Tuesday 15 February 2011

Ikhwan Idaman


Ikhwan? apaan tuh? sejenis makhluk hidupkah? hehe.. yaiyalah,, ok, akan kita cari tau siapa sih Ikhwan itu. Apalagi Ikhwan idaman.



Sebelum membahas Ikhwan Idaman, kita cari tau dulu apa sih itu IKHWAN??



Ya sepertinya sosok ini bisa di temui di Masjid, di kalangan pengajian or aktivis-aktivis gitu yah? Masa sech?…Eitz tunggu dulu, gak juga kali. Kesannya dah kaya laki-laki beriman yang akan di jamin masuk surga. Ngaco dech,, lebay amat. Atau mungkin laki-laki berjenggot, bercelana ngatung plus peci di kepalanya. Hmm.. emang sih itu termasuk ciri-cirinya.Hehe…



Tapi yang pasti si Doi juga manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah, dah kaya lagunya Yovie n Nuno ” manusia biasa”. Oke lanjuut.. Ya sebenarnya ikhwan adalah sesosok laki-laki biasa yang sama dengan yang lain hanya saja panggilan ikhwan lebih terkesan laki-laki yang baik dan soleh, padahal kalau melihat hakekat arti dari Ikhwan dalam bahasa Arab ya saudara laki-laki. Dan pasangannya adalah Akhwat yaitu saudara peerempuan,akan tetapi di indonesia, khususnya dalam hal panggilan, ikhwan itu berkesan laki-laki soleh yang berbeda dari laki-laki biasa. Biasanya si Doi akan kita temui di masjid, organisasi islam, lembaga dakwah dan sebagainya. Karena memang begitulah mereka, dakwah.. adalah jalannya.

Subhanallah yah kesannya sosok ikhwan tuh perfect amat yah!! mau atuh sekilo mah… hehehe… dah kaya mangga dipasar ajah. Oalah sebelum jadi ngaco beneran kita ucapin Istighfar dulu yuuk.. Astaghfirullahal’aziim..

 Yupz,, Sekarang di tanya nih bagaimana sossok ikhwan idaman?

 Banyak banget temen-temen dari kalangan Akhwat yang senyum-senyum sendiri saat di tanya hal ini. Kadang sampai ada yang gak bisa jawab karena malu akhirnya mukanya merah, ada juga yang males jawabnya, ada juga yang dengan tegas mengatakan ” Yang penting soleh..” masa sih? yang bener soleh aja? gak mau kalo ganteng?? dan ikhlas aja nih kalo dapet yang jelek.. he… Sebenarnya apa aja sih yang di idamkan para akhwat perihal Ikhwan idaman?

1. Yang pasti laki-laki sejati, gak setengah-setengah atau istilahnya agak seperti wanita.

 “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang berpenampilan seperti laki-laki (HR. Al-Bukhari). Karena seorang akhwat menginginkan pendamping yang dapat melindungi dan membuat perasaan aman jika di dekatnya. Yaiyalah.. coba kalo misalnya ada apa-apa sedangkan ikhwan itu penakut gimana mau jadi superman buat si akhwat?? meski penakut adalah sifat manusia. Tapi tetep kale,, ikhwan yang sejati tetap plihan hati. cie,, (ngarep euy)

2. Beriman dan bertakwa

 Tak seorang pun yang lebih mulia dari yang lain kecuali karena takwanya kepada Allah, seperti tertera dalam firmanNya dalam surah Al Hujuraat ayat 13 “… Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa di antara kamu…”. Sungguh yang beriman dan bertakwa yang akan di cari sama akhwat. Jadi gak cuma tampang aja ikhwan tapi ga takwa. Masa sih mau di bilang kaya gitu. gak mau kan?

 3. Rapi dan bersih

 ” Kebersihan sebagian dari Iman” . Pada dasarnya fitrah manusia menyukai yang bersih. Dalam hal ini pun para akhwat rata-rata menyukai ikhwan yang bersih serta rapi, meski pada kenyataannya ikhwan yang memperhatikan kebersihan itu sangat langka di temukan. He,, bukan berarti banyak yang jorok sih. Jangan marah,,

Mungkin secara garis besarnya itu yang akan di idamkan oleh seorang akhwat, akan tetapi hal lain lebih relatif di antara Akhwat.

Semoga bermanfaat ya..

Wallahu’alam.

Monday 14 February 2011

Suara Hati Seorang “Akhwat”. (Amiin…)

Ku tak mengerti apa yang telah memasuki otakku sampai sampai setiap kali ku bermunajat kepadaMu terasa kelu bibir ini untuk berkeluh kesah kepadaMu Ya Rabb.. Sungguh sulit. Seolah di hati ini terlalu banyak permintaan yang ingin ku sampaikan, Sesulit itukah?
Menangis dan hanya menangis yang bisa kulakukan. Perjuangan ini memang berat. Sangat berat. Sampai diriku letih. Tapi sangat jauh… bila di bandingkan apa yang telah di lakukan oleh Rosulullah SAW.

Sepucuk do’a ku coba panjatkan.
Hmm… Untuk seseorang yang kini telah menanti diriku. Ku Harapkan dirimu yg slalu hadir di dalam setiap malamku, sungguh sangat ku harapkan. Ku sebut namamu d tengah lafadz-lafadz Nya. Sungguh hati ini terasa merindumu. Duhai calon pendampingku.
Akankah dirimu menyadari..Seperti inikah aku menanti dirimu?

Wahai calon pendampingku..

Ku harap kelak kau akan memanggil namaku. Menemuiku. Menghampiri diriku yang kini tengah menunggumu. Akankah itu kan terjadi? Ku tak tau pasti. Karena hanya Dialah yang tahu pemilik Alam Raya yang mengagumkan ini. Akan tetapi tetaplah harapanku kepadamu.

Wahai calon Pendampingku..

Ku harap disana kau pun masih belajar untuk meniti IlmuNya, berdakwah demi agamaNya, menangis di tiap malam-malamNya yang dingin, masih merindu SurgaNya, berdo’a untuk Umat, menyiarkan panji Islam, Menguak kebenaran.

Wahai calaon pendampingku…

Ku harap engkau masih mau berharap kepadaku, mendo’akan ku dalam setiap sholatmu, kemudian kelak kau kan datang ke rumahku dan memintaku kepada orang tuaku, membawaku dalam semangat dakwahmu.
Ku harap tidak salah, jika aku di sini masih berharap dengan dirimu…
Untukmu yang selalu Ku nanti, Entah bagaimana bentuk rupamu? ku harap yang selalu ku do’akan dalam malam-malamku.
Untukmu pengobat rindu, akankah benar kelak kau akan mendatangiku?Ataukah kau telah datang, ataukah tak pernah datang?
Tapi sekali ini, Ku yakin,, kau akan datang.
Sungguh Ku do’akan dirimu yang terbaik
Kelak aku akan mencoba mengisi masa penantianku dengan terus menggali IlmuNya.. Demi masa depan kita.
Semoga dirimu pun begitu, Amiin...
Untukmu di sana yang kelak akan menjadi calon pendampingku.

Aku Merindukan Bersahabat dengan Orang orang yang Sholeh.


Allah menyatakan dalam Al Qur'an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka.

Allah Ta’ala berfirman,

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

"Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Ali 'Imran: 101). Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur)." (QS. At Taubah: 119). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.)

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia." (Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 4/324, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379)

Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang sholih. Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ

“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.”(Siyar A’lam An Nubala’, 8/435, Mawqi’ Ya’sub). Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.

‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”

Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’." (Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain Al ‘Afani, hal. 466, Darul ‘Affani, cetakan pertama, tahun 1421 H)

Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang".(Lihat Shahih Al Wabilush Shoyyib, antara hal. 91-96, Dar Ibnul Jauziy)

Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang yang sholih. Oleh karena itu, sangat penting sekali mencari lingkungan yang baik dan mencari sahabat atau teman dekat yang semangat dalam menjalankan agama sehingga kita pun bisa tertular aroma kebaikannya. Jika lingkungan atau teman kita adalah baik, maka ketika kita keliru, ada yang selalu menasehati dan menyemangati kepada kebaikan.

Kalau dalam masalah persahabatan yang tidak bertemu setiap saat, kita dituntunkan untuk mencari teman yang baik, apalagi dengan mencari pendamping hidup yaitu suami atau istri. Pasangan suami istri tentu saja akan menjalani hubungan bukan hanya sesaat. Bahkan suami atau istri akan menjadi teman ketika tidur. Sudah sepantasnya, kita berusaha mencari pasangan yang sholih atau sholihah. Kiat ini juga akan membuat kita semakin teguh dalam menjalani agama.

''Aku Tinggalkan Dia Demi Allah''

Dengan nama Allah...sebaik-baik pemberi ganjaran.

Namamukah yang tertulis di lauh mahfuz sana?

Engkau yang bekal menemaniku jalan menuju syurga?

Aduhai pria.


Adakah kau yang tercipta untukku?

Jawab pertanyaanku ini.jawab!


Karena jawabanya bukan di tanganmu, tetapi di tanganNYA.

Tuhanku dan Tuhanmu,


Gelisah ku memikirkan dirimu,

Dan ketakutanku memikirkan Tuhanku,

Maafkn aku,

Ketakutanku pada Tuhanku melebihi kegelisahanku memikirkanmu.


Jemput diriku apabila waktunya tiba,

Sebelum sampai saat itu,

Biarkan aku sendiri bersama Dia,

Sebelum kucipta cinta di antara kita,

Jadilah dirimu kumbang yang hebat,

Dan doakan aku agar menjadi bunga yang mekar,

Untuk itu, aku tinggalkan dirimu padaNYA,


Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah

Tuhanku dan Tuhanmu,

Tidak ada suatu binatang melata melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya

Sesungguhnya petunjuk Tuhanku di atas jalan yang lurus.


Usah bersedih atas perpisahan sementara ini,

Jika benar aku tercipta untukmu,

Tiada yang dapat menghalanginya

Sebelum saat itu tiba,

Berdoalah pada Allah supaya di beri kekuatan,

Mohonlah kepadanya dengan penuh pengharapan.


Yakinlah pada janji Allah!


Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji (pula), dan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik (pula), mereka (yang di tuduh) itu bersih dari apa yang di tuduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (surah An-nur :26)


Sesungguhnya Allah takkan pernah menyia-nyiakan pengorbananmu. Bilamana kita tinggalkan semua ini karena Allah semata.


Yakinlah!

Akan ada sesuatu yang indah untukmu di kemudian hari.


Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu, dari pada yang sekarang (permulaan)

Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karuniaNYA kepadamu,

Lalu (hati) kamu menjadi puas (surah Ad-duh :4&5)


Beruntunglah kamu!

Jangan pernah sia-siakan kasih sayang Allah itu.


Maka Allah akan mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya orang yang mensucikan jiwa itu

Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya, (surah As syams :8-10)


Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ''Tuhan kami ialah Allah'' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,

Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan '' jangamlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih dan gembirarah mereka dengan jannah yang telah di janjikan Allah kepadamu, (surah Fussilat: 30)


Dan ketika kamu merasa lemah,

Mohonlah ketakutan dariNYA

Allah itu dekat,

Yakin dan pasti,


Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui, (surah Fussilat :36)


Kamu dan aku adalah intan terpilih,

Berdoalah semoga aku kuat dan tabah untuk menjaga kilauanku,

Berdoalah tiada sang kumbang durjana merasakanya sebelum yang halal tiba,

Aku juga senantiasa mendoakanmu agar dalam pemeliharaannya,

Sentiasa.



(Abdul Qodir Jaelani)

Keutamaan Kanan Daripada Kiri

Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suka memulai dari sebelah kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam seluruh aktifitas beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5926 dan Muslim no. 268)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ لِيَكُنْ الْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ
“Apabila salah seorang dari kalian memakai sandal, hendaknya memulai dengan yang kanan, dan apabila dia melepas hendaknya mulai dengan yang kiri. Hendaknya yang kanan pertama kali mengenakan sandal dan yang terakhir melepasnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5856 dan Muslim no. 2097)
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِلَبَنٍ قَدْ شِيبَ بِمَاءٍ وَعَنْ يَمِينِهِ أَعْرَابِيٌّ وَعَنْ يَسَارِهِ أَبُو بَكْرٍ فَشَرِبَ ثُمَّ أَعْطَى الْأَعْرَابِيَّ وَقَالَ الْأَيْمَنَ فَالْأَيْمَنَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diberi minum susu campur air, sementara di sebelah kanan beliau ada seorang badui dan di sebelah kiri beliau ada Abu Bakr. Maka beliau minum kemudian beliau berikan (sisanya) kepada orang badui tersebut. Beliau bersabda: “Hendaknya dimulai dari sebelah kanan dahulu dan seterusnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5619 dan Muslim no. 29029)
Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika dia minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya. Karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” (HR. Muslim no. 3764)
Penjelasan ringkas:
Memulai dengan yang kanan pada seluruh amalan-amalan yang sifatnya amalan kemuliaan merupakan salah satu di antara tuntunan Islam yang mulia. Ini menunjukkan bagaimana keuniversalan Islam karena menyinggung masalah yang mungkin dianggap remeh banyak orang, yaitu dalam mengerjakan sesuatu apakah dimulai dari yang kanan atau yang kiri, menggunakan tangan kanan atau tangan kiri, menggunakan kaki kanan atau kaki kiri.
Adapun hikmah dianjurkannya memulai dengan yang kanan pada amalan-amalan yang sifatnya kemuliaan, karena kanan itu lebih mulia daripada kiri.
Sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan hal ini, di antaranya:
1.    Kedua tangan Allah Ta’ala adalah kanan. Berdasarkan hadits Abdullah bin Amr bin Al-Ash: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar (panggung) yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahman ‘Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan-: Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga, dan adil dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepada mereka.” (HR. Muslim no. 3406)
2.    Kebiasaan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memulai setiap aktifitasnya dengan yang kanan.
3.    Karena menggunakan tangan kiri dalam makan adalah perbuatan menyerupai setan, padahal Islam telah mengharamkan seseorang itu serupa dengan setan.
4.    Nabi shallallahu alaihi wasallam mendahulukan orang yang di sebelah kanan beliau padahal dia hanyalah arab badui dan mengundurkan orang yang ada di sebelah kiri beliau padahal di situ ada Abu Bakr.
5.    Dalam wudhu anggota wudhu yang kanan lebih didahulukan untuk dicuci daripada yang kiri.
6.    Dan masih banyak dalil-dalil lainnya.
Karenanya disunnahkan seseorang untuk mulai dengan yang kanan pada setiap amalan kemuliaan, seperti: Masuk masjid mulai dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri, masuk wc dengan kaki kiri dan keluar darinya dengan tangan kanan, menyentuh kemaluan dengan tangan kiri, bersiwak dengan tangan kanan. Wallahu a’lam