Sunday 14 October 2012

Sayangilah Anak Yatim


1. Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini. (HR. Bukhari)

Penjelasan:
(Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya).

2. Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah).


3. Aku dan seorang wanita yang pipinya kempot dan wajahnya pucat bersama-sama pada hari kiamat seperti ini (Nabi Saw menunjuk jari telunjuk dan jari tengah). Wanita itu ditinggal wafat suaminya dan tidak mau kawin lagi. Dia seorang yang berkedudukan terhormat dan cantik namun dia mengurung dirinya untuk menekuni asuhan anak-anaknya yang yatim sampai mereka kawin (berkeluarga dan berumah tangga) atau mereka wafat. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

4. Harta benda anak yatim tidak terkena zakat sampai dia baligh. (HR. Abu Ya'la dan Abu Hanifah).

5. Tidak disebut lagi anak yatim bila sudah baligh. (HR. Abu Hanifah).

6. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani).

7. Barangsiapa menjadi wali atas harta anak yatim hendaklah diperkembangkan (diperdagangkan) dan jangan dibiarkan harta itu susut karena dimakan sodaqoh (zakat). (HR. Al-Baihaqi).

Kenapa Allah Merahasiakan Kematian Manusia?

Kematian adalah rahasia Allah, rahasia yang menjadikan hidup ini lebih berwarna dan bermakna dengan segala turun naiknya ketakwaan kita, ketaatan kita dan ibadah kita.
DR. Aidh Al-Qarni dalam sebuah bukunya Cambuk Hati berkata bahwa, “Dunia adalah jembatan akhirat. Oleh karena itu, seberangilah ia dan janganlah Anda menjadikannya sebagai tujuan. Tidaklah berakal orang yang membangun gedung-gedung di atas jembatan”.
Ada beberapa alasan yang bisa kita ambil dari dirahasiakannya kematian itu:
1. AGAR KITA TIDAK CINTA DUNIA
DR. Aidh Al-Qarni dalam sebuah bukunya Cambuk Hati berkata bahwa, “Dunia adalah jembatan akhirat. Oleh karena itu, seberangilah ia dan janganlah Anda menjadikannya sebagai tujuan. Tidaklah berakal orang yang membangun gedung-gedung di atas jembatan”.
Al-Ghazali dalam bukunya Mutiara Ihya Ulumuddin menukil beberapa hadits mengenai masalah dunia diantaranya adalah:
Rasulullah SAW bersabda, “Dunia itu penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi orang kafir”.
Dan sabdanya pula, “Dunia itu terkutuk. Terkutuklah apa yang ada di dalamnya kecuali yang ditujukan kepada Allah.”
Abu Musa Al-Asy’ari berkata bahwa Raulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mencintai dunianya, niscaya ia akan membahayakan akhiratnya. Dan barangsiapa mencintai akhiratnya, niscaya ia akan membahayakan dunianya. Maka utamakanlah apa yang kekal daripada apa yang binasa.”
Intinya adalah agar kita tidak cinta pada sesuatu yang pasti tiada. Jangan sampai ada makhluk, benda, harta, jabatan yang menjadi penghalang kita dari Allah SWT.
2. AGAR KITA TIDAK MENUNDA AMAL
Kita tidak pernah tahu kapan kita akan mati. Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun, semua dirahasiakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kita jangan sampai menunda-nunda ibadah, dan semua amal perbuatan baik yang akan kita lakukan, tobat yang kita lakukan, maaf yang kita ucapkan.
Dan Syekh Ahmad Atailah juga memberikan tipsnya untuk mengatur waktu dalam kehidupan duniawi yang mana perlu diperhatikan hal-hal berikut:
- Utamakan kehidupan akhirat, dan jadikan hidup didunia sebagai jembatan menuju akhirat, dan jangan menunda waktu beramal.
- Berpaculah dengan waktu, karena apabila salah menggunakan waktu, maka waktu itu akan memenggal kita. Artinya terputus seseorang dengan waktu terputus pula amal selanjutnya.
- Mengejar dunia tidak akan ada habisnya, lepas satu datang pula lainnya. Amal yang tertunda karena habisnya waktu, akan melemahkan semangat untuk menjalankan ibadah. Akibatnya hilang pula wujud kita sebagai hamba Allah yang wajib beribadah.
- Pergiatlah waktu beramal sebelum tibanya waktu ajal.
- Perketat waktu ibadah sebelum datang waktu berserah.
- Jangan menunda amal bakti sebelum datang waktu mati.
- Aturlah waktu untuk beramal agar kelak tidak menyesal.
3. AGAR MENCEGAH MAKSIAT

Ibnu Bathal berkata: “Jihadnya seseorang atas dirinya adalah jihad yang lebih sempurna”.
Allah SWT berfirman, “Dan adapun orang yang takut pada kebesaran Tuhan-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya” (QS. An-Nazi’at (79): 40).
Jihad seseorang atas dirinya sendiri dapat berupa mencegah diri dari maksiat, mencegah diri dari apa yang syubhat dan mencegah diri dari memperbanyak syahwat (kesenangan) yang diperbolehkan karena ingin menikmatinya kelak diakhirat.
Meninggalkan maksiat adalah perjuangan, sedang keengganan meninggalkannya adalah pengingkaran. Maka, untuk menghindari maksiat, tidak lain dengan menemukan jalan keluarnya, dan satu-satunya jalan keluar adalah ketaatan dan menempatkan diri pada pergaulan yang dapat terhindar dari panggilan dan godaan hawa nafsu itu sendiri.
4. AGAR MENJADI ORANG YANG CERDAS

Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang merendahkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang bodoh adalah orang yang mengikuti diri pada hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan angan-angan kosong.”
Oleh karena itu, jadilah menjdi orang yang cerdas. Karena hanya orang yang cerdaslah yang tahu bagaimana mempersiapkan mati. Mereka tahu bagaimana merubah yang fana ini menjadi sesuatu yang kekal.
Misalnya, bagaimana caranya gaji yang fana ini bisa berubah menjadi kekal? Maka caranya adalah dengan mengeluarkan sebagian atau semuanya kalau memungkinkan dari gaji itu untuk tabungan akhiratnya. Dan ini merupakan investasi kita untuk masa depan kita juga.
Sahabat-sahabat sekalian, kematian adalah sesuatu hal yang misterius yang hanya Allah saja yang tahu. Tinggal bagaimana diri kita dalam mempersiapkan diri ini untuk menghadapi kematian yang akan mendatangi kita.

”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali Imran (3): 102)
Jangan pernah takut pada kematian tapi takutlah jika masih melakukan hal-hal yang akan memberatkan hisab setelah kematian.

Mengapa Saya Memutuskan Menikah Dengannya


Oleh Dewi, 25 Juni 2008 melalui Milist.
Ada beberapa hal yang membuat saya memutuskan menikah dengannya.
Terutama adalah kesiapannya bertanggung jawab secara moral, melindungi,
dan mengayomi, saya sebagai calon istrinya waktu itu.
Walaupun sebelum menikah, dia sempat mempertanyakan.
Mampukah saya menerima dia apa adanya?
Dengan status masih calon pegawai negeri sipil.
Yang gajinya hanya Rp. 450.000,-.
Mulanya saya ragu, karena saya yang terbiasa dibesarkan dari keluarga
yang selalu memanjakan saya, tidak bisa memasak, mencuci, membersihkan
rumah, pendeknya tidak bisa diajak hidup susah.
Jauh dari kreteria istri sempurna.
Mama yang wanita karier, memberikan pengasuhan lewat bantuan
pengasuh/pembantu yang kadang setiap bulan berganti-ganti.
Beliau mengajari saya bagaimana menjadi wanita yang tangguh dan mandiri,
namun lupa memberikan pelajaran berharga untuk menjadi wanita
sesungguhnya, yaitu wanita tempat bernaung suami, wanita yang mampu
memberikan ketenangan ketika suami berada dirumah.
Pendeknya saya perlu belajar bertahun-tahun untuk menjadi Isti ideal
termasuk Ibu yang baik bagi anak-anak saya.
Tapi saya dan suami yakin bahwa pernikahan dimanapun berada pasti
membutuhkan proses untuk beradaptasi.
Membutuhkan proses menuju bijaksana dan dewasa.
Yang penting masing-masing pasangan harus mau menerima kekuarangan dan
kelebihan pasangan masing-masing. (say that “Honey, Love me just the
way I am”).
Dan keyakinan untuk menikah dengan pasangannya, memprediksikan kemampuan
menjalani hidup bersamanya.
Itu yang paling penting.
Yah…keyakinan itu yang paling luar biasa, membawa kami berjuta-juta
lebih tabah dalam menghadapi semua cobaan.
Hebohnya….Awal Menikah!.
I am not to young to be married
Menikah di usia 22 tahun, lulus kuliah, langsung dilamar dan menikah 1
bulan kemudian :-D
Sama sekali diluar bayangan….mimpi aja kagak…hehehe.
Bahkan banyak teman, handai tolan, dan juga keluarga dekat yang
terkaget-kaget selalu kata mereka “Wes, Siap ta Wi?”
(sudah siapkah kamu Dewi?)
Saya selalu mengangguk mantab, demi melihat mata suami yang penuh
keyakinan tanpa basa-basi, maka saya memiliki keberanian lebih untuk
siap menanggung resiko apapun dalam pernikahan kami.
Karena hidup itu adalah konsekuensi dari pilihan,bukan?
Dan lagi yang namanya jodoh sudah didepan mata, maka tidak boleh
ditolak.
Lagi pula suami, orang yang saya kenal hanya 3 bulan-an lamanya, adalah
orang yang serius membina hubungan untuk langsung ke jenjang pernikahan.
Alhamdulillah.
Usia kitapun tidak terpaut jauh, dan untuk ukuran laki-laki mungkin dia
termasuk yang menikah muda, di usia 27 tahun.
Kata suami dia ingin mengikuti sunnah Rasul menikah di usia ke-27
hehehe…Ah.. nih…si E’mas.
Sedang saya, adalah makhluk imut, yang nekat juga hehehe.
Nekat karena berani menikah hanya dengan modal gaji suami yang
Rp. 450.000,- aja dan juga saya yang belum bekerja, karena habis lulus
langsung menikah.
Benar-benar kata kunci ajaib untuk pernikahan abad ke-21 !
Banyak yang mengkritik, meragukan, atau bahkan menghakimi.
Tapi kenyataannya pernikahan kami harus tetap dijalani.
Mantab seranjang dengannya
Menikah hari pertama hingga satu bulan adalah masa penuh kejutan.
Kebiasaan molor bangun pagi, tidak bisa memasak, membenahi rumah, dan
sebagainya membuat saya malu dan menangis.
Sempat jatuh sakit karena stress berat.
Tapi suami alhamdulillah bisa memahami.
Kelemahan saya menjadikan saya memiliki tekad, terus belajar dan terus
belajar.
Tidak hanya untuk pernikahan kami tapi juga untuk diri saya sendiri.
Toh, saya pada akhirnya akan menjadi calon ibu, itu yang ada dalam
pikiran saya.
Seminggu setelah menikah kami pindah dari rumah orang tua saya untuk
kerumah kami sendiri.
Sekalipun masih sangat berantakan, dan rumah itu juga hasil sumbangan
dari mertua, sementara mertua sudah pindah di rumah yang lainnya. ^_^
Menikah adalah untuk ibadah, benarkah ?
Jawabannya adalah iya.
Karena dalam pernikahan sangat dibutuhkan banyak kebijakan dan
keikhlasan untuk menjalani berbagai macam cobaan hidup berdua.
Benar-benar ibadah sepanjang masa.
Bila kita menikah maka kita harus menghadapi beberapa konsekuensi dari
pernikahan itu sendiri, mulai dari menjadi istri hingga menjadi seorang
ibu.
Persiapan menjadi seorang Ibu, tentu saja harus di dukung pasangan.
Cepat atau lambat keinginan untuk memperoleh keturunan juga merupakan
bahan pertimbangan bagi pasangan calon sebelum menikah.
Nah, pada pernikahan kami, sejak awal menikah kami memang tidak pernah
menunda-nunda memiliki momongan, walaupun keadaan ekonomi sedang
gonjang-ganjing hehehe.
Kami termasuk pasangan yang mempercayai, rejeki adalah Allah yang
mengatur, dan setiap anak membawa rejekinya masing-masing.
Jadi di hari pertama menikah saya menyatakan mantab seranjang dengannya
hehehehe (;-) )
Gaji 450 Ribu, Cukupkah?
Pertama kali, menerima gaji suami ditangan, selalu disertai dengan
cucuran air mata haru.
Melihatnya tersenyum bangga, memeberikan amplop yang ada ditangannya,
yang walaupun untuk makanpun masih harus sibuk memutar otak “gali
lubang tutup lubang
Respon pertama adalah kaget, tapi segera menahannya demi melihat
ketulusan dan keikhlasan suami.
Yah, saya harus Ikhlas menikah dengan suami yang hanya bergaji Rp.
450.000,- sebulan, dan entah untuk beberapa lama lagi.
Memahami dan menikmati arti perjuangan panjang mahligai rumah tangga
kami.
Menghargai tetes keringat yang benar-benar dia usahakan untuk
kepentingan kehidupan kami berdua.
Terima kasih sayang……..!.
Begitupun satu bulan, otak masih tertatih-tatih berpikir, bagaimana cara
menambah penghasilan, hingga ide cermelang muncul dibenak satu bulan
kemudian, untuk mencoba kreatifitas, membongkar, gudang pakaian,
mengumpulkan baju yang masih cukup bagus, memangkasnya disana-sini,
membuat sketsa mode baju, dan kemudian memodifikasi dengan berbagai
aksen yang sedang trend saat ini.
Membungkusnya dan menelpon beberapa teman, saudara, bahkan tetangga
untuk main kerumah.
Nekat !, gila !, mengenakan rancangan sendiri, sambil memamerkan hasil
karya, yang sebagian digantung rapi di tempat jemuran yang saya beli
murah hanya Rp.65.000,- pada pedagang kaki lima yang kebetulan lewat
didepan rumah.
Baju-baju yang digantung, saya masukkan dalam plastik tipis, tempat
baju, dan sebagian sisanya dilipat rapi dimasukkan dalam plastik, dan
diberi bandrol “Second Keren”.
Alahmdulillah banyak yang suka, dagangan yang hampir tanpa modal ini
alias modal tipis, laris manis bak kacang goreng.
Banyak pesanan membuat saya makin kewalahan dan blusukan di pasar-pasar
baju second dari luar yang kira-kira masih bisa saya modifikasi lagi.
Dari sini, saya bisa menggaji satu pembantu dan satu orang baby sister
untuk anak, bahkan bisa mencicil membangun tempat kos di lahan luas
belakang rumah kami.
Percayalah pernikahan yang diniatkan untuk ibadah, tidak akan pernah
sesulit yang kita bayangkan.
Soal gaji atau rejeki serahkan pada Allah SWT.
Jadi salahkan jika saya katakan gaji itu dari Allah.
Selama manusia berusaha, sabar, dan berdoa, apa sih janji Allah yang
diingkari-Nya? .
Tidak ada satupun.
Allah selalu ada untuk memenuhi janji-janjinya kapada Makhluk-Nya.
Rasa syukur selalu terpanjat, karena hingga detik ini saya sudah mampu
memasukkan anak ke sekolah terbaik, memberikan gizi terbaik, dan hidup
penuh limpahan rahmat dan kasih sayang Allah.
Diberikan suami terbaik, anak-anak terbaik, juga tetangga, dan
teman-teman yang luar biasa baik.
Keberuntungan saya walaupun kecil dimata orang yang melihat hidup dari
segi materi saja, tetap tidak pernah membuat saya lupa mengucap syukur
kepada-Nya.
Demi melihat banyak orang-orang yang lebih menderita, lebih susah, lebih
berat perjuangannya dibanding saya, termasuk kedua orang tua saya.
Jika ditanya arti menikah menurut saya adalah Perjuangan tanpa akhir
dengan ibadah sepanjang masa.

Naungan Allah ketika Hari Akhir


Bismillah.
Hari kiamat adalah hari dimana alam semesta dihancur leburkan oleh Allah. Api, air, angin, batu… Semua benda menjadi senjata Allah untuk meluluhlantakkan alam semesta. Setelah itu manusia dikumpulkan di padang Mahsyar untuk kemudian dihisab amal perbuatannya dan ditentukan tempat kembalinya yaitu surga atau neraka. Tidak ada lagi tempat bernaung kecuali naungan-Nya dan hanya ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah pada saat itu.
Dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya bertemu dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk berzina), tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”, seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya.” (HR Bukhari)
Tujuh golongan itu adalah:
1. Imam yang adil. Seorang pemimpin dambaan umat yang mengutamakan kepentingan umatnya daripada dirinya sendiri. Seorang pemimpin yang memerintah dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadits.
2. Pemuda yang senantiasa berusaha mendekatkan diri pada Allah SWT.
3. Hamba Allah yang hatinya senang berada di masjid dan selalu sholat berjamaah di masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Bertemu karena Allah, berpisah karena Allah. Saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
5. Laki-laki yang dirayu dan digoda oleh wanita cantik dan kaya, tetapi menjawab dengan perkataan “aku takut kepada Allah”. Seorang manusia biasa yang juga memiliki keinginan untuk bermaksiat, namun rasa takutnya pada Allah telah mengalahkan keinginannya untuk bermaksiat. Laki-laki yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa sehingga mampu menahan hawa nafsunya.
6. Seseorang yang bersedekah dengan ikhlas dan hanya mengharapkan ridha-Nya.
7. Hamba Allah yang mengingat Allah dalam kesendirian kemudian menangis. Hamba Allah yang menangis karena selalu mengharapkan ridha-Nya dan takut akan azab Allah. Hamba Allah yang menangis karena dosa-dosa dan kekhilafan yang diperbuatnya.
Subhanallah.. Tujuh golongan itu.. Semoga kita termasuk dalam golongan tersebut. Amiin.
Wallahua’lam bisshawab.

Simpati Karena Amal Ibadah


Bismillah.
Prolognya adalah sebuah kisah dari seorang ikhwan yang sekarang sudah berkeluarga :
Pernah ada seorang ikhwan ikut prajabatan CPNS. Dan saat tsb juga diikuti oleh CPNS yang lain, ada yang laki ada pula wanita. Semuanya menginap dalam sebuah tempat diklat yang sama. Sering pula terjadi rasa kecocokan dan ketertarikan diantara para peserta yang mengakibatkan adanya pasangan yang menikah setelah selesai prajabatan.
Kebetulan ikhwan yang satu ini emang tingkahnya ngocol dan slebor. Cuek dan nyantai aja, juga kerjanya ngegodain akhwat (suka tebar pesona). Padahal mah si ikhwan kaga ada gantengnya pisan euy. Tingkahnya slebor, cuek, rada bergajul, kaga cakep pula. Tapi herannya saat prajabatan CPNS itu bisa sampai ada 4 akhwat kena serangan ketertarikan gara-gara si ikhwan.
Salah satu akhwat tsb adalah seorang aktivis tarbiyah dan aktivis masjid di kantor, dimana akhwat tsb banyak mendapat tawaran ta’aruf dari para ikhwan lain namun selalu ditolak secara halus. Terang aja hal ini membuat “geger”.
Dan si akhwat yang aktivis ini punya teman seorang ikhwan yang juga aktivis tarbiyah dan masjid. Dimana ikhwan ini pernah menawarkan 3 orang ikhwan untuk berta’aruf dengan si akhwat namun ditolak semua dengan halus.
Si ikhwan yang aktivis masjid ini menemui ikhwan penyebab ketertarikan tadi dan coba mengukur kapasitas pengetahuan keagamaannya. Namun dalam dialog yg didapatkan malah jawaban2 aneh dari ikhwan penyebab ketertarikan. Ikhwan aktivis makin heran, “Kok bisa akhwat temanku kesengsem sama pria tengil macam begini??”.
Akhirnya para akhwat lain yang ikut coba menyelidiki penyebab ketertarikan . Mereka curiga jangan2 ke-4 akhwat tsb mengalami gangguan pada matanya, sehingga ga bisa melihat jelas si ikhwan yang slebor ini.
Ketika saat penyelidikan dimulai, ternyata semua keempat akhwat tsb menjawab dengan alasan yang sama. Dn jawaban si akhwat aktivis masjid lah yang paling mewakili semuanya. Si akhwat bercerita bahwa ikhwan tsb emang kalo sepintas saat diamati ketika berinteraksi dalam lingkungan memang terlihat slebor, jahil, dan ngocol. Ga ada tampang alimnya sama sekali. Tapi saat malam pernah si akhwat sedang terbangun karena ingin sholat tahajjud, dia menuju kamar mandi untuk berwudhu sambil melintasi kamar si ikhwan.
Kebetulan ikhwan tsb memang tinggal sendiri di kamar tsb, tanpa ada pasangan (teman sekamar) seperti peserta prajabatan lainnya. dan saat melintas di depan kamar si ikhwan, terlihat lampu kamar menyala dan terdengar lantunan ayat suci Al Quran disertai suara tangis sesenggukan. Nampaknya si ikhwan sedang tadarus.
Si akhwat berhenti sejenak mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran yang walau tidak merdu, namun karena diucapkan dengan penuh kesungguhan hati dan tumpahan rasa haru, membuat dinding hati si akhwat jadi bergetar. Sekembalinya dari kamar mandi yang terdengar adalah lantunan dzikir yang sendu, syahdu, dan penuh dengan emosi cinta yang meluap. Terkadang lantunan yang terdengar berupa shalawat.
Si akhwat pun kembali ke kamarnya sambil membawa sebuah rasa yang tertinggal. Pada saat menjelang subuh, seorang akhwat lain juga terbangun menuju kamar mandi dan mendengar hal yang sama. Lantunan itu baru berhenti saat azan subuh berkumandang. Keempat akhwat tsb semuanya pernah mengalami hal tsb selama prajabatan tanpa satupun pernah berpapasan di depan kamar si ikhwan.
Bahkan sampai akhirnya si akhwat aktivis masjid pun memberanikan diri untuk mengajak ta’aruf si ikhwan.
Si ikhwan yang ga tau kalo kebiasaan tengah malamnya sudah diketahui oleh akhwat tsb sempat terbengong2 dan lalu menjawab dengan santai bin ngocol. Dia bilang mungkin si akhwat terlalu terburu-buru dan salah lihat orang, sebab si ikhwan merasa ga ada hal lebih dari dirinya.
“Saya ini brengsek iya, dan jelas ga ada alim2nya sama sekali. Apalagi soal tampang, hancur lebur begini. Apa ukhti ga salah pilih orang untuk jadi imam? Ntar kalo salah pilih mah bisa fatal tuh.” kata si ikhwan.
Si akhwat menjawab dengan tenang “Ana yakin akhi cuma pura2 saja bergajulan. Ana tau kok kebiasaan akhi tengah malam. Saat dimana semua orang asyik tidur, akhi malah asyik masyuk berduaan dengan Allah” Si ikhwan berlagak pilon dan bilang “kebiasaan apa nih ukhti ? pasti deh salah orang. Saya cuma tidur kalo malem”.
Namun si ukhti membalas cepat “Udah deh, akhi ga usah menghindar dan pura2. apa mau jadi seorang pendusta??” Diam deh si ikhwan ga berani ngebohong lagi.
Mendengar hasil penuturan si akhwat aktivis masjid, para akhwat lain cuma bengong berjama’ah… Masa iya ada pria bergajulan wal slebor di luarnya dan kemana2 selalu senang make jeans dan jaket ketimbang baju koko, tapi tahajjudnya tiap malem ga putus2.
Wallahu a‘lam bishshowab.