Sunday 1 January 2012

~•♥•~Jodohku Berawal di Faceebook~•♥•~



Berawal dari Facebook baruku.. Kau datang dengan cara tiba-tiba..

Facebook memang merupakan sebuah situs yang memang multi fungsi, ngga hanya memberikan kemudahan untuk mencari teman bahkan mencari jodohpun bisa melalui Facebook!

Kali ini saya akan menceritakan tentang seorang ikhwan ( tentunya bukan saya, karena saya belum menemukan jodoh saya ) yang menemukan dan menyempurnakan separuh agamanya dengan perantara Facebook.

Sebut saja nama ikhwan tersebut adalah Mulyani, dia adalah seorang ikhwan yang aktif sebagai aktivis dakwah serta guru mengaji. Tidak jarang juga ustadz Mulyani mengisi pengajian-pengajian dan diskusi agama dibeberapa kampus di Banjarmasin, walaupun beliau sendiri belum pernah menjadi mahasiswa.

Ustadz Mulyani yang memang pada dasarnya masih muda, ngga mau kalah dengan anak muda yang lain. Dengan berbekal sedikit kemampuan internet dan sebuah hape butut multifungsi kepunyaannya, akhirnya Ustadz Mulyani berhasil untuk membuat Facebook. Berhubung ustadz Mulyani adalah seorang ustadz muda yang beryakinan bahwa dakwah itu harus dilakukan di mana saja dan kapan saja, akhirnya akun Facebook ustadz Mulyani itu 'disulap' menjadi sebuah media yang mana setiap update status-nya selalu berisikan sesuatu yang bernafaskan Islami dan penuh motivasi.

Sudah beberapa waktu berjalan, tidak terasa Ustadz Mulyani sudah mempunyai akun Facebook selama setahun. Teman-teman Ustadz Mulyani di Facebook juga semakin bertambah walaupun pertambahannya amat sangat lambat ( dalam setahun cuma mempunyai teman 800an ), ini diakibatkan kebiasaan ustadz Mulyani yang malas untuk add orang lain. Selama setahun terakhir kegiatan dakwah ustadz Mulyani di Facebook juga tidak berubah, ustadz Mulyani masih dengan setia meng-update status yang bernafaskan Islam ( walaupun hanya sedikit orang yang melike bahkan ada sebagian yang menghina status ustadz Mulyani, ustadz Mulyani tetap saja berdakwah tanpa memperdulikan hal itu, pernah sekaliku tanya tentang orang yang menghina status beliau, beliau hanya menjawab "masalah itu ngga usah dipedulikan, toh apa susahnya sih klo ada yang menghina, blockaja langsung akun fbnya!" ).

Hingga pada suatu hari ada sebuah akun dari seorang akhwat yang meng-add akun dari ustadz Mulyani. Tanpa perasaan apapun akhirnya permintaan pertemanan itu di-approveoleh ustadz Mulyani karena ustadz Mulyani hanya menganggap itu sebagai permintaan pertemanan biasa. Setelah itu perjalan akun Facebook Ustadz Mulyani masih berjalan seperti biasa dengan update status atau publish note yang bernuansakan dakwah. Akan tetapi, ada sesuatu yang terasa janggal atau beda setiap ustadz Mulyani update status ataupublish note. Akhwat yang baru saja di-approve oleh ustadz Mulyani ini selalu me-like status atau note tersebut, ustadz Mulyani bingung karena bukan hanya note atau statusbaru saja yang di-like tapi juga status dan note dari ustadz Mulyani yang sudah lama pun juga ikut di-like.

Berawal dari rasa heran diatas, akhirnya ustadz Mulyani memberanikan diri untuk membuka profil akhwat tersebut dengan harapan mungkin akhwat tersebut adalah teman dakwah ustadz Mulyani. Setelah membuka profil tersebut, rasa heran ustadz Mulyani belum juga hilang karena ia sama sekali ngga merasa kenal dengan akhwat tersebut. Akhirnya ustadz Mulyani memutuskan untuk mengenal akhwat tersebut lebih dekat dengan membaca status akhwat tersebut kemudian memberikan sedikit komentar yang berisikan saran pada salah satu status akhwat tersebut.

Berawal dari status tersebut akhirnya hubungan ustadz Mulyani dengan akhwat tersebut semakin dekat. Dari yang awalnya saling memberikan komentar di status hingga saling wall to wall bahkan saling mengirim message yang berisikan motivasi maupun dakwah. Keadaan ini membuat ustadz Mukhlis Abdi yang merupakan teman satu pengajian dengan ustadz Mulyani sedikit gerah, karena walaupun yang mereka lakukan itu masih membahas masalah agama akan tetapi menurut ustadz Mukhlis itu sudah berlebihan.

"...Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raaf [7] : 31)

Dengan memberanikan diri akhirnya ustadz Mukhlis melaporkan masalah itu ke ustadz Ardiansyah, guru pengajian yang diikuti oleh ustadz Mukhlis dan ustadz Mulyani. Setelah mendengar penuturan dan penjelasan dari ustadz Mukhlis, akhirnya ustadz Ardiansyah memutuskan untuk memanggil ustadz Mulyani untuk berbicara langsung. Lalu diutuslah ustadz Mulyadi yang juga merupakan adik ustadz Mulyani untuk menjemput ustadz Mulyani. Tidak memerlukan waktu lama akhirnya ustadz Mulyani datang ke rumah ustadz Ardiansyah.

"Assalamu'alaikum ustadz," kata Ustadz Mulyani.

"Wa'alaikum salam, alhamdulillah ente datang juga, silakan masuk!" jawab ustadz Ardiansyah.

Kemudian masuklah ustadz Mulyani ke rumah ustadz Ardiansyah, kedatangan ustadz Mulyani ini juga disambut oleh segelas air teh panas dan sepiring penuh pisang goreng.

"Afwan nih ustadz, ada apa ya ane dipanggil kemari," tanya ustadz Mulyani.

"ente datang ko langsung nanya-nanya sih, minum aja dulu tehnya jangan lupa pisang gorengnya juga dimakan!" kata ustadz Ardiansyah.

Dengan hati yang masih sedikit bingung, ustadz Mulyani mengambil sebuah pisang goreng dan memakannya.

"Gimana, enak ngga pisang gorengnya?" tanya ustadz Ardiansyah

"Alhamdulillah enak ustadz..." jawab ustadz Mulyani.

"Mul, denger-denger ente punya Facebook ya?" tanya ustadz Ardiansyah

"Alhamdulillah punya ustadz, memangnya kenapa ustadz?" tanya ustadz Mulyani lagi

"ngga, sebelumnya ente jangan marah ya sama ane?" tanya ustadz Ardiansyah kesekian kalinya
"kenapa ane mesti marah sama ustadz, ada-ada saja ustadz ini," jawab ustadz Mulyani dengan nada heran.

"gini lo Mul, ane yakin ente adalah salah satu murid ane yang mempunyai pemahaman agama paling kuat. Ane yakin ente sudah paham betul dengan adab pergaulan dalam Islam, seperti yang terdapat dalam ayat qur'an dan hadits."

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra [17] : 32)

"Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur [24] : 30)

"Kalau kamu meminta kepada mereka sesuatu kebutuhan, mintalah dari balik hijab (tabir), yang demikian lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (QS. Al-Ahzab [33] : 53)

"Telah ditulis atas anak adam nasibnya (bagiannya) dari zina, maka dia pasti menemuinya, zina kedua matanya adalah memandang, zina kakinya adalah melangkah, zina hatinya adalah berharap dan berangan-angan, dan dibenarkan yang demikian oleh farjinya atau didustakan,"(HR. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i)

"Ane yakin ente sudah paham dengan maksud ayat dan hadits di atas," jelas Ustadz Ardiansyah panjang lebar.

"Alhamdulillah sedikit banyak ane memahami maksud ayat qur'an dan hadits di atas ustadz. Memangnya kenapa ustadz?" ujar ustadz Mulyani.

"Begini lo mul, brusan Mukhlis datang dan cerita seputar aktivitas ente di facebook dengan seorang akhwat, ane cuma ngga pengen ente terjerumus aja, ane yakin ente udah cukup mampu untuk menikah, ente ingat ngga dengan hadits berikut"

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang telah mampu, hendaknya kawin, sebab kawin itu akan lebih menundukkan pandangan dan akan lebih menjaga kemaluan. Kalau belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab puasa akan menjadi perisai bagimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Tahukah kalian jika seseorang menumpahkan syahwatnya pada yang haram tidakkah ia berdosa? Maka demikian pula apabila ia menempatkan syahwatnya pada yang halal adalah pahala baginya.” (HR. Muslim)

“Tiga golongan yang berhak mendapatkan pertolongan Allah; pejuang di jalan Allah, hamba sahaya yang menginginkan kemerdekaan, dan orang yang menikah karena menginginkan kesucian diri.” (HR. Turmudzi)

Jadi ane harap ente berpikir matang terlebih dulu, ente menikah ato ente hentikan segala aktivitas facebook ente dengan akhwat tersebut," terang ustadz Ardiansyah.

Dengan sedikit tertunduk ustadz Mulyani menjawab, "baiklah ustadz, ane bakalan Shalat istikharah dulu, semoga ane bisa menentukan yang terbaik. Kalau begitu ane pulan dulu ustadz!"

"Baiklah kalo gitu, kalau ente perlu bantuan ane tuk melamar, insya Allah ane siap." jawab ustadz Ardiansyah.

***

Sudah tiga hari berlalu dari kejadian itu, akhirnya ustadz Mulyani dengan mantap memutuskan untuk melamar dan menikah dengan akhwat tersebut. Ternyata akhwat tersebut adalah salah satu peserta pengajian ustadz Mulyani ketika mengisi pengajian di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Jodoh memang susah ditebak, kita tidak akan mengetahui siapa yang akan menjadi jodoh kita hingga tiba saatnya. Mungkin saja jodoh kita sekarang sudah dipertemukan dengan kita tapi kita tidak mengetahuinya, bisa juga jodoh kita adalah orang yang ama sekali belum kita kenal.

“Jodoh itu di tangan Tuhan. Benar. Tapi jika Anda tidak meminta dan mengambil dariNYA, selamanya dia akan tetap di tangan Tuhan.” ( Mario Teguh )

Jodoh memang perlu diperjuangkan, tapi perjuangan itu janganlah dibumbui dengan sesuatu hal yang melanggar syariat Islam.

Janganlah kita memulai suatu ibadah dengan perbuatan dosa.

Oleh Abdul Al-Hafizh

..**Pesan dari 'Dunia Maya'**..




Bismillaahirrohmaanirrohiim..

“ Lu mah susah amat kalo dibilangin, makanya susah ngedeketin Linda. Apalagi Cuma lewat Facebook, sipil buat gue “ kata Rafi pada sahabatnya. Hery.

“ Lu juga pelit amat kalo ngasih tips ke gue, si Linda tuh anaknya susah di kejar. Gue Privat Chat aja kagak pernah dia bales “ kata Hery. Disambut tawa yang menggema di kamar kost mereka.
“ Gue kasih lu tips buat narik perhatian para akhwat yang pake jilbab “ Rafi mengerlingkan matanya.

“ Apaan tadi ?? akhwat ?? makanan apa tuh ??” Hery mengernyitkan dahinya. Terdengar kembali tawa Rafi.

“ Ahh lu..ngaku fans berat Fesbook, akhwat aja lu kagak ngerti, katrok lu “ Rafi mengacak-ngacak rambut sahabatnya.

“ Aduh..rambut gue nih..jadi kagak keren lagi nih rambut gue diacak-acak “ Hery membetulkan rambutnya.

“ Gue kasih lu tips jitu ala gue, beberapa kali gue coba sama cewek pake jilbab di Facebook dan Twitter, gue berhasil. Malah ada yang sempet gue ajak jalan segala. Mau kagak lu, gue kasih tau nih ?? “

“ Mau lah gue “ Hery langsung duduk di depan Rafi.
“ Lu tinggal masuk aja ke bahasa gaul mereka. Pake kata ‘ana’ atau ‘ ane’ , terus ‘ akhi’ dan ‘ukhti’ , terus ‘ anti ‘ atau
‘antum’. Beres kan, lu udah bisa masuk ke dunia tu para cewek. Asal bisa kata-kata gitu doank, udah pasti top markotop
deh “ kata Rafi panjang lebar.

“ Oke deh, gue coba dulu. Awas lu kalo kagak berhasil. Gue jitak lu pake sepatu “
Rafi hanya terkekeh mendengar ulah sahabatnya.
“ Gila lu, bener banget. Gue salut deh sama lu bro “ Hery menepuk-nepuk pundak Rafi. Tapi Rafi tak bergeming dari laptopnya.

“ Eehh..gue dicuekin. Ngapain si lu “
“ Gue lagi penasaran nih sama satu cewek. Gue udah Add beberapa hari lalu, gue Privat Chat Cuma Salam gue doank yang dibales, sisanya kagak pernah. Gila nih cewek “ kata Rafi membuat Hery penasaran juga untuk ikut menengok wanita yang tak terketahui wajahnya, karna dia memang tidak memperlihatkan fotonya. Hanya gambar-gambar bunga atau gambar cewek kartun berjilbab.
“ Gue ada ide nih Her, liat aja trik gue. Pasti dia klepek-klepek sama rayuan gue yang satu ini “ Kata Rafi yang disambut baik oleh Hery.

Dear Ukhti Fillah

Assalamualaikum..

Yaa ukhti..begitu hinakah diri ini sehingga anti tak mau bersahabat dengan ane yang serba lemah ini. Ane hanya ingin menjalin persahabatan denganmu. Apakah menjalin persahabatan itu sesuatu yang anti tidak sukai, bahkan kita dianjurkan untuk mempererat ukhuwah. Apakah untuk mempererat ukhuwah sesuatu yang diharamkan ??

Klik ‘Send’, maka surat itu meluncur ke inbox nya. Rafi sangat yakin bahwa cewek itu pasti akan luluh padanya. Rasa penasaran Rafi dan Hery sangat menggebu-gebu. Apalagi Hery yang merasa baru menjdapat pelajaran baru.

“ Ada pesen masuk tuh, cepetan dibuka “ kata Hery menyadarkan Rafi dalam lamunannya.
Jawaban pesan yang dinanti-nanti, kata Rafi dalam hati dibalik sebuah senyuman. Rafi yakin dia akan merespon rayuan mautnya dengan baik.

Wahai Akhi Fillah
Waalaikumsalam Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.
Yaa Akhi Fillah..benarlah bahwa diri kita ini hina, bukan hanya antum yang hina tapi juga ana. Tak ada yang salah dengan persahabatan dan ukhuwah, namun perlulah kita bersikap dewasa dan cerdas.

Seandainya sebuah persahabatan dengan lawan jenis itu diperbolehkan tanpa adanya batasan, tentu tak akan ada larangan untuk khalwat ( berduaan ) dengan lawan jenis meskipun kita tau ada pembatas di antara kita yaitu sebuah ‘dunia maya’, tapi apakah antum yakin hati kita juga berbatas sehingga tidak akan merusak kemuliaan kita ??
Seandainya sebuah ukhuwah itu dilarang, tentu ana tak akan membalas pesan ini. Namun benarkah sebuah ukhuwah lantas bisa menghilangkan kotornya perasaan yang sering kali dikuasai syetan ??

Benarlah bila antum menjanjikan kalo antum bisa menjaga hati, tapi ana belum tentu sekuat antum untuk menjaga perasaan karna ana pun lemah atas nafsu syetan.
Yaa Akhi Fillah..sudah habiskah teman laki-laki antum sampai harus bersahabat dengan seorang wanita yang bukan mahrom antum ?? Kalo alasan antum hanya untuk persahabatan, maka ana kira cukuplah teman laki-laki menjadi sahabat antum sebelum antum menemukan sahabat sejati antum yaitu seorang istri. Kalo alasan antum sebagai teman curhat, maka pandanglah masih ada sahabat laki-laki atau ibu antum yang siap menyambut curhat antum.

Biarlah antum menjaga kemuliaan diri untuk istri antum kelak, dan biarlah ana pun demikian. Menjaga kemuliaan dan kesucian diri demi suami ana kelak.

Semoga antum bisa mengambil setiap perkataan ana sebagai suatu hal yang baik, bukan sebagai sebuah kebencian. Karna sesungguhnya kita memang bersaudara, saudara se iman.

Rafi dan Hery pun hanya bisa saling pandang. Menatap tulisan yang ada di hadapan mereka, namun hati mereka menerawang jauh pada masa depan. Mereka menginginkan seorang istri shalihah, menjaga kemuliaan diri amatlah penting. Bila diri ingin mendapatkan seorang istri yang mulia, maka tentu diri harus bisa menjadi seorang yang mulia. Karna laki-laki yang baik tentunya untuk wanita yang baik, begitu juga sebaliknya. Yaa Robb.. Ampunilah kami.

Wallohu a’lam b ashi Showwab.

..**Ikutilah Agama yang Diridhai (Tafsir TQS Ali Imran [3]: 19)**..


Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya (TQS Ali Imran [3]: 19).
enarkah manusia bebas memilih agama sesukanya? Kalau ditanyakan kepada ide HAM yang dibuat Boleh Barat, jawabnya pasti: Ya! Agama adalah hak setiap manusia. Oleh karenanya, manusia bebas memilih agama apa pun, atau bahkan tidak memeluk agama apa pun.
Bagaimana jika ditanyakan kepada Islam? Ayat di atas memberikan jawaban jelas atas pertanyaan itu. Agar lebih jelas, ayat ini perlu dikupas lebih dalam.
Yang diridhai Allah
Allah SWT berfirman: Inna al-dîn 'indal-Lâh al-Islâm (sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam). Pada awalnya, kata al-dîn secara bahasa bermakna al-jazâ' wa al-mukâ'ah (balasan dan imbalan). Demikian Ibnu Manzhur dalam Lisân al-'Arab. Oleh karena itu, kata yawm al-dîn berarti yawm al-jazâ' (hari pembalasan).
Kemudian–menurut Fakhruddin al-Razi—kata al-thaâ'ah (ketaatan) disebut sebagai al-dîn karena ketaatan merupakan sebab terjadinya pembalasan. Dijelaskan al-Raghib al-Asfahani, kata al-dîn juga digunakan untuk menyebut al-syarî'ah wa al-millah (syariah dan agama). Akan tetapi, ungkapan tersebut untuk menunjuk ketaatan dan ketundukan terhadap syariah dan agama. Pengertian ini terkandung dalam firman Allah SWT: Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? (TQS al-Nisa' [4]: 125).
Dalam konteks ayat ini, sebagaimana diterangkan Abu Hayyan al-Andalusi, kata al-dîn dalam ayat ini bermakna al-millah wa al-syar' (agama dan hukum, undang-undang). Yakni, al-dîn al-maqbûl aw al-nâfi' aw al-muqarrar (agama yang diterima, bermanfaat atau yang ditetapkan).
Sedangkan al-Islâm, secara bahasa berarti al-istislâm wa al-inqiyâd al-tâm (penyerahan diri dan ketundukan total). Demikian Ali al-Shabuni dalam Shafwah al-Tafâsîr. Pengertian ini terdapat dalam beberapa ayat. Terutama ayat-ayat yang memberitakan tentang kisah para nabi sebelum Rasulullah SAW. Mereka disifati sebagai muslimûn yang berarti munqâdûn (orang-orang yang tunduk dan berserah diri).
Adapun secara syar'i, al-Islam merupakan al-dîn (dengan aqidah dan syariahnya) yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk seluruh manusia. Pengertian tersebut disimpulkan dari beberapa ayat, seperti QS al-Maidah [5]: 3 dan Ali Imran [3]: 85. Juga dari ayat ini. Dalam semua ayat tersebut, kata al-Islâm disertai dengan kata al-dîn; itu menunjukkan bahwa Islam merupakan sebuah al-dîn.
Ketika Rasulullah SAW ditanya oleh Jibril tentang Islam, beliau pun memberikan penjelasan yang berbeda dengan makna bahasanya. Beliau bersabda:
Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadlan, dan mengerjakan ibadah haji ke baitullah jika engkau mampu melakukannya (HR Muslim dari Umar ra).
Semua nash tersebut menunjukkan bahwa kata Islam telah dipindahkan maknanya; dari makna bahasa menjadi makna syar'i. Oleh karena itu, semua kata yang berakar dari kata al-islâm—seperti bentuk al-fi'l: aslama, yuslimu, aslim, atau bentuk al-ism: muslim—jika diucapkan tanpa suatu qarinah (indikasi), harus dipahami dengan makna syar'i. Ini pula makna al-Islâm dalam ayat ini.
Dengan demikian, sebagaimana dijelaskan al-Samarqandi dan al-Baidhawi, ayat ini memberikan penegasan bahwa agama yang diridhai Allah SWT adalah Islam. Atau lebih tepatnya, sebagaimana dijelaskan Syekh Taqiyuddin al-Nabahani, agama yang diterima di sisi Allah setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah Islam.
Kesimpulan tersebut sejalan dengan QS al-Maidah [5]: 3 yang menegaskan bahwa Allah SWT telah meridhai Islam sebagai agama buat Rasulullah
SAW dan umatnya. Juga QS Ali Imran [3]: 85 yang menyatakan bahwa siapa pun yang mencari agama selain Islam tidak akan diterima dari dan di akhirat kelak menjadi orang-orang yang merugi. Juga sabda Rasulullah SAW: Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar tentang aku seorang dari umat ini, baik dia Yahudi atau Nasrani, lalu ia mati dan tidak mengimani risalah yang aku bawa (Islam), kecuali termasuk penghuni neraka (HR Muslim).
Sikap Ahli Kitab dan Akibatnya
Kemudian Allah SWT berfirman: Wamâ[i]khtalafa al-ladzîna ûtû al-Kitâb illâ min ba'di mâ jâa al-'ilm baghy[an] bayna-hum (tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian [yang ada] di antara mereka). Lafadz al-ladzîna ûtû al-Kitâb menunjuk kepada Yahudi dan Nasrani. Karena lafadznya besifat umum, maka cakupannya pun menyeluruh, meliputi mereka semua.
Dalam ayat ini tidak disebutkan tentang perkara yang mereka perselisihkan. Menurut al-Qurthubi dan al-Wahidi, perkara itu adalah tentang kenabian
Muhammad SAW. Mahmud al-Hijazi dalam al-Tafsîr al-Wâdhih juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai khâtam al-anbiyâ' telah diberitakan kepada mereka. Sehingga mereka mengenal benar nabi penutup itu sebagaimana layaknya mereka mengenal anak-anaknya (lihat QS al-Baqarah [2]: 146).
Akan tetapi, ketika nabi penutup itu telah diutus dengan membawa risalah, kitab, dan bukti-bukti yang nyata, yakni min ba'di mâ jâa al-'ilm (sesudah datang pengetahuan kepada mereka), mereka justru berselisih tentangnya. Ada yang mengimaninya, namun tidak sedikit yang mengingkarinya. Pengingkaran mereka bukan disebabkan karena kebodohan dan ketidaktahuan. Bukan pula karena bukti yang dibawa Nabi SAW meragukan sehingga layak diingkari. Namun disebabkan oleh sifat dengki mereka. Yakni: baghy[an] baynahum. Artinya, hasad[an] baynahum (disebabkan oleh kedengkian di antara mereka). Tentang kedengkian mereka juga diberitakan dalam QS al-Baqarah [2]: 109.
Kemudian ditegaskan: wa-man yakfur bi âyâtil-Lâh Fa innal-Lâh sarî' al-hisâb (barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya). Ini merupakan ancaman keras bagi siapa pun yang ingkar terhadap Islam, sebagian atau seluruhnya. Cepatnya hisab di sini menggambarkan cepatnya azab yang bakal ditimpakan kepada mereka. Sebab, kekufuran sebagaimana diberitakan dalam banyak ayat menyebabkan pelakunya mendapatkan azab yang pedih dan dahsyat.
Dengan demikian, jelaslah. Manusia tidak diperbolehkan memilih agama sesukanya. Sebab, Allah SWT telah menetapkan agama yang diridhai-Nya.
Seluruh manusia wajib memeluk dan mengikutinya. Memang selama di dunia, manusia diberi kesempatan untuk memeluk agama selainnya. Akan tetapi, pilihannya itu mengandung konsekuensi yang amat berat. Dia harus menanggung azab yang maha dahsyat di akhirat kelak. Tak ada alasan yang dapat diterima untuk membenarkan kekufuran mereka. Termasuk alasan HAM dan kebebasan yang kerap diteriakkan semasa hidup di dunia. Tanpa ampun, mereka dipaksa menghuni neraka selama-lamanya. Masih ada yang tertarik dengan ide HAM dan kebebasan? Wal-Lâh a'lam bi al-shawâb.[]