Thursday 10 November 2011

Kidung Taubatku..

Ya Allah..
Kutadah tanganku..
Tunduk menghadapMu..
Mengharapkan keampunan..
Yang tulus daripadaMu..
...
Titisnya mutiara jernih...
Jatuh lembut mengusap pipi..
Langsung kusuci diri ini..
Dengan air mata taubatku kini..

Ya Rabbi... Ya Illahi....
Terimalah taubatku Wahai Sang Pengasih
Ku rayu ku sujud hanya kepadaMu..
Terimalah aku HambaMu yang hina..
Yang mengharapkan cinta akan dari Tuhannya..

Kuakui segala dosaku..
Kuserah seluruh hidupku..
Hanya untukMu kekasihku..
Ya Allah..
Ampunilah aku..

Kumohon padaMu Illahi..
Berilah aku cahaya murni..
Kan hatiku kukuh mengasihi..
Syariat dan Ukhrawi..

Ya Allah Maha Penerima Taubat
KepadaMu kulukiskan..
KepadaMu kucoretkan..
Inilah taubat seorang pencinta..

Sunday 25 September 2011

DOAKU



Ya Allah,
Jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang
yang melabuhkan cintanya padaMu
Agar bertambah kekuatankuuntuk mencintaiMu

Ya Muhaimin,
Jika aku jatuh hati, izinkanlah aku
Menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu
Agar  tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu

Ya Rabbana,
Jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya
Agar tidak berpaling daripada hatiMu

Ya Rabbul `Izzati,
Jika aku rindu, rindukanlah aku
Pada seseorang yang merindui syahid di jalanMu

Ya Allah,
Jika aku menikmati cinta kekasihMu
Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan
Indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirMu

Ya Allah,
Jika aku jatuh hati pada kekasihMu
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam
Perjalanan panjang menyeru manusia kepadaMu


Aamiin Yaa Rabbal alaamiin.

Thursday 18 August 2011

10 HAL YANG MENDATANGKAN CINTA ALLAH

Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya.



Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin. Saudaraku, sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkan kecintaan Allah. Lalu bagaimanakah cara cara untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa hal untuk mendapatkan maksud tadi dalam kitab beliau Madarijus Salikin.

Pertama, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an, pen]

Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib.  Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta.

Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.

Keempat, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.

Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah,  fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).

Keenam, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.

Ketujuh, -inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian  dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.

Kesepuluh, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.
Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Sumber: Madaarijus Saalikin, 3/ 16-17, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Darul Hadits Al Qohiroh

10 Cara Meraih Cinta Allah

Tujuan hidup seorang Muslim adalah memperoleh ridha dan cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tujuan ini akan tercapai hanya jika ia menjalani hidup secara mulia, baik sebagai hamba. Berikut ini adalah 10 cara meraih cinta Allah:

1. Selalu mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan melakukan ibadah mahdhah secara istiqamah
Allah Ta’ala berfirman, ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah [2] : 185)

Dalam Hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman, ”Aku dalam sangkaan hamba-Ku, dan Aku akan selalu bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Kemudian apabila ia ingat Aku dalam dirinya, Aku pun mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika ia ingat kepada-Ku dalam satu kaum, maka Aku akan mengingatnya dalam kaum yang lebih banyak dari pada kaum itu. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati-Ku satu hasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, aku akan datang kepadanya dengan lari-lari kecil.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

2. Kecintaan Allah Ta’ala bisa diperoleh dengan menjalankan ibadah nawafil (tambahan/sunnah)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda, ”Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu amal lebih Aku sukai daripada jika ia mengerjakan amal yang Kuwajibkan kepadanya. Hamba-Ku selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya, menjadi penglihatan yang ia melihat dengannya, sebagai tangan yang ia memukul dengannya, sebagai kaki yang ia berjalan dengannya. Jika ia meminta kepada-Ku pasti Ku-beri dan jika ia minta perlindungan kepada-Ku pasti Aku lindungi.” (Riwayat Bukhari)

3. Mencintai para kekasih-Nya. Merekalah orang-orang yang senantiasa ditolong, dilindungi, dan dibela oleh-Nya. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu (Ra), Rasulullah SAW bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman, ”Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Ku-izinkan ia diperangi.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

4. Mengikuti ajaran Rasulullah SAW
Allah Ta’ala berfirman, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran [3] : 31)

5. Berperang di jalan Allah Ta’ala dengan shaf yang rapi
Allah Ta’ala berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff [61] : 4)

6. Sabar ketika diuji dengan penderitaan dan syukur ketika diuji dengan kelapangan
Allah Ta’ala berfirman, ”Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran [3]: 146)

7. Selalu berbuat baik dan suka menolong sesama
Allah Ta’ala berfirman, ”Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (al-Maidah[5]: 93). Rasulullah SAW, dari Abu Hurairah RA, juga bersabda, “Barangsiapa melepaskan seorang Mukmin dari penderitaan-penderitaan dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya penderitaan-penderitaan hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan yang sulit niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang Muslim maka Allah akan menutup aibnya di akhirat. Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (Riwayat Muslim)

8. Bertakwa dan berbuat adil
Allah Ta’ala berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (At-Taubah [9]: 7).
Dalam ayat lain Allah Ta’ala juga berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (Al-Mumtahanah [60[: 8)

9. Ikhlas dalam beramal
Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang meninggalkan dunia dalam keadaan ikhlas hanya kepada Allah Ta’ala, tidak menyekutukan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, (lalu) ia wafat, maka Allah ridha kepadanya.” (Riwayat Ibnu Majah)

10. Bertobat dengan tulus
Allah Ta’ala berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (Al-Baqarah [2] : 222)

MENJAWAB KEBERADAAN ALLAH

DIKUTIP.COM - Seorang pembaca dikutip.com bertanya dimana Allah,, bagaimana wujud Allah dan bagaimana menyembah sesuatu yang tidak ada wujudnya...? Penulis juga pernah sebelumnya menemukan kasus serupa, dan inilah 3 pertanyaan yang biasa ditanyakan oleh "Pencari Tuhan" itu.
1. Kalau memang Allah itu ada, tunjukkan wujud Allah kepada saya.
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Dan Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, apakah menyakitkan buat setan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Allahmu tidak pernah berfikir sejauh itu?

Jika para pembaca dikutip.com juga mendengar ada seseorang yang menanyakan dimana Allah, TAMPARLAH pipinya saja

Tamparan itulah jawaban atas tiga buah pertanyaannya tersebut. Jika mereka terkejut dan tidak mengerti, jelaskan seperti dialog berikut.

Penanya : Kok Anda marah.

Anda : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Tentu saja saya merasa sakit.
Anda : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
P : Ya.

Anda : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!
P : Saya tidak bisa.
Anda : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Allah tanpa mampu melihat wujudNya

Anda : Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
P : Tidak.
Anda : Apakah pernah terpikir oleh Anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
P : Tidak.
Anda : Itulah yang dinamakan Takdir.

Anda : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
P : Kulit.
Anda : Terbuat dari apa pipi anda?
P : Kulit.

Anda : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit
Anda : Walaupun setan dan neraka sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat menyakitkan untuk setan.