Monday 18 April 2011

Say No To ” Ikhwit ” dan ” Akhwit ”





Bismillahirrahmanirrahim..

” Ukhti, statusmu itu lho selalu membuatku bersemangat, jantungku berdebar-debar, pokoknya ana bangga mengenal ukhti. Maukah ukhti menjadi orang yang mengajarkan ana tentang ilmu…bla..bla..bla..” akhirnya nafsu berbicara.
***
” Akhi, ana kagum dengan status-status akhi di Facebook, jujur saja sana membutuhkan orang yang mau membimbing ana dunia akhirat…bla..bla..bla..” kucing dikasih ikan, susah ditolak.
=================================
Kali ini saya ingin membahas masalah “Ikhwit” (Ikhwan Genit) dan “Akhwit” (Akhwat Genit), karna masalah ini ternyata masih banyak yang tidak menyadarinya.
Seorang ” Ikhwit” sangat senang membuat status-status ‘islami” , namun dibelakang itu semua masih suka chating dengan wanita yang bukan mahram dengan kata-kata mesra, merayu, bahkan membawa agama demi memperlancar aksinya.
Seorang “Ikhwit” akan dengan gencar memakai sok ‘arab’ meski yang dia tahu hanya kata, akhi dan ukhti, juga kata Ta’aruf. Karna menurutnya itu cukup untuk menggaet seorang akhwat dalam rayuan mautnya, mengenalkan sejurus tipu daya syetan. Lalu mengajak wanita untuk ta’arufan padahal ngajak pacaran
Seorang “Ikhwit” akan terus terlihat sempurna didepan akhwat, kata-katanya yang dibuat bijak, atau mengambil dalih-dalih, terlihat sepintar mungkin. Ini semua dilakukan untuk menggaet kaum hawa yang memang mudah terjebak dalam rayuan apalagi kalau melihat sang adam sempurna.
Seorang ” Ikhwit” akan senang dengan chating dengan para akhwat, alasannya sih dakwah, tapi yang dibicarakan jauh dari dakwah. Rayuan-rayuan yang dibungkus dengan gaya-gaya islami semisal : ukhti, jangan lupa sholat tahajjud, doakan saya dan tentu ukhti akan selalu saya doakan agar segera..bla..bla..bla.
***
Seorang “Akhwit” akan selalu berdandan secantik mungkin, untuk menarik si ikhwan terutama ikhwan genit. Dengan pesonanya dia mampu menggaet setiap ikhwan yang menatapnya penuh harap.
Seorang “Akhwit” senang sekali membalas rayuan seorang ikhwan tertuama para ikhwit yang memang sama-sama genit. Tak ada hijab, tak ada adab, tak ada rasa malu. Mereka saling merayu dan bergembira dengan syetan.
Seorang “Akhwit” akan senang dengan kata-kata sok islami untuk mengundang para ikhwit. Bahkan dibumbui kata-kata mesra yang dibungkus secara rapi dengan kata islami yang menyejukkan.
Seorang “Akhwit” sangat senang diberi perhatian lebih, digoda, dirayu. Bahkan membalasnya dengan tak kalah mesra, tak kalah mendayu sehingga ikhwit terpana dengan kata-katanya.
Seorang “Akhwit” senang dengan memperlihatkan lekuk-lekuk auratnya walaupun rambut tertutup kerudun tapi badan berlapis pakaian serba ketat. Menjadikan hal yang wajar seolah-olah bahwa islam memperbolehkannya asalkan aurat tertutup meski dengan pakaian serba ketat.
***
Mari kita perbaiki diri dengan sebaik-baiknya perbaikan, bukan hanya memperbaiki diluarnya saja namun dibelakang masih suka dengan hal-hal maksiat. Meski manusia tidak melihatmu berbuat, yakinlah Allah Azza Wa Jalla melihat perbuatanmu.
Azzam kan diri kita untuk baik dihadapan Allah Azza Wa Jalla, bukan hanya karena dilihat manusia kita menjadi baik. Beranikan diri kita untuk menolak kemaksiatan dalam bentuk apapun, dan jauhkan diri kita dari hal-hal yang merusak akhlaq.
Iffah dan Izzah harus selalu dijaga dan dipertahankan, jangan sampai kita termasuk dalam kriteria “ikhwit” atau ” akhwit”, apalagi didunia serba maya yang hanya dirimu dan dirinya yang tahu, ingatlah bukan hanya kita yang tahu segala yang kita perbuat. Tapi Allah selalu memperhatikan setiap detik apa yang kita lakukan.
“ Ilmu itu adalah pemimpin, takut adalah pengemudi, sedangkan nafsu adalah kuda yang mogok diantara keduanya yang menipu dan berpura-pura. Waspadalah dan jagalah dia dengan siasat ilmu dan kemudikan dia dengan ancaman ketakutan, maka engkau akan mendapatkan apa yang engkau harapkan.”( Umar bin Utsman)
Wallahua’lam bish shawwab.
NB : Maaf bila ada yang tersinggung, ambil yang baik dan buang yang buruk. Tanamkan kebenaran dalam hatimu.

Cintamu di Ujung Dunia






Bismillahirrahmanirrahim..

Seorang wanita dengan bangga menampakkan semua perhiasaannya, bukan hanya aurat yang ditampakkannya tapi juga harta yang dia pakai di tangan, di leher, juga di jari-jarinya. Betapa kekayaannya membuat dirinya begitu kikir.
Hingga di suatu pagi, seorang nenek tua datang menghampirinya.
“Assalamualaikum Nak”kata nenek tua itu.
“Wa’alaikumsalam”kata wanita kikir itu sekenanya. Acuh tak acuh.
“Bolehkah saya meminta minum, Nak?”
“Nggak ada!”
“Sedikit saja,Nak. Hanya untuk menghilangkan rasa dahagaku.”
“Makanya Nek, jangan mau hidup miskin. Buat minum saja susah.”
“Astagfirullah Nak, bukankah engkau seorang kaya. Kenpa kau begitu sulit memberiku air, saya tidak meminta hartamu hanya meminta seteguk air.”
“Tentu..aku memang orang kaya. Tapi air di rumahku terlalu mahal untuk kuberikan padamu. Pergi sana!”
“Semoga Allah mengampunimu Nak. Tak tahu kah kau, bahwa surga menanti orang-orang yang mau bersedekah, bukan orang yang menimbun hartanya demi dunianya.”
“Semudah itu kah surga? Tidak..aku tidak butuh surga!”
Sang Nenek tua terkejut mendengar jawaban wanita itu. Nenek tua itu tak kuasa menahan tangis.
“Cintamu hanya di ujung dunia, Nak. Padahal ada akhirat yang lebih kekal!”
***
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup Serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (QS. Al Lail (92): 5-11)
Sungguh masih banyak manusia yang sulit melepas kecintaannya pada dunia meski ditukar dengan surga sekalipun. Kecintaan pada harta benda membuat orang buta, bahkan bisa menghancurkan ukhuwah atau silaturahim.
Kadang betapa sulit kita bersedekah, karena merasa diri kita tak mampu untuk itu. Betapa pelit diri kita, padahal Allah telah menjamin sepuluh kali lipat atas apa yang kita sedekahkan. Tapi kita seolah-olah lupa bahwa Allah lah yang mengatur setiap rezeki kita.
Ketakutan habisnya harta membuat kita terlalaikan bahwa masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Membuat hati kita buta dan hanya akan sedekah bila ingat saja. Atau justru yang lebih parah bahwa kita tidak percaya dengan rezeki yang diatur Allah Azza Wa Jalla karena rasa kikir yang tidak pernah kita sadari kehadirannya.
Kisah diatas hanyalah contoh semata, masih banyak orang-orang yang menimbum harta mereka karena merasa bahwa harta itu akan habis bila disedekahkan. Tapi mereka lupa bahwa mereka tidak akan membawa harta mereka ketika mati. Harta hilang, pahalapun tak ada. Lalu untuk apa kekikiran itu?
Dunia adalah anugrah, dunia adalah keindahan, tapi dunia juga cobaan. Begitu banyak cobaan yang ada di dunia, semakin kita ingin meraihnya, semakin besar badai yang menghadang. Semakin kita ingin meneguknya habis, semakin kita tak akan pernah puas.
Dunia ibarat air laut; makin banyak orang haus minum darinya makin hauslah ia sampai air itu membunuhnya ( Imam Ja’far )
Wallahua’lam bish shawwab.

ATM ( Akhwat Tapi Mesra )







“Idih, kok bisa bang?” aku dibuatnya penasaran.
“Bisalah. Bang Haris gitu lho!”
“Bukan karena ATM kan bang?”kataku.
“Apaan tuh?”
“Akhwat tapi Mesra. Biasanya nih kalau semangat lagi naik, ada penyemangatnya.”
Bang Haris hanya menjawab dengan cengengesan. Entah apa yang ada dipikirannya.
“Lho kok malah ketawa ketiwi gitu!” aku mengerutkan dahi.
Dia malah tambah ‘salting’ dan menggaruk-garuk kepalanya yang aku yakin nggak gatal.
***
Senang memang ketika ada yang memperhatikan kita terus jadi bisa meningkatkan kwalitas semangat kita dalam melakukan berbagai hal, mungkin salah satunya kamu.
Hubungan dengan seorang akhwat sebagai sebuah ukhuwah memang kadang kala diperlukan, tapi tetap ada batasannya. Bukan dengan hubungan yang ‘terlarang’, dengan mengumbar kemesraan.
Bukan pula menghalalkan berhubungan dengan akhwat tapi mesra. Kamu mungkin tidak pernah menyadari bahwa hal itu akan berujung pada kemaksiatan, karena kamu telah dibutakan oleh kemesraan yang ditunggangi syetan.
Misal dimulai dengan Chating atau SMS nanyain kabar, lama-lama menjadi kata yang menjual kehormatan. Kata-kata mesra diungkapkan, membuat hati sang akhwat berubah menjadi taman bunga. Tak ada lagi yang bisa melarang, karena dua hati telah dibutakan oleh kemesraan, bahkan mungkin Allah telah terlupakan.
Mungkin kamu akan berkata, bahwa kalian hanya beradu salam dan saling mengingatkan dalam hal ibadah. Apakah kamu tidak menyadari bahwa hal itulah awal dari segala bencana kemesraan yang kalian lakukan?
Banyak ikhwan yang berubah haluan, ketika menemukan seorang akhwat yang mau diberi sebuah kemesraan. Yang awal tujuannya hanya karna Allah, kini jadi menyimpang karena hubungan dengan akhwat tapi mesra.
Justru hal seperti ini sangat berbahaya bagimu. Kamu mungkin tahu bahwa orang-orang fasik secara terang-terangan bahkan melakukan hubungan terlarang yang menjurus pada zina, mereka sadar bahwa yang mereka lakukan adalah maksiat dan haram hukumnya. Itu karena cahaya illahi telah mereka jauhi.
Tapi berbeda ketika kamu yang merasa bahwa cahaya illahi telah ada didada, namun kamu justru tidak menyadari bahayanya bermesraan dengan akhwat meskipun dengan bahasa-bahasa islami seperti “ukhti, jangan lupa tahajjud dan doakan aku”. Apakah kamu tidak menyadari bahwa ini adalah tipu daya syetan yang meredupkan cahaya dihatimu?
Sahabat BMB, mari kita saling mengingatkan, saling menasehati kepada saudara kita. Tapi dengan cara yang santun dan yang dibenarkan oleh agama kita. Bukan dengan cara yang menyalahinya, karena manusia manapun ketika diberikan kemesraan kadang ada yang terang-terangan menerima dengan malu-malu.
Atau malah ada yang terang-terangan menolak secara keras, tapi hatinya tidak bisa dibohongi, masih ada rasa senang yang tak mungkin tergambarkan. Karena fitrahnya sangat suka dengan pujian dan kata-kata yang menyenangkan.
So sahabat..tidakkah sebuah pengingat jauh lebih baik ketimbang kita tahu tapi kita tak mau tahu.
“Tidaklah kutinggalkan suatu ujian yang lebih berat bagi laki-laki melebihi wanita” (HR Bukhari dan Muslim).
Wallahua’lam bish shawwab.

TTM ( Ta’aruf tapi Mesra )





Bismillahirrahmanirrahim..

” Assalamualaikum ukhti, jangan lupa makan ya? ana nggak mau kalau nanti jadi istri ana, ukhti kena sakit maag atau kurusan.”
SMS dikirim..
SMS diterima..
“Wa’alaikumsalam akhi, iya akhi. Insyaallah ana nggak telat makan. Makasih banget ya, masih ta’aruf aja udah diperhatikan seperti ini apalagi nanti kalau jadi istri akhi, pasti jadi wanita paling bahagia.”
====================================
WoW.. PEDE aja gitu, SMS an dengan kata mesra yang bergejolak-jolak bawa kata-kata islami untuk menghalalkan ragam kemesraan.
Tak mudah memang menutupi rasa yang seharusnya tak terungkapkan begitu saja, tak diumbar begitu mudah. Seperti cinta yang tak pernah ada harganya, layaknya para pemuja cinta yang sudah kehilangan kendali bahkan telah hilang dalam mengenali bagaimana rasanya cinta.

Bahaya Akhwat GENIT




Sepintas mendengar kata Akhwat pikiran kita langsung terarah kepada satu sosok wanita sholeha yg berjilbab rapi dan menjulur hingga bawah dada. Atau saat mendengar kata itu, kita seakan mebayangkan satu wanita exclusif yg ilmu agamnya diatas rata rata wanita sebayanya. Benarkah?


Gak tau kapan awalnya Jargon ahwat dan ikhwan ini mulai populer. dan katanya, si akhwat ini bahkan membuat wanita wanita lain di luar jemaah tarbiyah iri dan merasa rendah diri?

Suatu ketika saya pernah diminta tausiyah oleh satu muslimah di ruang chating internet, disela sela obrolan kecil kita, muslimah itu memotong pembicaraan dengan nada melemah "saya bukan akhwat". Nah lo...

Ini terjadi juga sama lawan "akhwat" yg pupuler dengan sebutan "ikhwan", jargon ihwan pun mendapat posisi lebih meyakinkan dalam sosial masyarakat Indonesia. Saya pun pernah suatu ketika memanggil lawan chating dengan "akhi" dan muslim itu langsung memotong, "saya gak pantas dipanggil akhi"


Nah Lho... Nah lho?

MEMANG SELAMA INI YANG DIPAHAMI TENTANG KATA ITU SEPERTI APA?

coba Sedikit saja kita buka pengetahuan bahasa arab, gak usah belajar nahu sorof... jika kita cari, kita akan segera menemukan:

Akhwat : Perempuan / Women
Ikhwan : Laki Laki / Man
Ukhti : Saudariku / My Sister / dalam prononsiasi bahasa arab dibaca "okh'ti"
Akhi : Saudaraku / My Brother / dalam prononsiasi arab lokal dibaca "akhey"

Lalu kenapa koq si akhwat ini banyak di soroti, bahkan saya banyak menemukan Tulisan yg menyerang si Akhwat. ada juga yg berusaha menurunkan reputasi si Ikhwan dengan meng identikannya dengan bakwan?

Apakah mereka tidak mengerti kata kata bahasa arab yg hampir jadi bahasa indo ini? sayang sekali jika ada orang yg berusaha melemahkan pejihad pejihad dakwah itu. sungguh sebuah cara yg tidak terpuji jika melemahkan mereka yg jelas jelas berpakaian terpuji dan sesuai syariat. kalau begitu, pakaian seperti apa yg mereka yakini?. yah jika benci sama partai, jangan benci sama "gelora iman" di dada mereka. karena hidayah Allahlah yg akan menunjuki.

Menurut saya, akhwat itu ya.. muslimah ummat Muhammad Saw. dari harokah manapun dia berasal, bahkan kalau dari kaidah bahasa, wanita kafir pun bisa disebut "ahwat" karena artinya perempuan. ? begitupun panggilan "akhi", semua laki laki muslim bisa mendapatkan posisi itu, tidak hanya sekaliber jemaah tarbiyah saja.

:) wah jadi kepanjangan di pendahulluan nih, ...

Ikhwah wa ukhtifillah rohimakumullah.
Tapi dengan adanya serangan yg berbentuk pelecehan itu, sebetulnya bagus buat intropeksi.. Apakah kita memang bener bener "Akhwat/Ikhwan" seperti yg mereka bayangkan atau hanya numpang keren dengan style itu?

Berikut ini ada bahan INTROPEKSI yg menggigit dari eramuslim.com, especially buat yg merasa "aku adalah akhwat", ini penting. karena diakui atau tidak partner kalian adalah ikhwan ikhwan muda yg juga manusiawi, berhati lembut dan tersembunyi. apa yg tersembunyi dihati sang ikhwan ketika komunikasi dua arah terjadi kan tidak tahu. godaan syaiton itu lembut, dan saya akui sebagai, cowo/ikhwan muda yg beriman lemah ini sangat berpengaruh dan akan merobohkan dinding keikhlasan yg semula sudah terbangun..



sejujurnya, ana sendiri seneng dengan kata kata itu. tapi masalahnya ARAH perasaan senang itu kemana??kasihan kan, keikhlasan yg sudah menebal di dada sang 'ikhwan itu' tiba tiba melempuh dan bernilai ZERO dengan sms sms genit sang ahwat

8 Kriteria Akhwat Genits:

1. Sering menggunakan Kata-kata mesra yang ‘Islami’
Seringkali akhwat-akhwat genit melontarkan ‘kata-kata mesra’ kepada para ikhwan. Tentu saja kata-kata mesra mereka berbeda dengan gayanya orang berpacaran, namun mereka menggunakan gaya bahasa Islami.

“Jazakalloh yach akhi”

“Akh, antum bisa saja dech”

“Pak, jangan sampai telat makan lho, sesungguhnya Alloh menyukai hamba-Nya yang qowi”

“Kaifa haluk akhi, minta tausiah dunks…”

“Akh, besok syuro jam 9, jangan mpe telat lhoo..”

2. SMS tidak penting!
Biasanya akhwat-akhwat genit banyak beraksi lewat SMS. Karena aman, tidak ketahuan orang lain, bisa langsung dihapus. Ia sering SMS tidak penting, menanyakan kabar, mengecek shalat malam sang ikhwan, mengecek shaum sunnah, atau SMS hanya untuk mengatakan “Afwan…” atau “Jazakalloh”

3. Senang dilihat
Akhwat genit, senang sekali bila banyak dilihat oleh para ikhwan. Maka ia pun sering tampil di depan umum, sering mencari-cari perhatian para ikhwan, sering membuat sensasi-sensasi yang memancing perhatian para ikhwan dan suka berjalan melewati jalan yang terdapat para ikhwan berkumpul.

4. Banyak bercanda
Akhwat genit banyak bercanda dengan para ikhwan. Mereka pun saling tertawa tanpa takut terkena fitnah hati. Betapa banyak fitnah hati, VMJ, yang hanya berawal dari sebuah canda-mencandai.

5. Berpakaian yang mengundang pandangan
Mungkin ia memakai jilbab lebar, gamis, namun jilbab dan busana muslimah yang digunakannya dibuat sedemikian rupa agar menggoda pandangan para ikhwan. Warna yang mencolok, renda-renda, atau aksesoris lain yang membuat para pria jadi terpancing untuk memandang.

6. Tidak khawatir berikhtilat
Ada saat-saat dimana kita tidak bisa menghindari khalwat dan ikhtilat. Namun seharusnya saat berada pada kondisi tersebut seorang mu’min yang takut kepada Allah sepatutnya memiliki rasa khawatir berlama-lama di dalamnya. Bukan malah enjoy dan menikmatinya. Demikian si akhwat genit. Saat terjadi ihktilat akhwat genit tidak khawatir. Bukannya ingin cepat-cepat keluar dari kondisi tersebut, akhwat genit malah menikmatinya, berlama-lama, dan malah bercanda-ria dengan pada ikhwan laki-laki di sana.

7. Berbicara dengan nada
Maksudnya berbicara dengan intonasi kata yang bernada, mendayu, atau agak mendesah, atau dengan gaya agak kekanak-kanakan, atau dengan gaya manja, semua gaya bicara seperti ini dapat menimbulkan ‘bekas’ pada hati laki-laki yang mendengarnya. Dan ketahuilah wahai muslimah, hal ini dilarang oleh syariat. Allah SWT berfirman yang artinya: “Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab: 32) Para ulama meng-qiyaskan ‘merendahkan suara’ untuk semua gaya bicara yang juga dapat menimbulkan penyakit hati pada lelaki yang mendengarnya.

Maka mari sama-sama kita perbaiki diri. Kita tata lagi pergaulan kita dengan lawan jenis. Karena inilah yang telah diperintahkan oleh syariat. Dan tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu kebaikan. Dan tidaklah Allah melarang sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu keburukan. Dan sesungguhnya Rasulullah SAW telah mewasiatkan kepada ummatnya bahwa fitnah (cobaan) terbesar bagi kaum laki-laki adalah cobaan syahwat, yaitu yang berasal dari wanita: ”Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (HR. Muslim)

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al Hadiid: 22)

8. Jilbab Berponi Dan Jilbab Setengah Tiang
Mungkin temen-temen pada penasaran apaan sih jilbab berponi? itu tuh orang yang pake kerudung tapi ga pake daleman kerudung dan poninya dikeluarin, (gambarnya ga ada sih, lagian ntar malah bikin dosa para ikhwan Nyengir) malah ada yg poninya di cat merah jadi persis kaya anak kecil yg hobby maen layangan jd rambutnya merah, dan itu dengan sengaja diperlihatkan…

:) ahwat ahwat jangan manyun,
Jika kriteria diatas ada di diri antm, maka renungkanlah... Karena sang "Ikhwan" ataupun bahkan "sang murobbi" -pun manusia. Dan semua keturunan adam telah digariskan dalam Al-Hadith bahwa mereka memang tidak akan terlepas dari Zina..

"Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu.
(Hadis riwayat Abu Hurairah ra. dalam Shahih Muslim No.4801)

Akhirul kalam, salam penulis kepada ahwat ahwat yg baca, pesanku; bantulah kami, tolonglah "akhi-mu" ini terhindar dari hal hal itu. karena Dunia ini hanya sementara, sebelum kita di paksa masuk kedalam kubur dan melanjutkan kehidupan abadi diakhirat..