Monday 14 February 2011

Aku Merindukan Bersahabat dengan Orang orang yang Sholeh.


Allah menyatakan dalam Al Qur'an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka.

Allah Ta’ala berfirman,

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

"Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Ali 'Imran: 101). Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur)." (QS. At Taubah: 119). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.)

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia." (Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 4/324, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379)

Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang sholih. Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ

“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.”(Siyar A’lam An Nubala’, 8/435, Mawqi’ Ya’sub). Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.

‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”

Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’." (Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain Al ‘Afani, hal. 466, Darul ‘Affani, cetakan pertama, tahun 1421 H)

Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang".(Lihat Shahih Al Wabilush Shoyyib, antara hal. 91-96, Dar Ibnul Jauziy)

Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang yang sholih. Oleh karena itu, sangat penting sekali mencari lingkungan yang baik dan mencari sahabat atau teman dekat yang semangat dalam menjalankan agama sehingga kita pun bisa tertular aroma kebaikannya. Jika lingkungan atau teman kita adalah baik, maka ketika kita keliru, ada yang selalu menasehati dan menyemangati kepada kebaikan.

Kalau dalam masalah persahabatan yang tidak bertemu setiap saat, kita dituntunkan untuk mencari teman yang baik, apalagi dengan mencari pendamping hidup yaitu suami atau istri. Pasangan suami istri tentu saja akan menjalani hubungan bukan hanya sesaat. Bahkan suami atau istri akan menjadi teman ketika tidur. Sudah sepantasnya, kita berusaha mencari pasangan yang sholih atau sholihah. Kiat ini juga akan membuat kita semakin teguh dalam menjalani agama.

''Aku Tinggalkan Dia Demi Allah''

Dengan nama Allah...sebaik-baik pemberi ganjaran.

Namamukah yang tertulis di lauh mahfuz sana?

Engkau yang bekal menemaniku jalan menuju syurga?

Aduhai pria.


Adakah kau yang tercipta untukku?

Jawab pertanyaanku ini.jawab!


Karena jawabanya bukan di tanganmu, tetapi di tanganNYA.

Tuhanku dan Tuhanmu,


Gelisah ku memikirkan dirimu,

Dan ketakutanku memikirkan Tuhanku,

Maafkn aku,

Ketakutanku pada Tuhanku melebihi kegelisahanku memikirkanmu.


Jemput diriku apabila waktunya tiba,

Sebelum sampai saat itu,

Biarkan aku sendiri bersama Dia,

Sebelum kucipta cinta di antara kita,

Jadilah dirimu kumbang yang hebat,

Dan doakan aku agar menjadi bunga yang mekar,

Untuk itu, aku tinggalkan dirimu padaNYA,


Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah

Tuhanku dan Tuhanmu,

Tidak ada suatu binatang melata melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya

Sesungguhnya petunjuk Tuhanku di atas jalan yang lurus.


Usah bersedih atas perpisahan sementara ini,

Jika benar aku tercipta untukmu,

Tiada yang dapat menghalanginya

Sebelum saat itu tiba,

Berdoalah pada Allah supaya di beri kekuatan,

Mohonlah kepadanya dengan penuh pengharapan.


Yakinlah pada janji Allah!


Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji (pula), dan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik (pula), mereka (yang di tuduh) itu bersih dari apa yang di tuduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (surah An-nur :26)


Sesungguhnya Allah takkan pernah menyia-nyiakan pengorbananmu. Bilamana kita tinggalkan semua ini karena Allah semata.


Yakinlah!

Akan ada sesuatu yang indah untukmu di kemudian hari.


Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu, dari pada yang sekarang (permulaan)

Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karuniaNYA kepadamu,

Lalu (hati) kamu menjadi puas (surah Ad-duh :4&5)


Beruntunglah kamu!

Jangan pernah sia-siakan kasih sayang Allah itu.


Maka Allah akan mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya orang yang mensucikan jiwa itu

Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya, (surah As syams :8-10)


Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ''Tuhan kami ialah Allah'' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,

Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan '' jangamlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih dan gembirarah mereka dengan jannah yang telah di janjikan Allah kepadamu, (surah Fussilat: 30)


Dan ketika kamu merasa lemah,

Mohonlah ketakutan dariNYA

Allah itu dekat,

Yakin dan pasti,


Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui, (surah Fussilat :36)


Kamu dan aku adalah intan terpilih,

Berdoalah semoga aku kuat dan tabah untuk menjaga kilauanku,

Berdoalah tiada sang kumbang durjana merasakanya sebelum yang halal tiba,

Aku juga senantiasa mendoakanmu agar dalam pemeliharaannya,

Sentiasa.



(Abdul Qodir Jaelani)

Keutamaan Kanan Daripada Kiri

Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suka memulai dari sebelah kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam seluruh aktifitas beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5926 dan Muslim no. 268)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ لِيَكُنْ الْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ
“Apabila salah seorang dari kalian memakai sandal, hendaknya memulai dengan yang kanan, dan apabila dia melepas hendaknya mulai dengan yang kiri. Hendaknya yang kanan pertama kali mengenakan sandal dan yang terakhir melepasnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5856 dan Muslim no. 2097)
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِلَبَنٍ قَدْ شِيبَ بِمَاءٍ وَعَنْ يَمِينِهِ أَعْرَابِيٌّ وَعَنْ يَسَارِهِ أَبُو بَكْرٍ فَشَرِبَ ثُمَّ أَعْطَى الْأَعْرَابِيَّ وَقَالَ الْأَيْمَنَ فَالْأَيْمَنَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diberi minum susu campur air, sementara di sebelah kanan beliau ada seorang badui dan di sebelah kiri beliau ada Abu Bakr. Maka beliau minum kemudian beliau berikan (sisanya) kepada orang badui tersebut. Beliau bersabda: “Hendaknya dimulai dari sebelah kanan dahulu dan seterusnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5619 dan Muslim no. 29029)
Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika dia minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya. Karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” (HR. Muslim no. 3764)
Penjelasan ringkas:
Memulai dengan yang kanan pada seluruh amalan-amalan yang sifatnya amalan kemuliaan merupakan salah satu di antara tuntunan Islam yang mulia. Ini menunjukkan bagaimana keuniversalan Islam karena menyinggung masalah yang mungkin dianggap remeh banyak orang, yaitu dalam mengerjakan sesuatu apakah dimulai dari yang kanan atau yang kiri, menggunakan tangan kanan atau tangan kiri, menggunakan kaki kanan atau kaki kiri.
Adapun hikmah dianjurkannya memulai dengan yang kanan pada amalan-amalan yang sifatnya kemuliaan, karena kanan itu lebih mulia daripada kiri.
Sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan hal ini, di antaranya:
1.    Kedua tangan Allah Ta’ala adalah kanan. Berdasarkan hadits Abdullah bin Amr bin Al-Ash: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar (panggung) yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahman ‘Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan-: Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga, dan adil dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepada mereka.” (HR. Muslim no. 3406)
2.    Kebiasaan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memulai setiap aktifitasnya dengan yang kanan.
3.    Karena menggunakan tangan kiri dalam makan adalah perbuatan menyerupai setan, padahal Islam telah mengharamkan seseorang itu serupa dengan setan.
4.    Nabi shallallahu alaihi wasallam mendahulukan orang yang di sebelah kanan beliau padahal dia hanyalah arab badui dan mengundurkan orang yang ada di sebelah kiri beliau padahal di situ ada Abu Bakr.
5.    Dalam wudhu anggota wudhu yang kanan lebih didahulukan untuk dicuci daripada yang kiri.
6.    Dan masih banyak dalil-dalil lainnya.
Karenanya disunnahkan seseorang untuk mulai dengan yang kanan pada setiap amalan kemuliaan, seperti: Masuk masjid mulai dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri, masuk wc dengan kaki kiri dan keluar darinya dengan tangan kanan, menyentuh kemaluan dengan tangan kiri, bersiwak dengan tangan kanan. Wallahu a’lam

Thursday 10 February 2011

^Surat Terbuka Dari Ikhwan untuk Akhwat^




Surat Terbuka untuk Calon Ahli Surga, Yang Akhlaq Mereka Dicemburui Bidadari.

Buat Saudariku

yang dirahmati oleh Allah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ukhti yang baik,

Kecantikan adalah anugerah. Senyum manis adalah berkah. Sungguh karunia dari Allah bahwa wanita diciptakan memiliki kecantikan yang sangat mempesona. Dan kecantikan itulah yang akan menjadi jalannya menuju surga, jika ia mampu membarenginya dengan akhlaq yang mulia.

Rosulullah menjelaskan bahwa di antara fitrah lelaki adalah menyukai kecantikan wanita. Bahkan ‘Aisyah yang merupakan salah seorang shahabiyah paling pandai di masa itu, terkenal pula karena kecantikannya. Rosulullah menjulukinya Humairo`: Gadis yang pipinya merona merah.

Dan karena kecantikannya itu, wanita dapat mengumpulkan pahala yang sebesar-besarnya dari Allah. Caranya? Bersyukurlah atas nikmat yang Allah berikan itu dan pandailah menjaga diri. Rosulullah mengajarkan cara bersyukur itu dengan membiasakan diri membaca do’a tatkala bercermin:

اللَّهُمَّ كّمَا حَسَّنْتَ خَلْقِيْ فَحَسِّنْ خُلُقِيْ

Yang maknanya, “Ya Allah… Sebagaimana Engkau telah mengelokkan parasku, elokkan pulalah akhlaqku…”

Ukhti yang dijaga oleh Allah…

Tak ada yang salah dengan kecantikan, karena, seperti kata pepatah, kecantikan bukanlah suatu dosa. Tapi sungguh itu tak berarti bahwa setiap wajah yang cantik berhak dijadikan barang tontonan. Kami kaum pria sangat bersedih karena sekarang ini banyak di antara kawan-kawan Ukhti yang gemar memajang wajah cantik mereka di profil Facebook. Juga di blog-blog yang katanya pribadi, tapi nyatanya dapat diakses oleh siapapun.

Ini adalah satu hal yang sangat marak belakangan ini. Satu hal yang dianggap lumrah, sehingga para gadis berjilbab itu memasang pose-pose mereka di foto-foto yang kian hari kian bertambah jumlahnya. Seakan nama saja sudah tidak cukup.

Mohon Ukhti tanyakan pada mereka, apa sesungguhnya tujuan mereka memajang foto tersebut di tempat-tempat publik? Yakni foto dengan gaya yang menggoda serta senyum yang memikat!

Jika tujuan berjilbab itu adalah agar menutupi aurat dan terhindar dari pandangan-pandangan jahat, apakah itu pula yang menjadi tujuan mereka saat bergaya di depan kamera dan memamerkannya pada setiap orang?

Jika berjilbab itu tujuannya adalah mencari ridho Allah, apakah tujuan memperlihatkan foto-foto itupun adalah ridho Allah? Apakah betul Allah akan ridho pada wanita yang melakukan hal itu?


Ukhti yang baik,

Kami kaum pria sangat bersedih menghadapi fenomena ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara gadis-gadis yang fotonya tersebar di seantero jagad ini adalah istri atau calon istri kami. Apakah mereka tidak tahu bahwa foto mereka tersimpan dalam komputer puluhan, ratusan atau bahkan mungkin jutaan pria lain yang tidak berhak? Yang mungkin saja dijadikan sarana oleh para pendosa sebagai ajang bermaksiat? Apakah mereka mengijinkan pria-pria selain suami mereka itu menyimpan foto-foto tersebut?

Ukhti,

Kami kaum pria sangat bersedih mendapati semua ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah ibu atau calon ibu kami, yang seharusnya menunjukkan caranya menjaga diri, bukan dengan menunjukkan hal-hal yang seharusnya disembunyikan…

Kami kaum pria sangat bersedih menyaksikan semua ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah guru atau calon guru kami, yang seharusnya mendidik dan mengajarkan Al-Qur’an serta Akhlaqul-karimah kepada kami.

Apakah semua ini akan dibiarkan begitu saja tanpa ada penyelesaian? Tanpa ada seorangpun yang berani menegur serta mengingatkannya, memberitahukan bahwa itu adalah sebuah kesalahan? Atau harus menunggu tangan-tangan jahat memanfaatkannya untuk merusak harga diri dan menyebarkan aib yang seharusnya ditutup rapat-rapat?

Ukhti yang baik…

Jazakillah khairan… Terima kasih banyak karena Ukhti tetap pandai menjaga diri dari sekecil apapun celah-celah kealpaan. Tapi tolong sampaikan pula pada kawan-kawan Ukhti, agar merekapun mengikuti jejak ukhti dengan menghapus foto-foto mereka dari Facebook dan blog-blog mereka. Sampaikanlah pada mereka agar menahan diri dari keinginan menunjukkan eksistensi diri di hadapan pria yang tidak berhak.

Jika mereka ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka cantik, cukuplah tunjukkan pada suami mereka saja. Atau orang tua dan anak-anak mereka saja. Karena Allah Maha Tahu segala sesuatu. Jika mereka membutuhkan sanjungan atas kecantikan yang telah dianugerahkan Allah pada mereka, biarlah Allah saja yang menyanjungnya, dengan balasan berlipat-lipat ganda di hari akhirat kelak.

Dan jika mereka ingin kecantikan mereka dikagumi, biarkanlah suami mereka saja yang mengagumi, lalu memberikannya sejuta hadiah cinta yang tidak akan pernah ada bandingnya…

Sementara kami, kaum pria yang tidak atau belum berhak atas itu semua, biarlah asyik masyuk tenggelam dalam do’a, agar dianugerahi istri yang cantik dan shalehah, ibu yang baik dan bersahaja, guru yang taat dan menjaga martabatnya…

Agar Allah mengumpulkan kita kelak di surgaNya. Meraih ridho dan ampunanNya serta dihindarkan dari adzab neraka…

Atas perhatian dari Ukhti, saya ucapkan jazakillah khairal jaza'…

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Friday 4 February 2011

Zina Dalam Label "Pacaran

A'uudzubillaahi minasysyaythaanirrajiim
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Washshalaatu was-salaamu'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina
Muhammadin wa'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh

Zina dan Pacaran dalam masa sekarang ini sulit untuk dipisahkan, lebih-lebih generasi muda sekarang mulai menjauh dari ajaran agamanya, mereka ego dengan kepentingan dunianya sendiri, mereka hanya sibuk mengurus sang kekasih kata mereka.

Sebenarnya didalam Al-Qur'anul karim telah menyatakan bahwa janganlah sekali-kali mendekati zina, karna dosanya sangat besar.

Tak bisa dipungkiri apabila seseorang itu sudah menjalani masa pacaran, sulit terlepas dari kata zina, yang zina itu sendiri adalah melalui pandangan mata saja sudah dibilang zina, apalagi sampai berpegangan, bergandengan bahkan sampai ketempat sepi, anda pasti sudah tau maksudnya.

Itulah dalam islam pacaran itu sebenarnya tidak dilarang, tetapi sesuai kaedah islami, bahwa bukan pacaran namanya tetapi untuk saling mengenal satu sama lain di anjurkan dalam islam, bahkan dalam firman-Nya Allah SWT mengisaratkan bahwa dijadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa gunanya adalah untuk saling kenal mengenal satu sama lainnya, tetapi kaedahnya menurut islam ada.

Sedih dan mengenaskan dua kata yang saya pilih saat saya bertemu dengan seorang sahabat yang ternyata hamil di luar nikah, oleh seorang kekasihnya yang tidak bertanggung jawab, seperti sebuah tayangan di sinetron di televisi, sudah menjadi sebuah kisah nyata yang ada pada masyarakat, hal
ini adalah salah satu hasil televisi dan tayangan media lain dalam merusak budaya yang ada pada masyarkat.

Saat ini cinta yang identik dengan pacaran adalah hal yang lumrah, hal ini dapat di lihat dalam beberapa sinetron di televisi, bahkan anak SD pun sudah ditayangkan dalam hal pacara/percintaan.

Apa yang dilakukan oleh orang yang berpacaran? secara kasat mata orang itu akan berpegangan tangan, lalu apa sih pacaran itu??? Pacaran di identifikasikan sebagai suatu tali kasih sayang yang terjalin atas dasar saling menyukai antara lawan jenis.

Apabila kita lihat secara sepintas dari definisi diatas mungkin dapat disimpulkan bahwa pacaran itu merupakan suatu yang wajar dilakukan dikalangan kita saat ini.

Terlepas dari tujuan Awal mungkin tujuan dari pacaran adalah untuk saling mengenal, untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, tapi pada tingkatan tertentu pacaran bisa jadi sebagai pelampiasan hawa nafsu bagi dua insan yang berbeda jenis.

Coba telaah dari beberapa kasus pacaran berapa persen yang memang pengenalan menuju pernikahan? jawabannya adalah sangat sedikit sekali, apakah benar yang sudah pacaran lama akan jadi dan menikah? jawabanya adalah tidak.

Ketika kita pacaran, resiko yang kita dapat adalah patah hati, sakit hati, dan kita mendekati zina (bagaimana tidak kalau pacaran kemungkinan besar kita akan berpegangan tangan, berciuman, atau bahkan melakukan zina/bersetubuh)

Fenomena hamil di luar nikah begitu marak, dan masyarakat pun sudah menganggap hal ini sebagai sesuatu yang biasa. Di mana-mana ada pemilu (pengantin hamil dahulu). Ironisnya, maksiat ini banyak dilakukan umat Islam.

Padahal Islam mengajarkan umatnya agar jangan mendekati zina.. tapi kenapa hal ini bisa terjadi karena masyarakat tidak menjalankan islam secara menyeluruh, dan hasilnya Zina dan pacaran menjadi hal yang wajar dan biasa di mata umat islam dan penduduk indonesia pada umumnya.

Inilah dampak kebebasan yang begitu diagung-agungkan, begitu banyak Media Televisi, Majalah, Koran, DVD, FIlm, Internet yang menayangakan informasi yang salah, dan ini salah satu dampak kehancuran budaya bangsa akibat tayangan TV yang tidak bermoral.

Hal ini dapat kita lihat dari perubahan pandangan di masyarakat terjadi perubahan nilai atau cara pandang terhadap pergaulan antar lawan jenis pun berubah.

Kalau dulu, pacaran atau bermesraan di depan umum dianggap tabu, kini hal itu dianggap biasa. Jangankan bersentuhan atau sekadar berciuman, yang lebih dari itu pun dilakukan, dengan tanpa rasa malu! Naudzubillah mi dzalik..

Banyak kasus, karena hubungan pacaran yang terlalu bebas, dua insan yang dimabuk cinta. Saat Hawa nafsu telah membius mereka, maka zina terjadi. Allah telah melarang mendekati zina apalagi kita berbuat zina, karena kalau kita telaah secara nalar dan akal, konsekuensi dari berbuat zina adalah sungguh berat dan membuat cemoohan dan siksa batin yang berat.

Bagi seorang gadis yang hamil di luar nikah karena zina, seringkali menyisakan rasa malu yang dalam. Gara-gara hamil di luar nikah, sekolah terpaksa kandas. Dan semua orang tahu, kini ia tidak gadis lagi. Duh, malu.. rasanya!

Tambah malu lagi, bila sang pacar tidak mau mengakui atau bertanggung jawab atas perbuatannya. Bila begini jadinya, rasanya, habislah sudah masa depannya. Penyesalan pun selalu datang terlambat. maukah anda atau keluarga kita mengalami hal ini..? pasti tidak mau kan, tapi mengapa kita membiarkan saudara, anak kita mendekati zina?

Tidakkah juga kita fikirkan saat kita berbuat kenikmatan sesaat sebuah konsekuensi lainya, kemarahan dan aib orang tua, rasa malu seorang anak yang ada karena perbuatan zina, jika kelak ia tahu, bahwa ia lahir ke dunia ini disebabkan perbuatan yang memalukan. Zina adalah perbuatan yang sepantasnya hanya dilakukan binatang itu.

Normalnya, dalam pernikahan, kehadiran anak dianggap sebagai anugrah yang tak ternilai harganya. Tapi, bila anak terlahir dari hubungan di luar nikah, maka ia pun dianggap sebagai aib. Tak jarang, sebelum ia lahir ke dunia, orangtuanya berusaha menggugurkannya.

Setelah lahir pun, seringkali ia hanya dibuang begitu saja, seperti sampah yang tak berharga dan sebuah dosa lain akan tercipta disini yaitu sebuah pembunuhan sebuah nyawa.

Zina juga dapat menyemai permusuhan dan menyalakan api dendam antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah berzina dengannya.

Jika wanita yang berzina hamil dan untuk menutupi aibnya ia mengugurkan kandungannya itu maka dia telah berzina dan juga telah membunuh jiwa yang tidak berdosa.

Jika dia ialah seorang wanita yang telah bersuami dan melakukan kecurangan sehingga hamil dan membiarkan anak itu lahir maka dia telah memasukkan orang asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga anak itu mendapat hak warisan mereka tanpa disadari siapa dia sebenarnya. Amat mengerikan, naudzubillah min dzalik.

Terlepas dari sah atau tidaknya pernikahan MBA biasanya tidak akan membawa kebahagiaan yang langgeng dalam rumah tangga. Sebab pernikahan sudah kehilangan makna, tidak sakral lagi. Tak ada 'malam pertama' yang indah nan penuh kejutan. Karena semua dirasakan sebelum menikah.

Mungkin, yang ada justru kejenuhan, penyesalan dan keterpaksaan. Zina menghilangkan harga diri
pelakunya dan merusak masa depannya di samping meninggalkan aib yang berpanjangan bukan saja kepada pelakunya malah kepada seluruh keluarganya.

Pezina yang berani melakukan maksiat ini dengan terang-terangan lebih buruk daripada mereka yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi.

Jadi masihkah kita mau mendekati zina, atau dengan kata lain "bercinta" kalau konsekuensi logis dari pacaran atau zina bila yang kita dapat adalah sebuah kenikmatan semu?

Maukah kita menjaga keluarga kita dari ancaman zina yang membius dan mengancam dari berbagai pihak. Semoga tidak ada lagi perbuatan haram yang memang berakibat buruk bagi kita semua.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

"Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu" (QS. Al-Baqarah 2 : 45).

Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan Segala Kemuliaan. Curahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, juga kepada para keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam. Amiin.

Wallahu'alam bishshawab, 
Wabilahi Taufik Wal Hidayah, 
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Sumber :
http://cossack117.multiply.com/journal/item/27