di luar nikah dan satu dari lima remaja puteri AS telah melakukan hubungan seksual di luar nikah. (Andrew Saphiro, We’re Number One, h.18; dalam Abdul Ghani, 2004).

Fakta kebobrokan moral itu tak hanya terjadi di dunia Barat, tetapi juga di Dunia Islam, termasuk Indonesia. Indonesia yang sekular juga tidak menjadikan syariah untuk mengatur mengatur interaksi/pergaulan pria dan wanita. Akibatnya pun sama dengan yang ada di masyarakat Barat, yaitu timbulnya penyakit sosial yang kronis yang sulit disembuhkan.
RSCM Jakarta setiap minggunya didatangi 4 hingga 5 orang pasien HIV/AIDS (data tahun 2001). Kasus aborsi terjadi 2,5 juta pertahun, dan 1,5 juta di antaranya dilakukan oleh remaja. LSM Plan bekerjasama dengan PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) pernah meneliti perilaku seks remaja Bogor tahun 2000. Hasilnya, dari 400-an responden, 98,6% remaja usia 10-18 tahun sudah melakukan apa yang disebut “pacaran”; 50,7% pernah melakukan cumbuan ringan, 25% pernah melakukan cumbuan berat, dan 6,5% pernah melakukan hubungan seks. Sebanyak 28 responden (pria dan wanita) telah melakukan seks bebas, 6 orang dengan penjaja seks, 5 orang dengan teman, dan 17 orang dengan pacar. (Al-Jawi, 2002: 69)

Data-data ini menunjukkan, penyakit sosial yang parah juga melanda masyarakat kita, yang telah mengekor pada masyarakat Barat yang bejat dan tak bermoral. Sungguh, tidak ada obat yang mujarab untuk penyakit itu, kecuali syariah Islam, bukan yang lain.

Penyakit sosial yang kronis dapat diatur dengan cara mengatur kembali interaksi pria wanita secara benar dengan syariah Islam. Hanya dengan syariah Islam, interaksi pria wanita dapat diatur secara sehat dan berhasil-guna, yaitu tanpa membangkitkan hasrat seksual secara ilegal, namun tetap dapat mewujudkan tolong-menolong di antara kedua lawan jenis untuk mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat.

Kang, dari uraian diatas, Aq berharap Akang bisa mengerti, antara pria dan wanita sangat jelas dalam islam tidak diperkenankan untuk pacaran, kalo memang Akang sudah siap menikah, sudah mengkhitbah (melamar) wanita, baru Akang bisa berhubungan dengan wanita tersebut untuk mengenal lebih jauh (ta’aruf)

Akang, afwan (maaf) bukan ingin memutus hubungan persaudaraan, tapi kalau memang Akang belum siap untuk menikah lebih baik jangan terlalu sering berhubungan walaupun hanya lewat telepon, sms, ym, facebook, dan sejenisnya.
Aq berharap bisa memahami dengan bijak, apa yang Aq sampaikan ini. Sekali lagi mohon Kang, kalo Aq harus ngomong lewat email ini. Dan setelah Akang menerima email ini, jangan membalasnya dengan telepon, sms atau ym, karena Aq tak sanggup untuk menyampaikannya. Lebih baik kalo Akang berkenan untuk membalas, balas aja email ini dengan email. Tapi jika tidak berkenan untuk membalasnya, juga nggak apa-apa. Semoga, Akang menemukan jodoh yang terbaik sesuai dengan keinginan Akang. Amin….

Wassallamualaikum,Jazakillah khoiron katsiro..

Dari (mantan) Adikmu
Inem

..**Wanita Bagaikan Ladang**..




Bismillaahirrohmaanirrohiim.. 


Ketika Khadijah jatuh cinta pada Muhammad dan kemudian meminta saudaranya untuk melamar Rasul pilihan Allah. Malah Khadijah terbilang sangat berani karena dia adalah wanita yang sudah berusia 40 tahun, berstatus janda dan jarak usianya cukup jauh dengn rasul dengan selisih 15 tahun. Tapi subhanaullah, Rasul tak menganggap Khadijah sebagai wanita yang rendah, dan tidak mencelanya. Malah Rasul yang saat itu terkenal sebagai pemuda yang jujur malah merasa rendah diri dan menganggap bahwa dirinya tidak pantas disunting oleh wanita mulia seperti Khadijah. Dan pada akhirnya Rasul tak pernah berhenti bersyukur dianugerahi Khadijah oleh Allah, tak henti-hentinya Rasul mengucapkan terimakasih pada Khadijah yang telah memilihnya sebagai seorang suami dan hanya kepada Khadijah-lah Rasul memberikan cinta sejatinya….padahal Khadijalah yang terlebih dahulu mengajukan dirinya.


Selain itu pula, berdasarkan riwayat dari Tsabit al Bunnani berkata, “Aku berada di sisi Anas, dan di sebelahnya ada anak perempuannya. Anas berkata, “Seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW. Menawarkan dirinya seraya berkata, “Wahai Rasulullah apakah engkau berhasrat kepadaku? (dan di dalam satu riwayat, wanita itu berkata, “wahai Rasulullah, aku datang hendak memberikan diriku padamu). Maka putri Anas berkata, “Betapa sedikitnya perasaan malunya, idih… idiih”. Anas berkata, “Dia lebih baik dari pada engkau, dia menginginkan Nabi SAW. Lalu menawarkan dirinya kepada beliau. (HR Bukhari). 


Bukhari membuat hadits ini di dalam bab “wanita menawarkan dirinya kepada laki-laki yang saleh”. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Diantara kejelian Bukhari ialah bahwa ketika beliau mengetahui keistimewaan wanita yang menghibahkan dirinya kepada laki-laki tanpa mahar, maka ia meng-istimbat hukum dari hadits ini mengenai sesuatu yang tidak khusus, yaitu diperbolehkan baginya berbuat begitu. Dan jika si laki-laki menyukainya, maka bolehlah ia mengawininya”(3)


Dalam riwayat tersebut sudah sangat jelas memberitahukan kepada kita bahwa, adanya kebolehan bagi seorang wanita untuk melamar seorang lelaki lebih dulu. Alias melakukan inisiatif terlebih dahuhu. Bukan berarti wanita yang mengajukan dirinya adalah wanita yang rendah dan tidak laku, ini adalah anggapan yang salah dan menurut saya sangat buruk. Sebab, Rasul yang merupakan lelaki yang mulia saja, tak pernah melarang dan tak pernah sedikitpun mencela wanita-wanita yang mengajukan diri kepadanya. Dia menghargai wanita-wanita tersebut yang bertujuan mulia terhadap dirinya. Penolakan yang dilakukanpun sangat halus sehingga tidak sampai membuat wanita tersebut merasa malu dan tersakiti. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Anas yang malah memuji wanita tersebut dan mencela putrinya yang beranggapan buruk terhadap wanita tersebut.


Namun sangat disayangkan, masih banyak diantara kita yang menganggap bahwa seorang wanita tidak pantas untuk mengajukan dirinya sebab itu akan menghinakan dirinya sendiri. dan terkadang masih ada saja ikhwan yang tanpa berpikir panjang langsung menolak ketika dipinang oleh seorang akhwat padahal akhwat tersebut bukan mengajaknya untuk berbuat sesuatu yang haram melainkan suatu perbuatan yang bernilai ibadah.


Oleh karena itu, pendapat saya pribadi, teman-teman akhwat yang berani mengajukan diri mereka kepada seorang ikhwan adalah sikap yang mulia. Alasan yang mendasari mereka adalah, mereka tak ingin hatinya terus berzina karena mempunyai perasaan pada seorang ikhwan. Dengan memberanikan mengajukan diri maka setidaknya mereka bisa mengetahui apakah ihwan tersebut mempunyai perasaan yang sama terhadap mereka atau tidak. Jika misalnya ya…maka perasaan cinta itu akan bernilai pahala ketika berakhir di pelaminan.


Toh jika pada akhirnya nantinya mereka ditolak, mereka akan berhenti untuk mencintai dan kemudian mulai dari awal lagi menata hati untuk ikhwan yang berikutnya. Tapi bukan berarti akhwat yang tidak mengajukan dirinya itu tidak mulia, sebab pada dasarnya yang mengatur scenario bagaimana jalan pertemuan kepada jodoh kita, adalah Allah. Bukan begitu..?
Sekali lagi, saya ingin mengatakan betapa bangganya saya kepada sahabat saya tersebut. Dia berani untuk mengejar cintanya walaupun dengan konsekunesi menanggung malu jika ditolak. Bagi saya itu bukanlah hal yang memalukan, sebab dia berani mengajukan dirinya. Tidak seperti saya yang ketika itu hanya bisa melihat dan mengagumi seorang ikhwan dari kejauhan. Dan hanya berdoa kepada Allah untuk memilihkan padaku pilihan yang terbaik.


BAGI PARA IKHWAN....
Dan bagi para ikhwan yang mungkin tiba-tiba ketiban duren, tiba-tiba bernasib seperti Fahri yang dalam film Ayat-Ayat Cinta, ceile…alangkah mulianya jika kalian menerima pinangan akhwat tersebut terlebih dahulu. Ini hanya sebuah saran. Mengapa? Saya seorang akhwat, saya tau perasaan apa yang sedang dihadapi oleh teman-teman akhwat yang mengajukan dirinya.


Jika para ikhwan membutuhkan 100 keberanian untuk melamar seorang akhwat, maka seorang akhwat membutuhkan 1.000.000 keberanian untuk melamar seorang ikhwan.
Jika seorang ikhwan membutuhkan waktu satu minggu untuk melupakan penolakan dirinya oleh seorang akhwat maka seorang akhwat membutuhkan waktu 1 tahun untuk melupakan penolakan dirinya oleh seorang ikhwan bahkan mungkin juga dia tidak bisa melupakan penolakan tersebut seumur hidupnya.


Dan ketika seorang akhwat mengajukan diri kepadamu, itu karena dia sudah berikhtiar kepada Allah sebulan bahkan setahun lamanya. Dan si akhwat telah menganggap bahwa engkaulah ikhwan yang terbaik diatara yang lainnya. Jika pada masa ta’arauf ada sesuatu yang tidak berkenan di hati kalian, maka tidak ada halangan bagi kalian untuk kemudian memutuskan ta’aruf tersebut.

BAGI PARA AKHWAT....
Wahai saudariku….kejarlah cintamu...dan raihlah kebahagiaanmu,,,,sebab cinta itu memang butuh sebuah perjuangan…..namun janganlah lupa menyandarkan cintamu yang pertama kepada Allah…dan tetaplah berjalan sesuai dengan perintah-Nya…dan jagalah iffahmu sebagai wanita-wanita mulia yang insya Allah kelak menjadi Wanita Penghuni Surga. Aamiin.

Catatan :
(1)Akhwat : Arti sebenarnya adalah sebutan panggilan untuk seorang wanita muslim, namun di masyarakat biasanya di identikkan untuk menyebut wanita yang menutup aurat secara 
sempurna sesuai syariat, dan yang telah belajar dan memahami islam.
(2)Ikhwan : Arti sebenarnya adalah sebutan panggilan untuk seorang laki-laki muslim, namun di masyarakat biasanya diidentikkan untuk menyebut laki-laki yang yang telah belajar dan paham dengan ilmu islam.


Baarokumulloohu fiikum^___^

..**Kamulah WONDER womenku**.. ^__^


 

Aku bukan wonder women mu
Yang bisa terus menahan rasa sakit karena mencintaimu

Pernah denger lagu itu dimana yach?? Kayak nggak asing…oalaah..pernah denger waktu ngantri gorengan di Mbak Yah…itu kan lagunya si Mulan Jamil adeknya Saipul Jamil..hohoho…!!
 

Ngomongin wonder women jadi inget pahlawan wanita yang nempel di dinding (emank cicak!hehe), maksudnye yang ntu tuh..yang gambarnya nempel di dinding. Ada Cut Nyak Dien, Kartini de el el. Kata bu guru mereka adalah palwan alias pahlawan wanita yang rela menahan derita karena mencintai negara ini…weeesss…so sweet!! Emank sich si palwan-palwan yang kita sebutin tadi emank wonder women tapi yang mo kita bahas kali ni adalah yang paling wonder diantara si wonder-wonderan tadi (maksud loh??).
Dialah Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah. Dialah si wonder women yang sangat dicintai oleh umat dan Rasulullah sendiri. Bayangin pren saking cintanya Rasulullah kepada Khadijah, beliau sampe merasa nggak bisa dapet pengganti yang kayak Khadijah…so sweet! Emank apaan sich kelebihan Khadijah sampe Rasulullah segitunya??

Dialah 'wanita suci'
Khadijah adalah seorang janda berusia 40 tahun. Klo katanya artis-artis yang menjanda banyak digunjing orang (digosipin gitu loh!) lain halnya dengan Khadijah. Yo mesti lain dunk, lha wong klo artis-artis menjanda, buru-buru dan berlomba-lomba cari 'pacar baru' ato malah 'para berondong' tapi klo Khadijah menjaga kesucian dirinya dengan menjaga tutur kata dan perilakunya. Banyak lelaki yang mencoba meminangnya dengan iming-iming harta mas kawin yang berlimpah tapi Khadijah menolak semua pinangan itu. Sehingga Khadijah pada masa jahiliyah diberi gelar 'wanita suci' (thahirah)

Dialah 'wanita cerdas'

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah mengelola urusan perdagangannya sendiri sehingga beliau mampu bersikap cerdas dan tegas dalam mengambil keputusan dan sabar dalam menghadapi cobaan. Sehingga beliau biasa menggunakan pengalaman ini dalam membantu dakwah Rasulullah.

Dialah 'wanita tegar'

Dikelilingi dengan ancaman dan intimidasi untuk suami dan keluarganya, beliau tetap menyebarkan ketenangan dan kasih sayang diantara keluarganya. Beliau tetap menunjukkan keteguhan seorang wanita dalam menghadapi kesulitan. Tidak sekalipun beliau mengeluh akan keadaan, tapi beliau selalu memberi dukungan penuh atas dakwah Rasulullah. Untuk ketegarannya ini Allah membalasanya dengan memberi kabar gembira kepadanya. Rasulullah bersabda ,”Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah bahwa akan dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata; tak ada hiruk pikuk dan rasa lelah di sana”

Dialah 'wanita lembut hati'

Kekuatan spiritual dan kejernihan cinta yang menjadikannya orang pertama yang mengimani risalah Muhammad. Beliaulah yang berperan dalam menghilangkan keraguan dan ketakutan dalam diri Muhammad. Saat pertama menerima wahyu Rasulullah bercerita kepada Khadijah ,”Wahai Khadijah, aku sering mendengar suara-suara dan melihat cahaya. Aku khawatir aku telah gila.” Khadijah menjawab ,”Allah tidak akan pernah melakukan hal itu padamu, wahai putra Abdullah”. Dengan lemah lembut beliau selalu berusaha menghibur suaminya.

Mengingat perjuangan dan pengorbanan Khadijah untuk Rasulullah dan umat, ya nggak heran beliaulah si wonder women umat bahkan wonder women untuk Rasulullah sendiri. Karena begitu cintanya Rasulullah ama Khadijah, istri-istri beliau pada ngiri semua. Seperti cerita Aisyah r.a., “Aku tidak pernah merasa cemburu kepada wanita sebesar rasa cemburuku kepada Khadijah. Aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah sering menyebut dan mengingatnya. Ketika menyembelih seekor kambing, beliau selalu memotong sebagian dagingnya dan menghadiahkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Aku pernah berkata pada Rasulullah,'Seperti tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah.'Rasulullah menjawab,'Khadijah itu begini dan begitu,dan dari dialah aku memperoleh anak'.”
Wiiih…so sweet…pada ngiri semua dech. Prend juga ngiri??? Jangan sekedar ngiri aja atuh…teladani sifat-sifatnya biar jadi muslimah yang tangguh. Jadikan diri kita wonder women yang berjuang dengan sekuat tenaga di jalan dakwah kayak Khadijah binti Khuwailid. Mau???

“ Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan-sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain “ (HR Ahmad)